Pagi-pagi sekali Marcus sudah membangunkan ku. Aku cemberut karena pesawat kami take-off pukul sebelas siang dan astaga ini baru jam setengah enam, semalam kami pulang pukul sebelas malam. Apa dia tidak tahu aku butuh istirahat.
Saat aku keluar dari kamar aku terkejut melihat Ahra, Williams dan Shopie berada di ruang tengah. Semua orang sibuk mengemas beberapa barang dan makanan. Marcus baru keluar dari kamarnya dan membawa koper.
“Noona, jangan membawa sesuatu terlalu banyak.” Marcus memperingatkan sesuatu kepada kakaknya.
“Aku hanya membawa makanan khas Korea” sekarang Ahra sudah selesai mengemas makanan di bantu suaminya.
Aku bingung. Apa kami akan naik pesawat sepagi ini? “Apakah kita pulang sekarang?” tanya ku kepada Marcus.
“Kita akan kesuatu tempat dulu menggunakan taxi, dan jadwal penerbangan kita tetap. Ambil sana barang-barang mu.” jawab Marcus sembari dia menghampiriku.
“Suatu tempat?”
“Jangan pura-pura bodoh Ana. Dia mengajak mu berkencan.”Sofie menyahut sambil meminum susu coklatnya.
“Jangan mengatai pacar ku bodoh.” Kemudian Marcus berjalan menuju shofie, sesaat kemudiaan Marcus mengambil susu coklat shopie dan kontan saja sofie langsung memukul perut Marcus protes karena mengambil susunya.
Marcus pura-pura meringis. Lalu dia memeluk shofie. “Hei datanglah ke London saat liburan. Oke? Aku akan mengajakmu jalan-jalan.” Dengan gemas Marcus mencubit pipi Shofie.
“Oke. Aku akan menghabiskan uang di dompet mu membeli banyak makanan dan mainan.” Shofie membalas pelukan Marcus. Lama mereka berpelukan kemudian suaranya bergetar menahan tangis.
“Hei cantik, jangan menangis. Aku tau aku paman kesayanganmu, aku berjanji akan menelpon mu dengan panggilan vidio.” Marcus menatap Shofie dengan tatapan sayang.
Shofie mulai terisak. “Aku lebih suka kau mengirimi hadiah yang banyak dari pada menelpon ku dengan panggilan vidio. Wajah mu jelek aku tidak suka melihatnya.” Shofie mulai menangis tersedu-sedu di bahu Marcus. Sedangkan Marcus hanya tersenyum sambil mengusap punggung Shofie. “Aku mencintaimu, datang kesini lagi. Aku tiak suka makanan, dan wajah mu sangat tampan.” Shofie bergumam dalam tangisnya. Aku tau dia tidak ingin berpisah. Astaga pasti mereka sangat dekat sekali. Aku menyaksikannya dengan haru. Marcus melepaskan pelukannya dan beralih ke kakak perempuannya. Ahra juga menangis memeluk adik laki-lakinya yang jangkung itu.
“Maaf merepotkan mu.” Marcus bergumam.
Ahra menggelengkan kepalanya dan memeluk lebih erat. “Tidak, aku suka merawat keluarga ku, adik laki-laki ku yang dulunya sangat keras kepala sekarang semakin tumbuh dewasa.”
Marcus terkekeh. “Noona, tidak bisakah kau melihat ? Aku sudah berubah sekarang. Aku mencintaimu. Jaga diri mu dan keponakan ku. Belikan dia mainan yang banyak” Marcus menepuk-nepuk pundak Ahra, menenangkannya. Ahra semakin terisak tidak kuasa menahan tangisannya.
“Oh Will terimakasih. Kau menjaga kakak perempuan ku yang cerewet dan keponakan ku yang cantik itu.”
“Ya aku mencintai mereka. Datanglah lagi kesini Marcus. Dan jangan menjadi keras kepala lagi.” Williams melepas pelukan nya dan menepuk pelan pundak marcus.
Aku menyaksikan ini semua dengan haru. Ahra memelukku. Mengatakan dia mencintai ku dan dia bilang marcus adalah pria baik. Aku memerah semua orang sudah tahu hubungan ku dengan Marcus. Shofie juga memelukku dan mengatakan dia menyukai ku. Begitu juga Will mengucapkan sampai jumpa.
“Mana barang mu Ana?” Marcus bertanya pada ku.
Aku langsung teringat dia tadi menyuruh ku mengambil barang-barang ku. “Oh tunggu sebentar aku sudah mengemas nya semalam, sekarang hanya mengambil saja.” Aku langsung bergegas menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Confession
RomanceTak bisakah kau berkata jujur? dengan begitu semua akan baik-baik saja. Aku tidak menyesal dengan apa yang sudah terjadi tetapi bisakah masa itu kembali terulang?