Bab 2

44 2 0
                                    

Besoknya aku terbangun saat matahari belum terlihat.
Aku berencana untuk bangun lebih pagi dari biasanya.
aku merasa sangat bersemangat akhir-akhir ini. Saat
membuka mata, aku mengangkat tangan keatas
setinggi-tingginya dan menghela nafas panjang,
tersenyum senang, tidurku sangat nyenyak. Turun dari
ranjang melakukan rutinitas pagi ku, bersiap-siap
bekerja dan rutinitas tambahan adalah membangunkan
alice dari tidurnya. Aku membuka pintu kamarnya
tapi tidak ada alice. Kemana dia? aku berfikir dan
menepuk jidat ku. Lupa! Jelas-jelas dia semalam
mengirimi ku pesan tidak pulang malam ini karena dia
ada jadwal pemotretan di Hyde Park dan West End.
aku memutuskan untuk menutup pintu kamarnya.
Aku merasa lapar dan sebaiknya sebelum melakukan
aktivitas perutku harus disi sesuatu dulu.
Menggerakkan kakiku ke arah kulkas dan mencari-
cari sesuatu yang bisa dimakan, aku tidak suka
memasak! Ada sereal dan sekotak susu vanilla, ini
adalah stock wajib dikulkas kami, aku mengambilnya
dan menutup kulkas menggunakan kakiku. Wajah ku
berseri-seri menikmati sarapan yang ada di depan ku.
Lalu aku mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan.
Sepi. Aku memejamkan mata untuk menengkan pikiran
tidak nyaman, sungguh aku benci saat sendirian. Aku
menggelengkan kepala dan memutuskan untuk makan
dengan cepat dan langsung berangkat ke kantor.
++
Sekali lagi wajah ku berseri-seri, memasuki kantor
yang masih sepi karena ini masih tiga puluh menit
sebelum jam kerja dimulai. Sungguh aku merasa
semangat hari ini. Aku memutuskan menuju cafeteria
yang sudah buka. Aku membeli dua cangkir kertas
kopi. Aku menyeringai, membeli dua kopi karena aku
sudah punya rencana dengan itu. Menuju ruangan tim
ku masuk kedalam kantor itu, tidak banyak orang,
tatapan ku fokus kearah seorang pria yang sedang
serius dengan komputer dihadapannya. Tidak tahu ini
sebuah kebetulan atau tidak tapi kami bertemu saat
masih pagi seperti ini. Aku menuju mejanya dan
menaruh secangkir kopi yang baru kubeli. “Selamat
pagi..” kataku sedikit canggung.
Dia diam, alis nya terangkat menatap bingung kopi
itu. “Pagi… ini untukku?” akupun menganguk. Dia
masih bingung tetapi akhirnya meminum kopi itu.
“Mm enak.. terimakasih, ini sesuai seleraku.”
Tambahnya lagi sambil tersenyum. Aku bernafas lega
saat dia menunjukan ekspresi kehangatannya. Awal
yang bagus untuk sebuah perkenalan pikirku.
Bagus, dia orang yang ramah, aku menyukai orang
yang ramah. “Aku senang kau menyukai itu, kemarin
aku melihat mu sebelum jam makan siang tiba, tapi
aku tidak tahu kau orang baru yang bergabung di
tim kami. Aku belum sempat mengucapkan selamat
bergabung dan kita juga belum memperkenalkan diri
satu sama lain karena kau tidak kembali kekantor
saat kau keluar jam makan siang” Aku merespon
dengan sangat ramah.
“Ya dan aku sudah tahu kau, Miss Ana Sokolova
selamat untuk datang kembali ke tim ini, semoga kau
terus diberi kesehatan.” Dia tau namaku, tentu saja
sebagian pekerjaan ku di kerjakan dia dan sisanya di
bagi ke partner yang lainnya. Aku juga sudah tau
namanya. Marcus Cho! Namanya sama dengan senior
ku dulu.
“Ya dan kau Mr Marcus Cho, kau bergabung di tim
yang tepat dan aku yakin kita akan menjadi tim
yang hebat.” aku menjawab sambil berjalan menuju
tempat dudukku yang berhadapan dengan tempatnya.
Ini menyenangkan, kantor ku berbeda, ini suasana
baru. Tidak lama kemudian keadaan kantor sudah
menjadi ramai, pekerja sudah berdatangan dan saling
sapa. Kemudian semua sudah mulai tenggelam dengan
pekerjaan masing-masing.
Pekerjaan ku sudah hampir selesai untuk hari ini.
aku hanya perlu mengecek ulang kembali. Setelah
semuanya selesai dan sempurna, aku tinggal mengirim
hasil akhir ke bos ku melalu email. Seorang wanita
mendekatiku, bertubuh tinggi, berambut pirang dia
orang spanyol, Rosse namanya. “Miss Ana dan Mr
Marcus kalian dipanggil Mr Rick ke ruangannya” Kata
Rosse.
Mr Rick adalah bos ku. Marcus yang namanya
disebut-sebut ikut melihat ke arah wanita berambut
pirang ini. keningnya berkerut tanda dia sedang
kebingungan, dan ekspresinya sungguh membuatku
ingin tertawa. Itu lucu. “Baiklah aku akan kesana,
terimakasih Rosse” aku berbicara pada si rambut
pirang. Dia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar
ruangan ini.
Aku memutarkan kepala melihat kearah Marcus. Dan
dia sedang melihat ku juga. Kami tidak perlu berkata
apapun karena kami sudah mengerti apa yang harus
dilakukan untuk saat ini. kami berdua berjalan menuju
ruangan bos ku. Jantung ku berdebar. Ada apa aku
dipanggil, apa aku melakukan kesalahan? Tidak. Belum
sampai seminggu aku berkerja dan seingatku aku
melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Atau bos ku
mau memecatku karena aku tidak masuk hampir
sebulan. Kinerja ku menurun. Ya mungkin itu. Atau…??
Tunggu dulu bagaimana dengan marcus? Kenapa dia
juga dipanggil. Tidak ada yang salah dengannya, dia
pintar, cerdas, cepat, pekerjaannya luar biasa, itu yang
dikatakan partner-partnerku, aku melirik kearahnya
yang berjalan disampingku, aku fikir dia tinggi,
berkulit putih, mata birunya terlihat sangat indah,
rambutnya cokelat emas, menarik, menawan dan…
tunggu dulu mengapa pemikiranku kearah sana.
Jantung ke berdetak lebih cepat. Aku menekan dada
ku. Ada apa ini? mengapa aku merasa terkena
serangan jantung. Ya tuhannn. Aku menggelengkan
kepala ku menepis pemikiran itu. Tidak mungkin. Ana
berhenti memikirkan sesuatu hal seperti itu! Bentak ku
pada diri sendiri.
Saat ini aku berada diruangan Mr Rick Edswand C.
CEO perusahaan ini. dia bos ku yang sangat tampan,
dingin, kaku, dan peka, satu lagi dia muda. Usianya
baru menginjak umur 40 dan belum menikah, itu
sangat luar biasa. Dia juga memiliki mata berwarna
biru. Itu sanggat indah dan mempesona. Ada apa pria
dan mata berwarna biru?
“Duduklah Miss Ana Sokolova dan Mr Marcus Cho, ada
beberapa hal yang ingin aku sampaikan” kami
melakukan apa yang CEO katakan. Duduk di sofa
putih yang sangat nyaman. Mr Rick membuka amplop
coklat yang ada di meja dan menyerahkan isinya
pada kami berdua. Aku dan marcus membaca isi
amplop itu memahami isinya, kening ku berkerut, ini
adalah sebuah proyek kerjasama dengan perusahaan
Dongkuk Steel Mill Co, LTD yang berada di Korea
Selatan. Proyek membangun cabang hotel.
“Aku mengutus kalian untuk pergi dan menangani
pekerjaan yang ada disana, kalian akan berangkat
lusa. Ini proyek besar dan kalian berdua harus
melakukan perkajaan ini dengan sempurna tanpa cacat.”
Mr Rick berbicara degan wibawanya. Kami membahas
itu dengan serius. Semua diarahkan agar mengenai
sasaran dengan tepat. Bos ku benar-benar
menginginkan pekerjaan selesai dengan sempurna. Aku
mengerti apa yang bos ku katakan dan kurasa
cukup. Aku dan marcus akan keluar dari ruangan ini.
tiba-tiba bos ku menahan marcus, dan menyuruhnya
untuk tetap berada di ruangannya. Aku menganggukan
kepalaku dengan hormat dan keluar dari ruangannya.
Dan pada akhirnya aku berjalan sendirian menuju
arah ruangan timku. Sedikit kesal. Sudah ku bilang
aku benci sendirian.
++
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam ketika aku
sampai dirumah. Alice sedang mengerjakan sesuatu
diruangan depan tv dengan keadaan tv tetap mati, ia
menatap fokus kearah laptop, aku mengucapkan hai
dan dia langsung menyuruh ku makan, aku
mengiyakan dan mengatakan akan mandi dulu.
Selesai makan, aku masuk kembali kekamar ku,
merebahkan tubuhku di atas kasur yang nyaman,
menatap langit-langit kamar, dan memikirkan aktivitas
besok. Ya besok aku berangkat ke Seoul, merasa
cemas dan gelisah, ada apa ini? Aku sudah berkali-
kali ditugaskan diluar kota atau negara, tetapi yang
berkali-kali itu aku biasanya bersama Sarah. Tapi
kali ini, aku bersama seorang pria. Marcus Cho. Hei
tunggu, apa yang aku cemaskan? Kami hanya rekan
kerja, lalu apa yang membuat ku cemas? Aku juga
tidak mengerti. Aku menggelengkan kepalaku, membalik
tubuh, dan memeluk gulingku dengan nyaman. Tidur
ana! Aku memarahi diriku sendiri. Aku harus bangun
pagi dan harus dalam keadaan segar.

One ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang