──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Selamat membaca 🤍
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Raya berjalan menuruni tangga yang menghubungkan antara lantai tiga dan dua. Untuk pergi ke toilet yang ada di lantai dua. Jadi ia harus bolak-balik turun.
Namun baru beberapa menuruni anak tangga, ia merasakan ada seseorang yang tengah memperhatikannya dari belakang. Ia pun membalikkan tubuhnya ke belakang. Namun tidak ada orang.
"Cuma perasaan gue doang mungkin" ucapnya kepada diri sendiri. Dan mulai melanjutkan langkahnya kembali. Namun langkah harus terhenti lagi, karena suara getaran ponsel yang ada di saku roknya.
"Daniel?" Gumam raya, karena mengetahui siapa yang menghubunginya.
Buru-buru raya langsung menggeser ikon berwana hijau.
"Kenapa Niel?" Tanya raya tanpa basa-basi.
"Lo dimana?" Terdengar suara seseorang di seberang sana.
"Masih di sekolah, kenapa?"
"Lo mau ikut ke rumah sakitkan? Jengukin vika?"
"Hm, gue bakal kesana, buat ngomong sesuatu yang penting sama kakanya, perihal kecelakaan Vika malam itu" ujar raya. Seraya berjalan menuruni tangga.
"Oke, kalau gitu gue juga udah di jalan mau balik ke Jakarta"
"Yaudah, hati-hati Lo "
"Yoi, yaudah yah gue tutup dulu "
"Iya-iya"
Raya langsung memutuskan sambungan teleponnya duluan. Dan kembali memasukan ponselnya kembali kedalam saku roknya.
"Kebelet banget" ujar raya tak sabaran, dan langsung masuk kedalam toilet perempuan.
Sepuluh menit berlalu raya, keluar dari bilik kamar mandi, dan berdiri di depan wastafel seraya membenarkan rambutnya. Dan langsung berjalan keluar dari toilet.
Tanpa ia sadari sedari tadi ada yang tengah memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh. Bahkan orang tersebut tersenyum penuh arti. Dan langsung berjalan menjauh meninggalkan tempat persembunyiannya agar tidak ketahuan.
Anya melirik ke arah bangku Vika yang berada di sampingnya. Rasanya sepi, ketika tidak ada Vika. Tidak melihat senyum yang selalu terpampang di bibirnya.
Candaan lucu,serta tingkah jail yang membuatnya harus ekstra sabar. Menghadapi tingkah laku sahabatnya itu.
Sama halnya Tobi dan juga Marko, keduanya menatap bangku milik Vika dengan sedih.
"Gue kangen sama neng vika " ujar Tobi membuat Marko mengangguk.
"Gue juga..." Sahut Marko.
Brak!!
Pintu di buka dengan kasar, membuat beberapa siswa disana terkejut termasuk Anya, Marko dan juga Tobi. Untung saja bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu, jadi tidak ada guru.
semuanya menatap ke arah pintu, dimana adanya seorang cowok yang tengah tersenyum ke arah mereka. Siapa lagi kalau bukan Akbar dan jangan lupakan sahabat-sahabatnya yang tengah berdiri di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKGIRL CENDANA ( TAMAT)
Teen FictionCERITA FAKGIRL VS GOOD BOY GANTI JUDUL JADI FAKGIRL CENDANA [ PERBIASAKAN UNTUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] Vika Anggika Queenzeina Elbaraq. Atau yang bisanya di panggil Vika. Gadis yang cantik dan baik hati itu. Membuat siapa saja ingin sekali...