2 - Door to the Past

890 85 0
                                    

Sebelum aku bertemu denganmu, aku tidak tahu bahwa dunia yang ku tempati secerah ini.


"Kay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kay...."

"Kayla, Udah pagi, ayo kita harus siap-siap." Ucap Melisa membangunkan sahabatnya itu.

"Kay, bangun ih." Melisa membuka selimut yang menutupi tubuh gadis itu, dan berusaha menarik-narik pelan lengan Kayla.

Kayla menguap. Ia merasa terusik dalam tidur nyenyak nya.

"10 menit lagi, please," pinta Kayla.

Kayla berusaha menarik kembali selimut hingga ke hidungnya tapi kembali di tarik oleh Melisa.

"Gak, Gak ada. Mandi, entar ngantuknya juga ilang. Eh bentar... OMG YA TUHANNNN MATA LO KENAPA KAY?!" Melisa histeris melihat mata Kayla yang bengkak, juga lingkaran hitam besar di kantung mata Kayla. Benar-benar tebal dan besar.

Tentu saja, Kayla menangis sepanjang malam karena film yang ia tonton tadi malam. Gadis itu menangis lumayan lama hingga tidak sadar kapan ia tertidur. Kayla sangat mengantuk sekarang dan tubuhnya tidak bisa diajak kompromi. Melisa melihat naskah acara didekat Kayla. Apakah jangan-jangan Kayla mempelajari tentang sejarah G30S/PKI sepanjang malam?

"Jangan bilang tadi malam lo gak tidur? Astaga.. Kay lo ada pemotretan pagi ini. Lo mau bunuh gue perlahan apa," Melisa merasa frustasi sendiri. Bukan kali pertama Kayla seperti ini. Sahabatnya ini memang sering berulah. Kali ini lihatlah mata bengkak sahabatnya ini, juga mata pandanya. Kalau mata panda masih bisa ditutup dengan counsiler, tapi bengkaknya?

Melisa segera keluar kamar dan buru-buru mengambil es batu dari dalam kulkas. Tidak lupa handuk mandi untuk mengompres mata bengkak Kayla. Sedangkan Kayla kembali tidur tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Kay, please, bangun. Lo gak mau mati muda kan? Kalo kontrak pemotretan ini dibatalin kita harus ganti rugi 1 miliar Kay..." rengek Melisa. Pemotretan ini memang penting, Kayla dipercaya menjadi bintang iklan sekaligus brand ambassador sebuah produk kecantikan. Mereka juga sudah tanda tangan kontrak, sehingga tidak mungkin diundur atau dibatalkan.

Kayla mau tidak mau bangun. Nyawanya masih melayang-layang saat dinginnya es batu dikompreskan ke matanya. 

"Ga ada yang lebih gede lagi nih handuknya?" sarkas Kayla. Melisa ini benar-benar, saking paniknya ia mengompres Kayla dengan handuk mandi. Melisa tidak mempedulikannya, ia sibuk mengompres mata Kayla.

Melisa menarik pelan Kayla ke kamar mandi dan bersiap dengan cepat. Kurang dari satu jam, kedua sahabat itu telah siap. Melisa mengendarai mobil sementara Kayla masih sibuk mengompres matanya.

Drrrrrt....drrrrrt....drrrrrt

Hp Kayla bergetar. Kayla tersenyum membaca nama si penelfon, Paman Ganteng Sedunia.

"Assalamu'alaikum La," ucap seseorang di seberang sana. Pamannya itu terbiasa memanggilnya dengan nama Lala, nama kesayangan.

"Wa'alaikumsalam Paman ganteng sedunia. Ada apa paman?"

Terdengar tawa di seberang sana, "Ndak apa-apa, paman Cuma mau mengingatkan. Besok tanggal peringatan kematian nenek mu. Kamu datang kesini toh?" Paman Puji adalah kakak dari ibu Kayla. Pamannya itu pastilah menyuruhnya pulang ke Medan untuk memperingati kematian neneknya. Keluarga neneknya sebenarnya adalah orang Jawa yang tinggal di Medan, karena itu logat pamannya terdengar medok

"Lala ga bisa paman. Besok Lala keluar kota. Tapi Lala janji, lusa pasti pulang ke Medan. Lala kangen sama paman."

"Yo wes kalau begitu. Paman ngerti. Jaga kesehatan yo ndok, jangan sampai sakit. Paman sama Bibi mu juga kangen berat. Yowes Paman tutup ya ndok, Bibi mu minta antar ke pasar."

"Iya paman. Salam buat bibi."

Kayla tersenyum. Jika bukan karena jadwalnya yang padat, rasanya ia ingin sekarang juga berangkat ke Medan. Ia rindu dengan semua hal disana. Ia rindu neneknya. Kayla tumbuh dengan hangat peluk neneknya itu.

******

"Satu, dua, tiga, good job Kay. Agak miring ke kiri sedikit, tahan. Ya, perfect," sang fotografer terus membidik kameranya pada Kayla. Gadis itu berpose dengan gaya close-up. Riasannya natural, hanya menonjulkan kecantikan alami gadis itu. Ia menghembuskan napas berkali-kali. Kayla lelah. Tapi hal itu tidak mengurangi sedikitpun kecantikan Kayla dalam pemotretan kali ini.

Waktu menunjukkan jam makan siang dan pemotretan sudah selesai. Kayla sungguh butuh tidur sekarang. Masih ada waktu sekitar 2 jam sebelum agendanya selanjutnya. Kayla senang, ia bisa istirahat sejenak.

Sejak awal pemotretan pagi tadi sebenarnya Kayla tidak fokus. Kayla masih teringat kisah tentang peristiwa 30 September di tahun 1965. Pikirannya seolah melayang ke tahun tersebut. Hanya raganya yang ada ditempat sedangkan jiwanya tidak. Untungnya, pemotretan hari ini berjalan lancar. Melisa sedang bicara dengan fotografer dan melihat-lihat hasil foto. Pemotretan kali ini adalah untuk salah satu iklan kecantikan. Kayla sejujurnya tidak terlalu suka membintangi iklan atau endorse kecantikan. Menurutnya kebanyakan produk kecantikan hanya melebih-lebihkan saja.

Kayla sendiri keluar dari gedung tempat pemotretan dan berniat tidur di mobil. Pikirannya masih saja teringat kejadian yang ia baca sepanjang tadi malam. Ia tidak habis pikir, mengapa manusia bisa sekejam itu. Kayla masih merasa sesak ketika ingat pengorbanan ajudan muda yang berkorban untuk melindungi salah satu jenderal.

Kayla tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan. Dalam hati ia mengutuk para pelaku itu. Semoga Tuhan menghukum mereka dengan adil.

Kayla memejamkan mata, ia sampai di lift dan menekan tombol bertulis angka 1. Ia mengetik pesan pada Melisa bahwa ia ingin tidur di mobil dan memintanya untuk membelikan makan siang karena Kayla belum sempat makan sejak pagi.

Sampai di lobi, ia berjalan keluar gedung. Baru keluar dari gedung, beberapa orang yang mengenalinya mengajak untuk foto bersama. Demi Tuhan Kayla sangat lelah sekarang, tapi dia tidak bisa menolak ajakan foto bersama fans. Kayla berusaha tersenyum pada bidikan kamera hp dengan berbagai pose. Ia berdoa dalam hati agar ini lekas selesai. Ia butuh istirahat.

Kayla berpamitan pada beberapa fans nya itu untuk pergi. Ia melihat mobilnya terparkir di seberang jalan raya.

Tiba-tiba, hp nya bergetar.

Menandakan ada telefon yang masuk.

Melisa, tulisan di layar itu.

Kayla mengangkatnya dengan malas.

"Mau makan apa?" ujarnya.

"Terserah, yang penting kenyang dan ga lama," balas Kayla seadanya.

Ia mencoba menyebrang jalan raya untuk menuju mobil. Namun karena sedang menelfon, juga saking lelah dan mengantuknya, saat menyeberang ia tidak melihat ada mobil yang melaju kencang ke arahnya. Kayla melihat cahaya mobil itu sangat menyilaukan dan terang. Ia bisa mendengar orang-orang di sekitarnya berteriak histeris.

Tepat sebelum mobil itu menabrak tubuhnya, Kayla melihat kupu-kupu hitam terbang berkeliling di atas kepalanya. Dan setelahnya....Semua terasa gelap. 


TBC....


Assalamu'alaikum penjelajah dunia halu

Singkat? Ya maap :)

Will Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang