8 - Maaf dan Terimakasih

779 100 2
                                    

Pierre sudah tidak tahan lagi, ia mendekati Kayla. Dengan tiba-tiba, pemuda itu menggendongnya.

 Dengan tiba-tiba, pemuda itu menggendongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara kian malam kian menggigit. Sejak senja tadi hujan mengguyur kota Jakarta, menciptakan suasana sendu bercampur riuh. Malam ini Pierre tidak bisa tidur. Pikirannya berkelana kemana-mana. Meski tubuhnya terasa lelah, ditambah cuaca dingin karena diguyur hujan, Pierre tidak bisa memejamkan matanya walaupun sebentar.

Pagi tadi ia baru saja pulang ke rumah sehabis dinas bersama Pak Nas ke Surabaya. Tubuhnya minta di istirahatkan. Dibalikkannya tubuhnya ke kiri dan ke kanan, tapi tetap saja Pierre tidak bisa tidur. Ada satu yang terasa mengganjal pikirannya sejak beberapa hari belakangan. Sosok yang selalu membuatnya merasa bersalah meski tidak melakukan apa-apa. Adik bu Joanna. Gadis itu terus-terusan menghindarinya. Awalnya Pierre berusaha tidak memedulikannya. Namun sikap gadis itu yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan padanya cukup menyita perhatian Pierre. Membuat pemuda itu merasa serba salah. Apalagi karena mereka sering bertemu karena tinggal satu atap. Pierre merasa tidak nyaman sekaligus canggung.

Jika selama ini para gadis berebut menarik perhatiannya, berbeda dengan Kayla. Gadis itu sangat cuek. Keberadaan Pierre sering tidak dianggap olehnya. Padahal diluar sana para gadis rela berpanas-panasan di pinggir lapangan hanya untuk sekedar melihatnya bermain basket.

Tapi Kayla seolah anti sekali dengannya.

Ya walaupun Pierre sadari semua itu tidak lepas dari kesalahannya juga. Kalau saja Pierre menurunkan sedikit ego nya untuk memahami Kayla, mungkin gadis itu akan luluh padanya. Meskipun Pierre tidak berniat lama menjadi ajudan Pak Nas, tapi tetap saja ia ingin memberikan kesan baik pada keluarga ini, yang sudah sangat baik padanya.

Kayla itu berbeda sekali dengan gadis-gadis yang pernah Pierre temui. Gadis itu pemberani, tetapi juga sangat manja di saat bersamaan. Ia tidak akan ragu mengkritik siapapun jika menurutnya salah, termasuk Pak Nas sekalipun. Tipe pembuat masalah, pikir Pierre.

Hujan masih setia menjumpai bumi, ketika Pierre mendengar suara langkah kaki di luar. Suara langkah kaki itu terdengar di dekat jendela kamar Pierre. Sebagai seorang ajudan yang menerima pelatihan tentara, Pierre dilatih untuk menjadi peka. Ia kenal suara langkah kaki orang-orang dirumah ini. Dan langkah kaki ini tidak ia kenal. Meski di luar sana tengah hujan, namun Pierre bisa mendengar langkah tertahan di luar kamarnya.

Pierre mengendap pelan keluar kamar. Langkahnya sangat hati-hati.

Ia takut ada orang asing yang menyusup masuk ke rumah Pak Nas. Tapi, bukankah penjagaan rumah ini terbilang ketat? Harusnya kecil kemungkinan ada penyusup atau maling masuk.

Pierre melihat sekeliling. Udara dingin seketika membuatnya sedikit menggigil.

Betapa terkejutnya ia saat melihat Kayla, berjalan dengan langkah tertahan dengan mengenakan pakaian tidur. Kayla berjalan dengan sedikit bungkuk sambil memegangi perutnya.

Will Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang