Part 1

20 1 0
                                    

Author POV

"Hiks hiks"

Wanita cantik itu menangis diatas brankar rumah sakit.Hatinya teramat sangat sakit saat mengetahui bahwa anak yang selama 7 bulan ini bersemayam di dalam kandungannya tidak dapat di selamatkan.Dadanya terasa sangat sesak ketika dokter baru saja mengatakan bahwa anaknya tidak bisa bertahan karena ia terlalu kelelahan,banyak pikkiran dan di tambah kondisi janinnya lemah.

Wanita yang berusia 18 tahun itu terus saja menangis sambil berpikkir apa yang harus dia katakan pada suaminya.

"Aku memang bukan ibu yang baik, aku tidak bisa menjaga anakku sendiri, kak Raka benar, aku memang tidak layak menjadi seorang istri ataupun seorang ibu"

Aleya terus saja menangis meratapi takdirnya yang entah kenapa selalu menderita,kehilangan anaknya membuat Aleya sangat sedih ditambah lagi tidak ada yang menunggui-Nya disini.

Terakhir kali ia mengingat suaminya, Raka yang membawanya ke sini tapi sekarang ia tidak ada di sini, tidak ada keluarga yang menunggu dan memberi semangat untuknya. Dia benar-benar sendiri.

"Aku udah kehilangan saudara kembarku, kehilangan ibuku dan sekarang aku kehilangan anakku"

"Dan mungkin sebentar lagi aku juga akan kehilangan suamiku"

Aleya semakin terisak memikkirkan segala kemungkinan yang terjadi.Dia menikah dengan suaminya juga hanya karena adanya bayi itu dan sekarang bayi itu telah pergi. Aleya takut suaminya menceraikannya.Mereka menikah tanpa adanya cinta diantara mereka, namun 6 bulan menikah dengan Raka sudah bisa membuat Aleya nyaman dan mungkin sudah mencintai suaminya untuk sekarang ini.

Walaupun suaminya kasar, cuek dan sering memarahinya tapi Aleya tetap sayang kepada Raka, suaminya.
Setidaknya Raka tidak seperti ayahnya yang sering bermain tangan Kepadanya.

Ceklek

Sesorang masuk ke ruang perawatan Aleya dan itu adalah Rama, ayahnya

"Kenapa menangis hm?"

Aleya terkejut mendengar suara itu,Ia terdiam melihat ayahnya yang perlahan berjalan kearahnya,Ayahnya datang menjenguknya,mungkinkah ayahnya sudah berubah dan kembali seperti dulu lagi.

"Tidak usah menangis, anak harammu tidak akan kembali walaupun kamu mengeluarkan beribu liter air matamu yang tidak berharga itu" Ucap Rama

"Bagus kalau anak itu sudah tidak ada, jadi tidak membuat keluarga saya malu,
dasar tidak tau diri"

Aleya menatap ayahnya dengan tatapan sendu,sungguh Ia tidak menyangka ayahnya akan berkata seperti itu.

"Pah maaf kalau Aleya bikin malu Papa,tapi Aleya juga ngak mau seperti ini pa,Aleya gatau kenapa bisa seperti ini.
Bagaimana caranya agar Papa percaya kalau Aleya bukan gadis liar pa, Aleya bukan wanita seperti itu"

Aleya kembali menangis,
Ia tidak tau bagaimana caranya meyakinkan semua orang bahwa dia di jebak dan bukan dia yang menjebak Raka malam itu,Ia bahkan tidak tau bagaimana bisa dia dan Raka tiba-tiba terbangun di kamar yang sama.

"Saya ngak nyangka ternyata anak yang besarkan tumbuh menjadi wanita jalang seperti kamu, gimana bisa kamu bilang kamu bukan jalang tapi masuk ke hotel bersama pria,keluar masuk club malam bahkan sampai hamil diluar nikah"

Rama menatap putrinya dengan tatapan entah lah Aleya sendiri tidak dapat menyimpulkan antara jijik ataupun marah atau mungkin kecewa.

"Pah malam itu aku dipaksa ka van-"

"Apa? Mau menyalahkan vanesa lagi?"

Ucap Rama dengan suara yang lebih tinggi.

"Apa yang dilakukan vanesa ke kamu Aleya sampai kamu segitu bencinya ke vanesa, ingat dia itu kakak tiri kamu, kamu ngak sepantasnya memfitnah dia seperti itu"

Aleya:My SufferingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang