Part 6

12 2 0
                                    

Raka pov

Kerena hari ini adalah hari minggu aku berencana untuk mengajak istriku untuk makan siang diluar, sekalian menghabiskan waktu bersama. Terasa sedikit canggung karena kami tidak pernah seperti ini sebelumnya dan hubungan kami tidak terlalu baik.

"Qila.. Biasanya kalau perempuan itu paling senang kalau diajak kemana ya?"

Aku bingung ingin membawa Aleya pergi  kemana hingga akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepada adik bungsuku.

"Beda orang beda selera bang, tapi biasanya perempuan paling senang kalau diajak belanja, apalagi kalau dibayarin"

Aqila terkekeh pelan.

"Abang mau ajak kita jalan jalan? Ayo bang, Qila siap-siap dulu ya"
Lanjutnya.

"Engga.. Abang mau ajak Aleya keluar, semenjak menikah dia kan belum pernah keluar rumah sama sekali"

Aqila mendesah kecewa.

"Yah aku pikkir abang bakalan ngajak kita juga, tapi gak papa deh, kasian kak Ale"

"Yaudah have fun ya bang, jangan lupa oleh-oleh"

Aku hanya tersenyum melihat kelakuan adik bungsu ku itu, kemana pun aku pergi,tidak pernah ada kata lain yang dia ucapkannya selain kata jangan lupa bawa oleh oleh.

___________________________________________

Setelah berbincang cukup lama dengan Aqila, aku memutuskan untuk mencari Aleya dan mengajaknya pergi.

Setelah berkeliling di sekitar rumah aku tidak menemui Aleya dimanapun hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamar dan mandi terlebih dahulu.

Saat masuk ke kamar Aku melihat Aleya duduk termenung menghadap kearah jendela kamar kami.

"Ternyata kamu disini, aku mencari mu di sekeliling rumah tapi ternyata kamu di kamar"

Aku berlajalan mendekat kearah Aleya yang nampak terkejut karena kehadiranku.

Saat sudah berada di depannya aku terdiam melihatnya yang mencoba menghapus airmatanya.

"Kenapa kak? "
Tanya nya sambil berusaha untuk tersenyum.

"Kamu yang kenapa? Kenapa menangis? Apa ada sesuatu yang mengganggu mu? "

"Tidak kak, aku tidak apa apa"

"Ayolah Aleya, aku bukan anak kecil yang bisa kau bohongi begitu saja, tidak ada orang yang menangis tanpa sebab"

Bukannya menjawab pertannyaanku, Aleya malah semakin terisak dan semakin membuatku bingung Ada apa dengannya.

"Aku hanya merindukan mama dan saudara ku kak, melihat kedekatan mama wilda dengan kamu dan adik adikmu membuatku merasakan punya keluarga dan membuatku merindukan mama dan saudaraku"
Aleya semakin terisak.

Aku memeluknya dan Aleya pun membalas pelukanku, aku merasakan pundakku yang basah akibat tetesan airmatanya.

"Sudahlah Aleya, mereka sudah bahagia disana."

Setelah Aleya sedikit tenang,Aku melepas pelukan kami dan menghapus airmatanya dengan jariku, entah mengapa rasanya sangat sakit melihatnya seperti ini.

"Jangan menangis lagi, sekarang ayo mandi, setelah itu aku ingin mengajak mu keluar"

Tanpa banyak bertanya Aleya mengikuti perkataan ku.

Author pov

Setelah selesai bersiap siap Raka memutuskan untuk menunggu Aleya di dalam mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aleya:My SufferingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang