Selasa: Nice To Love You 🌟

398 73 70
                                    

"Sayang!"

Heejin menoleh, mendapati Jaemin yang melambaikan tangannya ke arah gadis itu. Senyum Heejin terukir singkat, ia menghampiri kekasihnya.

Heejin berlari ke arah Jaemin, memeluk laki-laki itu erat-erat, menuangkan semua rasa rindunya di sana. Sudah dua bulan ia tak bertemu Jaemin.

"Kangen." Jaemin membalas pelukan Heejin, mengecup semua permukaan wajah gadisnya itu.

Kini, keduanya sedang di perjalanan pulang, Heejin terus mengoceh, bercerita tentang apa saja yang ia lalui selama dua bulan terakhir.

"Aku kesel banget tau, Yang. Gara-gara Ryujin punya pacar, aku jadi sendirian mulu!" Ceritanya.

"Lah, kamu kan juga punya pacar."

Heejin cemberut, "Pacar akunya gak tau kemana selama dua bulan, kayaknya ditelan bumi sih."

Jaemin terkekeh, sementara tangan kanannya mengemudi, tangan kirinya mengelus rambut Heejin pelan.

Heejin mulai menyenderkan kepalanya di bahu Jaemin, akhir-akhir ini ia kelelahan. Jaemin tersenyum tipis, melirik sekilas wajah pacarnya yang tampak mengantuk.

Jaemin dua tahun lebih tua dari Heejin, keduanya bertemu saat masa sekolah menengah dan berpacaran saat sekolah menengah atas.

Setidaknya meski Heejin tak terlalu pintar dan cekatan, ia punya pacar yang sempurna. Sangat sempurna di matanya. Sangat.

"Jaemin kamu cape gak sih? Kadang tuh ya, aku mik---"

"Cape apaan sih? Yang ada kamu kan yang cape, tuh udah ngantuk banget keliatannya. Tidur aja, nanti aku bangunin."

Heejin menghela napas. Selalu begini. Entah siapa yang salah, namun lagi-lagi begini. Setiap Heejin akan menyindir masalah 'itu' Jaemin akan menghindar.

Perlahan mata Heejin mulai tertutup, ia terlelap, terlalu mengantuk.

"...Jin, Heejin."

Heejin mengucek kedua matanya, menatap Jaemin yang merapihkan anak rambutnya. Ah, sepertinya ia sudah sampai di rumah.

"Udah sampe?"

"Iya, Sayang."

Keduanya turun dari mobil. Heejin menyerahkan kunci rumahnya, menyuruh Jaemin membuka pintu depan rumahnya itu.

Cklek!

Ketika pintu terbuka, mereka langsung masuk ke dalam. Heejin buru-buru menjatuhkan tubuhnya ke sofa, memijat pelipisnya yang pening. Akhir-akhir ini Heejin memang tengah sibuk.

"Udah makan malem?" Tanya Jaemin, menyalakan lampu ruang tamu rumah pacarnya itu.

"Belom."

"Mau makan apa? Ayo, aku masakin."

Sempurna sekali, hubungan mereka...

"Coba liat di dapur aja, ada apa. Aku gak masak di rumah akhir-akhir ini." Kata Heejin, mengambil ponselnya dan membuka satu persatu notif di ponselnya.

Jaemin mengangguk, menuruti perintah Heejin, ia ke dapur, mencari sesuatu yang bisa dimasak jam 10 malam begini.

"Pasta mau gak, Yang!" Jaemin sedikit berteriak agar Heejin yang berada di ruang tamu dapat mendengarnya dengan jelas.

"Mau!"

Jaemin mulai merebus air, kemudian memasak pasta untuk makan malam. Idaman sekali. Jika saja---

"Baunya enak." Heejin menghampiri Jaemin yang berada di dapur, memperhatikan Jaemin yang tengah memasak pasta untuk makan malam keduanya.

Heejin menarik kursi, duduk di sana guna mengagumi pacarnya yang selalu ia banggakan selama ini.

Days | Jaemin Heejin One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang