W e d n e s d a y 💫

539 107 230
                                    

Sebelum bertemu dengannya, Jaemin tak pernah tau sesuatu yang orang-orang sebut sebagai 'bersyukur'.

Jaemin adalah deskripsi dari kata 'sempurna'. Parasnya yang tampan, hidupnya yang bergelimang harta, dan para gadis selalu menyukainya.

Ah, betapa sempurnanya.

Namun manusia tak ada yang sempurna bukan? Ya, Jaemin juga tak sesempurna yang dibicarakan orang-orang. Dia angkuh, pemerintah, dan suka merundung.

Bagi Jaemin, tak ada yang lebih penting dari hidupnya.

Seluruh keluarga Jaemin adalah orang-orang yang sukses dan berpengaruh, itu kenapa Jaemin juga dituntut menjadi sempurna sedari kecil oleh sang ayah.

Dan untuk pertama kalinya, Jaemin tak lagi ingin kesempurnaan.

Ia hanya ingin melihat si gadis itu lagi.

°▪︎°▪︎°▪︎°▪︎°

"Jadi lo yang nantangin gue?" Laki-laki yang tengah merokok di atas meja itu memandang remeh seseorang di depannya.

"Engga, Kak. Saya ga---"

Bruk!

Felix---salah satu teman Jaemin menendang laki-laki yang sedang berlutut di depan mereka.

"Bacot lo. Gak ada yang nyuruh lo ngomong!" Kata Felix yang kemudian mengambil duduk di dekat Jeno.

"Kak, sumpah saya gak bermaks---" Belum sempat menyelesaikan ucapannya laki-laki itu kembali ditendang oleh Felix.

"Lo gak bermaksud nantangin gue?" Tanya Jaemin masih berkutat dengan rokok yang berada di antara jari telunjuk dan tengahnya.

Laki-laki tadi mengangguk, "S-saya gak bermaksud nantangin Kak Jaemin."

Jaemin mengangguk paham, "Tuh, lo denger gak, Lix? Dia gak bermaksud nantangin gue." Kata Jaemin menoleh kepada Felix.

Laki-laki yang kembali berlutut itu terlihat lega karena sepertinya Jaemin menger---

Bugh!

Satu tonjokan langsung membuat laki-laki tadi kembali menabrak lemari usang di dekatnya.

"Apa? Lo bilang? Lo gak nantangin gue? Lo godain cewe gue anjing!" Tukas Jaemin. Ekspresi Jaemin menunjukkan betapa marahnya dia.

"K-kak sa--"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Entah sudah berapa tonjokan yang di dapat laki-laki malang itu.

Jaemin mulai menyudutkan laki-laki itu ke tembok dan mencekiknya. "Jangan berani-berani deketin cewe gue lagi, Ngerti?"

"Jaem, udah dia bisa mati nanti. Gue gak mau repot." Kata Jeno berusaha menghentikan Jaemin dan tingkah gilanya itu.

Jaemin melepaskan cekikannya dari si laki-laki namun sebagai gantinya ia menghadiahi laki-laki itu dengan banyak tendangan.

Kini, Ketiga manusia yang baru saja menganiaya adik kelasnya itu keluar dari gudang di sekolahnya itu.

Felix terkekeh, "Setelah gue pikir-pikir kasian ya dia. Padahal anak itu gak godain pacar lo. Cupu gitu gimana mau godain si Lia."

Days | Jaemin Heejin One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang