Chapter 15: ....

196 23 7
                                    

AHAHAHAHA... Udah 2 tahun gue ga update ini buku, sorry ya sayang-sayangnya akuh

.

.

.

"Tidak. tidak, kau tidak bilang itu tadi" (name) mulai panik, dia mulai menengok ke arah jendela dan berusaha mencari orang yang meneleponnya itu.

Mary yang baru saja mandi, keluar kamar untuk menemui (name). "(Name)?" Ia bingung melihat (name) yang terlihat panik.

(name) langsung membungkam mulut Mary. "Merunduk dan jangan berisik." bisiknya pada Mary. Mary mengangguk, ia dengan perlahan merunduk Bersama (name), mereka merangkak secara perlahan menuju ke kamar Sidney.

.

.

.

Sidney mengetahui ada sesuatu yang salah Ketika (name) mengaba-aba sesuatu padanya, ia sekarang berada di kamar dan menelepon ayahnya. "Ayah... tolong aku takut." rintihnya. Ayahnya berusaha bercakap-cakap dengan dia untuk menenangkan putrinya itu.

"Sebentar lagi kami akan sampai di rumah."

Mary dan (name) dengan perlahan masuk ke dalam kamar Sidney dan mengunci kamar itu. Mary bisa bernafas lega sekarang, tapi (name) tetap waspada.

(name) meraih ponselnya yang sedang di charge dan mulai menelefon polisi, atau yang biasa di kenal dengan 911. (name) menceritakan segalanya, kekhawatirannya, telefon misterius tersebut pada 911. 911 segera mengirimkan bala bantuannya.

Suara mobil terdengar sampai di parkiran rumah Sidney. Sidney yang merasa bersemangat langsung lari menuju ke pintu depan untuk menyambut orang tuanya, dan ia melupakan bahaya tadi.

"Sidney!!" panggil (name) dan Mary, mereka berdua juga ikut lari mengejar Sidney.

.

.

.

"Ayah! Ibu!-" Sidney dengan semangat membuka pintu rumah dengan segera, dan ia langsung pucat Ketika melihat Ayah dan Ibunya sudah terbunuh di mobil.

STAB!

"?!" (Name) dan Mary langsung berhenti mengejar Sidney, Ketika melihat pembunuh itu menusuk pisau tepat di jantung Sidney. Pembunuh itu Atau lebih tepatnya Ghostface, menolehkan kepalanya kearah mereka berdua yang terdiam kaget itu. Ia melambai kepada mereka sambil memiringkan kepalanya.

"Lari!"

Mereka berdua lalu berlari Kembali ke kamar Sidney dan mengunci pintunya.

"..."

Suara Langkah kaki terdengar dengan jelas dan berhenti Ketika berada di depan kamar Sidney, Ghostface lalu mulai memutar knob pintu, karena tak berhasil, ia mengangkat pisaunya lalu dengan kencang menusuk pintu itu sampai membuat retakan besar pada pintu itu.

"AAAAAHHH!" Mary menjerit, mereka berdua bisa melihat topeng Ghostface dari retakan itu. (Name) dengan cepat membuka jendela kamar dan menggenggam tangan Mary. (Name) menarik tangan Mary dan mereka jatuh dari lantai 2.

.

.

.

"..." Jane sedang menatap kedua researcher yang sedang menatap dia juga.

"Apakah kami bisa melepas topengmu?" Tanya salah satu researcher itu.

Jane menggeram, "Copot topengku dan akan ku copot matamu." Ancamnya.

"..." Researcher itu menghiraukan ancaman Jane. Tangannya mulai meraih tangan Jane dan membuka topengnya.

 Tangannya mulai meraih tangan Jane dan membuka topengnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Mary berlari dengan sempoyongan mencari pertolongan, sedang tangannya merangkul (Name) yang pingsan dan berlumuran darahnya sendiri. Saat mereka berdua jatuh dari lantai 2, (Name) memeluk Mary membuat badan Mary jatuh di atas badan (Name), kepala (Name) terantuk tanah yang membuatnya pingsan dan badannya yang remuk karena jatuh.

"Siapapun! Tolong!" Pekik Mary. Mary khawatir setengah mati, dia takut sahabatnya mati karenanya. Suara sirine polisi terdengar, dan suara banyak orang mulai terdengar di telinga Mary. Semua tetangga Sidney keluar dari rumah mereka dan berlari menuju Mary dan (Name), mereka segera menolong Mary dan menggotong (Name) naik ke ambulan.

Seorang polisi segera berlari ke arah Mary dan mulai menginterogasinya. Sedang para tetangga menatap miris jasad Sidney dan kedua orang tuanya yang ditemukan di area rumah. Dan pelaku pembunuhan tidak ditemukan.

"Ghostface! Pelakunya adakah Ghostface!" 

.

.

.

Mata Jane menatap mayat di depannya, Mayat para orang brengsek tadi yang membuka topengnya secara paksa. Salah satu mayat itu memegang topeng milik Jane, dan dengan segera Jane mengambil kembali topengnya dan memakainya kembali.

"Orang-orang bodoh." 

Jane melihat tangannya, terutama kukunya yang ia gunakan untuk mencakar dan merobek orang-orang itu. "Penuh darah..." dia segera menseka tangannya dengan jas lab salah satu mayat itu sebelum menyelinap keluar dari tempat terkutuk itu.

.

.

.

"Run rabbit, run rabbit, run, run, run. Run rabbit, run rabbit, run, run, run. Bang, bang, bang, bang goes the farmer's gun. Run rabbit, run rabbit, run, run, run, run" Nyanyi Sally sambil bermain dengan kelinci mati yang baru saja diburu oleh Hoodie.

BRAK!

Pintu masion tua itu di buka dengan kasar oleh perempuan bertopeng. Jane, telah kembali dengan selamat ke mansion walau kembali dengan penuh luka tembakan di tubuhnya. Perempuan itu berteriak nama seseorang dengan keras, "Doctor Smiley!! SEGERA TOLONG AKU BODOH!!"

Dan tanggapan dokter itu hanya memutar matanya malas lalu berdiri dan berjalan ke ruangannya. Di ikuti dengan Jane yang mengikutinya dari belakang.

Sally yang melihat pemandangan itu hanya menatap mereka sebentar sebelum melanjutkan permainannya. 

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•Protect: CP• ♡Reader♡ DISCONTINUEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang