#26

11.5K 859 30
                                    

Sore ini cjr latihan untuk konser beberapa hari lagi, tapi sepertinya salah satu dari mereka kurang fokus hingga terjadi beberapa kesalahan yang berulang-ulang.

"Ada masalah pribadi jangan dibawa ke pekerjaan, gak professional." sindir salah satu member.

Iqbaal menoleh, "Maksud lo di? Perasaan gue salah juga baru beberapa kali. Yang ada dari tadi lo aja yang sinis banget sama gue, ada masalah?!"

Aldi mengepalkan tangannya, dia mendekat ke arah Iqbaal. "Lo yang apa-apaan—"

"Udah! Kalian ini kenapa sih?! Jangan kayak anak kecil! Cuma gara-gara masalah pribadi, bisa buat latihan kali ini ancur. Kalian mau ngecewain fans kalian nantinya? Konser udah tinggal ngitung hari, kalian udah pada gede, dan udah pada tau mana yang baik dan engga. So,  selesaikan masalah kalian dengan kepala dingin. Gue pulang. Percuma latian kalau kalian gini. " Karena kesal dengan kelakuanan kekanak-kanakan Iqbaal dan Aldi, Kiki meninggalkan basecamp. Dan hanya tinggal Aldi dan Iqbaal.

Sementara mereka berdua mengalihkan pandangan agar tidak menatap salah satunya.

Suasana tegang masih kentara diantara mereka, hingga akhirnya Aldi memilih untuk meninggalkan ruangan.

Iqbaal melirik sekilas, kemudian dia mengacak-acak rambutnya kesal.

**

Aqila sudah rapi dengan seragam dan perlengkapan lainnya, seperti sepatu, dasi, tas. Pagi ini dia memilih untuk berangkat dengan mobilnya sendiri.

Aqila memilih memarkirkan mobilnya di parkiran depan sekolah. Setelahnya Aqila keluar mobil dan mencari-cari seseorang, namun saat tiba-tiba dirinya mengingat kejadian semalam, Aqila menunduk sedih.

Tiba-tiba dari arah belakang seseorang menepuk bahunya lumayan keras, sontak Aqila menoleh,

"Eh, SABEL?!"

"LO GAK KANGEN GUE APA?! NGILANG MULU HOBI LO SEBEL GUE." cerocos Salsha tanpa jeda.

"Tau!" Ucap Bella ikut-ikut.

"Sibuk please" balas Aqila.

Salsha dan Bella saling melirik lalu mengangguk bersama.

"Ai keno-keno"

**

Dikelas,

Salsha, Bella dan Aqila saling bercanda dan melepas rindu mereka masing-masing.

"Jalan kuy.."

"Kemana?" tanya Aqila.

Salsha menggelengkan kepala, "Gatau."

"Gimana kalau PIM?" usul Bella.

"Nah, leh uga. Ada film horror baru btw."

Aqila mengangguk setuju, "Okey"

"Qil—.."

"...itu—itu bukannya Iqbaal?" Salsha menunjuk seseorang.

Aqila melirik sekilas lalu memilih untuk menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Hm, sepertinya ada something wrong nih." saut Bella.

Salsha mengangguk setuju, "Gamau cerita nih? Kita siap loh jadi tempat curahan hati lo"

Aqila menatap kedua temannya, "serius?"

"Yaelah qil, kita berteman dari masa apa coba? Masa arkaekum kita berteman, masih aja lo ragu buat cerita masalah lo ke kita." ucap Salsha sebal.

Bella mengernyitkan alis bingung, "bukannya arkaekum belum ada kehidupan ya?"

Salsha berdecak, "perumpamaan Bella sayang."

Bella mengangguk mengerti.

"Iya nanti gue bakal cerita ke kalian, tenang aja." jawab Aqila.

"Beneran kan?"

"Aelah iya iya Salsha cantik."

"Hehe"

Lalu mata Aqila melirik lagi ke arah Iqbaal, dan tak sengaja Iqbaal juga sedang melihatnya, cepat-cepat Aqila menghindari tatapan Iqbaal.

Iqbaal menatap sedih, kenapa Aqila tidak mau menatapnya? Apa dia masih marah dengan dirinya. Apa ada hubungannya dengan masalah kemarin? Setidaknya Aqila bisa mendengarkan penjelasaanya terlebih dahulu sebelum menyimpulkannya.

**

Bel pulang telah berbunyi, murid-murid telah mengemasi barangnya dengan rapi.

"Mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing sebelum pulang. Berdoa dimulai" suara ketua kelas mengintrupsi mereka yang sedang berada di kelas Aqila.

Keadaan kelas seketika hening,

"Berdoa selesai."

Lalu mereka keluar kelas, terkecuali Aqila, dia masih mengemasi barangnya.

"Jadi kan qil?" Tanya Salsha.

"Jadi dong tunggu gue ya bentar."

"Oke, gue tunggu di parkiran sama Bella juga."

Aqila mengangguk.

Tak lama setelah itu Aqila berdiri untuk menuju ke parkiran sekolah. Tetapi tiba-tiba seseorang datang dan mengunci pintu kelas dari dalam. Aqila terkejut,

"SIAPA LO?!"

Seseorang itu membuka penutup kepala dari jaketnya.

"Iqbaal?"

Iqbaal tersenyum, "hai"

"Ngapain lo kesini?"

Iqbaal mengangkat alisnya, "ada yang salah?"

"Maksud gue kenapa lo ke kelas gue? Kenapa juga pake lo kunci?"

"Gapapa, gue cuma mau bicara sama lo." Jawab Iqbaal santai.

Aqila meneguk ludah, dia sebenarnya sedikit takut, dia yakin Iqbaal tak akan berbuat macam kepadanya, tetapi walaupun begitu terbesit sedikit rasa takut di hatinya.

"Maaf gue udah janji sama temen-temen. Lain waktu aja, sorry" Aqila berlalu meninggalkan Iqbaal, Aqila membuka kelas dan meninggalkan Iqbaal sendiri di kelas.

"Sial."

Lucky Partner [idr]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang