Aqila sangat berharap kalau yang melihat vidionya adalah Iqbaal langsung. Huf.. tapi mana mungkin?
Shalsa menyenggol lengan Bella, kemudian kepalanya diarahkan ke arah Aqila. Bella mengernyitkan alis, dia menggeleng tak tau.
"Pagi-pagi ngelamunin siapa sih?" Salsha menaik turunkan alisnya, "bisa galau ternyata. Seorang Aqila menggalau gegara cowok? Eetjiye.."
Aqila menggeleng keras, "Fitnah aja idup lo."
"Halah, Qila munaf. Eh--nama lo udah ganti ya? Jadi Aqila Munaf Hardiwijaya?" Bella tertawa puas, merasa candaannya paling lucu. "Ih lucuu ih- hahahaha. Qila munaf, nanti gue panggil naf ye? Kek band yang tren sekarang"
Krik
Krik
Bella menghentikan tawanya seketika, dia menatap kedua sahabatnya yang sedang menatapnya aneh, "Kenapa? Gue salah ya?"
Salsha berdecak, "Garing nyet. Ih.."
Bella mencurutkan bibirnya sebal, "Lucu tau tong."
"Udah-udah. Kenapa jadi kalian yang ribut."
Mereka berdua menggeleng bersamaan.
"Pagi Qil" Aldi duduk di belakang Aqila sambil tersenyum. Aqila membalas tatapan Aldi,
"Eh iya, pagi"
Sahabat-sahabat Aqila melirik satu sama lain kemudian mengangkat sebelah alisnya, "Ciye bau-bau peje nih"
"Iyanih"
"Awas lo jadian gak bilang-bilang"
"Apasih? Nih ya gue kasih tau-" Aqila yang merasa digoda teman-temannya, pipinya pun langsung menjadi merah padam dan belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya, Bella memotongnya,
"Iya udah tau yang sama-sama suka" goda Bella menaik turunkan alisnya.
"Taudeh serah kalian" Aqila mencurutkan bibir sebal.
"HAHAHAHA" mereka berdua tertawa puas.
Aldi mengangkat bahunya acuh setelah itu dia sibuk dengan gadget nya.
* *
Bel pulang sekolah pun akhirnya berbunyi.
Aqila menunggu jemputannya. Dia duduk di halte depan sekolah sambil memainkan handphone miliknya.
10 menit
20 menit
25 menit
Aqila melihat jam di tangannya, 'Kok lama sih? Gakbiasanya pak budi-supir pribadi (namakamu)-lama jemputnya' batin Aqila sambil celinguk-celinguk melihat kanan kiri siapa tau pak budi sudah menjemputnya dari tadi.
'Gak ada' gumamnya. Ketika ingin meng-sms supirnya tersebut, Aqila mendapat sms dulu dari pak Budi.
[Pesan]
'Neng Qila, maaf bapak hari ini gak bisa jemput maaf banget, soalnya ini harus jemput nyonya Tiara di bandara'
Yahh, terus gue gimana? Naik apa coba? Taksi kan gaada udah sore juga.
'Iya pak gakpapa' balasnya tak enak karena kasian pak budi juga kalo harus bolak-balik lagi, lagian nanti juga bakal lama nunggunya. Jarak bandara dan sekolahnya sangatlah jauh, beda arah.
Mama Aqila kemaren memang dari Australia menjenguk neneknya yang sedang sakit, tapi alhamdulillah kata Mama kondisi neneknya sudah membaik.
"Haduh, gimana nih, Bella udah pulang. Salsha udah dijemput dari tadi. Gue pulangnya gimana? Yakalai gitu jalan. Jauhh!!!" Taksi yang ditunggu-tunggunya tidak ada yang lewat satu pun. Yaiyalah gimana mau lewat jam udah pukul 18.00 kan jarang taksi lewat.
Aqila pun memutuskan jalan kaki sajalah, sekalian olahraga.
Baru juga ingin melangkahkan kakinya keluar halte ada seseorang yang menyapanya
"Qil?"
"Aldi?"
"Lo kok belum pulang? Kan udah sore" tanya Aldi sambil membuka kaca helmnya
Posisi aldi sekarang yaitu bersebelahan dengan Aqila, Aldi membawa motor sport warna merah kesayangannya.
"Emm.. itu tadi gue abis kerja kelompok, terus nunggu jemputan kaga dateng-dateng" jawab Aqila lesu "tapi sekarang gak bisa jemput karena mama gue minta dijemput pak budi juga"
"Ohh.. yaudah gimana kalo lo bareng gue aja" ajak Aldi.
Sebenarnya mau sih nebeng Aldi
mau banget malahan gratis! tapi kalo dipikir-pikir lagi sepertinya Aqila sedikit ragu."Udahh lo gak usah mikir yang macem-macem, gue pastiin lo selamet sampe depan rumah" Aldi melihat raut muka Aqila seperti menimang-nimang tawarannya.
Aldi bisa baca pikiran? Kok tau isi hatinya. Ehh tapi dipikir-pikir sayang sih kalo ditolak.
"Okeh deh gue bareng lo"
"Yaudah cepet naik gih, ini jaket gue pake! Nanti sakit" Aldi menyodorkan jaketnya.
"Lo gimana?" Tanya Aqil, kan kasian Aldi. Dia yang didepan paling banyak kena angin.
"Gapapa kali kan gue laki, cepet pake gih" Aqila mengangguk dan duduk dibelakang Aldi.
* *
"Makasih Al, udah mau anterin gue. Ini jaket lo, makasih juga." Aqila segera turun dari motor Aldi dan melepas jaket yang di pinjamkan tadi. Tapi belum sempat Aqila melepas seluruh jaketnya, Aldi mencegah,
"Udah gak papa lo pake aja jaketnya sampe dalem. Besok aja kembaliinnya" Aldi tersenyum.
"Lo nanti masuk angin Al"
"Udah gak papa lagi." Aldi mengacak-acak rambut Aqila. Reflek!
Aqila kaget! Dia shock! Seorang Aldi Si-JebAr mengacak-acak rambutnya.
"Yaudah tengs ya"
Aldi mengangguk dan segera menstarter motor nya meninggalkan pekarangan rumah Aqila.
* *
Selesai membersihkan diri, Aqila langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan membuka timeline twitternya.
[Twitter]
@iqbaale
.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Partner [idr]
FanfictionSTATUS : On going Private ya! ➡ follow me first, then u can add to your library (refresh). Happy reading❣ ✨ON EDITING & RE-PUBLISHING✨ Semua bagai mimpi yang tak mungkin untuk dicapai, sangat mustahil. Tapi siapa tau takdir kan? Seorang yang selama...