(1)

1.9K 134 3
                                    

"ne, ne tou-san. Kenapa kau selalu menceritakan cerita yang sama?"
Anak itu bertanya kepada sang ayah, yang tengah duduk disamping ranjangnya. Tersenyum, Kemudian mengelus Surai hitam sang anak

"Kau tau tidak takemichi?" Tanya sang ayah kepada anaknya

"Tidak, ayah belum memberitahuku sama sekali. Jadi aku tidak tahu" ayahnya sweetdrop mendengar jawaban dari anaknya itu. "Hahahaha, kau sangat pintar takemichi" seru sang ayah, mengacak-acak rambut takemichi

"Uhh- ayah, rambutku baru saja ku rapihkan. Kenapa kau mengacaknya lagi sih" si anak ngambek, mengerucut lucu. Bibirnya yang mungil terlihat sangat menggemaskan, ditambah pipinya yang tembem sedikit mengembung

"Nanti juga kusut lagi saat kau tidur, kau tau tidurmu itu seperti arah jarum jam"

"Ugh- kau mengejekku dan kau belum menjawab pertanyaan ku yang tadi"

"Em, ayah hanya ingin saja menceritakan cerita itu"

"Ayah, kau gila"

Tawa sang Ayah pecah, membuat seisi ruangan yang hening itu menjadi menggema karna ulahnya. Takemichi menepuk jidat dengan tingkah laku ayahnya itu
Sungguh takemichi tidak tahu bagaimana jalan pikir ayahnya itu
Kenapa juga mamanya ingin menikah dengan pria seperi ayahnya ini

Omong omong, seperti apa wajah mamanya ini. Dia sangat penasaran.... Setiap takemichi menanyakan prihal sang mama kepada Ayahnya
Dia selalu menjawabnya dengan antusias

Ayahnya bilang ibu itu orangnya sangat baik, ramah, penyayang dan juga hangat... Terkadang sifatnya seperti anak kecil, dan juga wajahnya terlihat manis dan cantik saat bersamaan
Ketika takemichi ingin melihat wajah ibunya sang ayah selalu meminta takemichi untuk berkaca

Dan ayahnya selalu bilang "dia sangat mirip dengan mu" begitulah ucapnya

Ayolah takemichi ini laki laki! Ayahnya ini sepertinya memang gila, untuk menyebut seorang lelaki sepertinya itu cantik dan manis
Dia ini tampan tahu! Tapi dia tidak tau kalau ketampanannya ini menurun dari siapa. Menurut takemichi wajah Ayahnya ini bisa dibilang pas-Pasan

"Ayah, wajah mama itu seperti apa?"

"Sudah kubilang wajahnya itu sepertimu"
Takemichi menghela nafas dengan jawaban ayahnya
Lagi lagi dia bilang seperti itu

"Sudahlah aku ingin tidur..... Dan juga, kenapa ayah selalu bercerita sesuatu yang seperti itu? Umurku sudah 14 tahun. Apa ayah tidak lelah? Padahal ayah sudah bekerja dari pagi hingga sore. Walau tidak seperti bang Toyib yang dari pagi pulang pagi"

Ayahnya tersenyum, mengecup sekilas jidat sang anak
"Kau akan tahu sendiri"

"Baiklah, sekarang waktunya tidur" kemudian tuan hanagaki keluar dari kamar sang anak
Entah sudah keberapa kali takemichi menghela nafas
Dia benar benar tidak tau apa yang dipikirkan oleh sang ayah

Lelah berfikir, lama kelamaan takemichi dibuat mengantuk oleh pemikirannya. Dia tertidur sangat pulas hingga sang mentari membangun dirinya dari tidurnya yang nyenyak tersebut

Dengan langkah gontai dia berjalan kearah wastafel mencuci mukanya dan menggosok gigi. Mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah lalu sarapan pagi dengan ayahnya

Takemichi selalu penasaran dengan apa yang dilihatnya selama ini
Setiap dia melihat hewan, tumbuhan, perumahan bahkan bangunan yang ada dikota
Dia selalu memperhatikannya dengan detail. Entah apa yang membuatnya selalu memperhatikan hal hal tersebut

Dia merasa........

Bahwa dunianya bukan hanya disini saja...

Tapi, disuatu tempat yang selalu ia kunjungi dalam mimpi

álla plásmataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang