promise?

1.9K 245 8
                                    

doyoung mengerjapkan matanya saat sinar matahari menembus gorden.

“eung?”badan nya menggeliat pelan dan mencoba bangkit duduk namun nyeri dan pegal di seluruh tubuh nya, terutama di bagian bawahnya membuatnya mengurungkan niat.

“sshh, kenapa sakit sekali...”lirih nya.

“sudah bangun?”haruto muncul dari balik daun pintu, tangan kiri nya membawa nampan berisi banyak makanan.

doyoung hanya mengubah posisi tidur nya menghadap haruto sembari mengangguk kecil.

haruto tersenyum, kali ini bukan senyuman tipis yang biasa di lontarkan nya, tapi senyuman lebar sampai mata nya menyipit.

lelaki tinggi itu mendekat dan duduk di ujung ranjang di sebelah doyoung, mengelus surai doyoung yang sedikit lepek.

“terimakasih,”ucap nya pelan, membuat semburat merah muda muncul tanpa di undang di kedua pipi berisi doyoung.

“ini makanlah, aku akan menjelaskan semua nya padamu nanti. aku tahu pasti banyak pertanyaan di benakmu kan?” doyoung mengangguk, punggung nya di sangga dengan tangan kanan haruto, dan memposisikan nya senyaman mungkin untuk duduk.

“ingin ku suapi?”

doyoung menggeleng, “aku bisa sendiri,”

haruto tersenyum dan kembali mengelus surai doyoung lalu bangkit, “aku akan membelikan mu pakaian dulu,”

lalu lelaki tampan itu beranjak pergi meninggalkan doyoung yang sibuk memuaskan rasa lapar di kamar mewah bernuansa gelap itu.

tidak begitu lama, sekitar dua puluh menit haruto kembali membawa paper bag besar yang doyoung tebak berisi pakaian untuk nya.

haruto meletakkan paper bag itu di nakas samping ranjang, mengambil nampan makanan tadi yang sudah kosong lalu berbalik pergi lagi.

namun sesaat sebelum membuka pintu ia menoleh, “jangan kemana-mana dulu, aku akan mengembalikan nampan ini ke dapur sebentar,”

tiga menit haruto kembali, dengan tiba-tiba mendekat ke arah doyoung dan merengkuh nya, mengangkat tubuh seringan kertas itu membuat doyoung terpekik kaget.

“ya! apa yang kau lakukan?!”doyoung mengalungkan kedua lengan nya di leher haruto, mengeratkan nya karena takut terjatuh.

haruto terkekeh, “ayo mandi dulu, aku tahu kau tidak bisa berjalan, maka dari itu aku akan memandikanmu,”ucap nya sembari berjalan masuk ke kamar mandi di dalam kamar.

doyoung kembali memerah namun tak menolak karena yang di ucapkan haruto itu benar adanya.

hanya mandi, sekitar lima belas menit doyoung telah berpakaian rapi, duduk di ujung ranjang, dengan haruto yang sibuk mengeringkan rambut basahnya.

“sekali lagi aku minta maaf,”ucap haruto tiba-tiba.

“jangan ucapkan itu lagi, kau membuatku malu,”cicit doyoung canggung.

“lihat aku doyoung,”tubuh mungil doyoung di balik menghadap haruto yang kini menatap nya dalam.

“jika aku mengatakan bahwa aku adalah seorang incubus, apa kau akan percaya?”

doyoung menggeleng, “mashi mengatakan tentang rumor monster itu kemarin, tapi aku tidak percaya,”

“bahkan setelah menjadi korban?”manik doyoung membelalak.

“aku incubus doyoung, dan kau adalah korban ku,”tangan haruto terulur mengelus lembut perut rata doyoung, rasanya aneh, seperti perasaan hangat dan nyaman, seperti ada sesuatu di perut doyoung yang merasa senang mendapat sentuhan dari haruto.

incubus || harubby ft junshihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang