damn, haruto.

1.7K 245 33
                                    

doyoung melewati hari nya di sekolah dengan baik.

namun tidak ada kabar lagi dari haruto, setelah menghantarkan doyoung kemarin. membuat mood doyoung tidak stabil, mood swing seperti ibu hamil pada umumnya.

mungkin karena efek kandungan nya, ia menjadi terus menginginkan afeksi dari haruto.

namun incubus tampan itu tak menampakkan batang hidung nya sampai hari ini. terpaksa hari ini doyoung berangkat di antar oleh sang ayah.

kim byounggon, lelaki paruh baya yang tetap terlihat tampan itu entah kenapa tiba-tiba ingin menghantarkan sang anak.

membuat doyoung bertambah jengkel karena ayah nya itu terlalu banyak bicara, menyuruh nya cepat bersiap padahal saat ini masih pukul setengah tujuh pagi.

pergerakan nya tak bisa selincah sewaktu belum mengandung, sekarang doyoung harus berhati-hati dan melakukan sesuatu dengan perlahan agar tak melukai bayi nya.

ia ingat dengan ancaman haruto, lelaki itu akan marah jika bayi nya terluka. namun selain alasan itu, entah mengapa doyoung merasa ia juga harus menjaga nya, insting yang dalam selalu tanpa sadar muncul, bahkan kemarin saat pulang sekolah, ia duduk bersantai di balkon kamar nya dengan segelas teh hijau dan alunan piano menenangkan dari ponsel seraya mengelus perut nya sayang.

mencoba menjauhkan haruto dari pikiran nya, karena hanya akan membuat nya marah berujung menangis. entahlah, padahal baru beberapa jam tak bertemu.

sejauh ini, doyoung dapat merasakan bahwa dirinya sudah menyayangi bayi di perut nya.

bukan, bukan berarti beberapa hari lalu saat pertama kali di beritahu haruto tentang bayi di kandungan nya ia tak menyayangi nya. namun itu seperti perasaan masih tak menyangka dan takut di repotkan.

tapi tidak untuk saat ini, doyoung telah berjanji akan melakukan apa saja untuk melindungi bayi nya.

“doyoung, ayo cepat turun!”
doyoung berdecak sebal, memasang korset nya dengan hati-hati berusaha tidak terlalu menekan perut nya dan mengancingkan baju seragamnya.

“sebentar ayah! aku sedang memakai seragam!”

tangan kanan nya menyambar tas yang tergantung di senderan kursi meja belajar nya setelah nya berlalu begitu saja tanpa membereskan handuk dan baju kotor nya.

biarkan ibu nya saja yang bereskan, lagipula semua salah ayah nya yang membuat nya terburu-buru.

doyoung menuruni tangga dan berlalu melewati ayahnya yang sedang duduk dengan tab di tangannya.

“ayo ayah, aku sudah siap,”doyoung berjalan menghampiri sang ibu yang sedang sibuk membuat toast di dapur.

“bu, doyoung berangkat dulu, sampai nanti,”ucap nya, mencuri kecupan singkat di pipi sang ibu.

“tidak ingin sarapan dulu sayang?”sang ibu—hyunsuk, bertanya dengan sedikit menaikkan nada nya karena putra manis nya sudah berjalan menjauh.

“aku akan makan di kantin bersama mashi saja ibu!”
lelaki manis itu kembali menghampiri ayah nya yang sudah menunggu nya di mobil.

“kenapa ayah tiba-tiba ingin menghantarku?”

“pakai seatbelt mu,”byounggon mendekat memasangkan seatbelt untuk putra manis nya. “tidak ada alasan pasti, ayah hanya ingin mengantarmu apa itu salah?”

doyoung menggeleng, “tidak, hanya sedikit aneh, seperti tidak biasanya,”

lalu hening.

sekitar dua puluh menit doyoung sampai di depan gerbang sekolah nya.

incubus || harubby ft junshihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang