Mengangkasa Ke Jakarta

97 0 0
                                    

Setelah meninggalkan rumahnya, Addo kini sudah duduk anteng di dalam taksi onlen yang dipesannya melalui Mr. Crab, taksi "Baby Bird" yang ditumpanginya bergerak pelan menuju bandara.

Addo menelfon seseorang yang telah dianggap sebagai pengganti ayahnya selama tinggal di kota ini.
"...Baiklah om, aku pasti akan menjaganya dan melindunginya selama di sana nanti."

"Saya percaya kamu Addo bisa menjalankan tugasmu dengan baik, menjaga dan melindunginya. Terimakasih Addo atas perhatianmu selama ini pada anak tengil itu."

"InshaAllah om saya akan menjalankan amanah dari om dengan baik."

Hubungan telefon berakhir, Addo menghela nafas panjang-panjang, dalam menatap ke luar jalanan, "bisa ndak dipercepat lajunya Pak-Pir... balap piiirrr!!!

"Mauki terbang kemana deng? Sabar deng, orang sabar dekat dan disayang Allah."

"Kepona ini pak Sopir. Mau ke Jakarta Pak Pir, Semua orang dan mamak-mamak se-Indonesia tau itu.Tapi, nenekku bilang orang sabar mudah dan menyebarki rezki dan jodohnya. Dan orang sabar itu sebaik-baiknya golongan."

"Kalau menyebar jodohnya, banyak dan tersebar dimana-mana isterinya?"

"Mudah-mudahan bisa mengikuti sunnah-nya Rasulullah, bisa empat isteri."

"Aamiin..."

"Alhamdulillah...
Senangnya dalam hati,
Bila beristeri dua,
Serasa dunia ana yang punya,

Kepada isteri tua,
Kanda sayang padamu,
Kepada isteri muda say I love you baby... aaarrrggghhh,

Isteri tua merajuk,
Balik ke rumah isteri muda,
Kalau dua duanya merajuk...
Ana kahwin tiga...

Harus pandai pembohong,
Harus pandai pemberang,
Tapi, jangan sampai...
Pecah tembelang..."

"Tarik Pak-Pir...!"

"Tarik daeng...!" teriak mereka bersamaan dengan kompak.

"Ngapa jadi nyanyi-nyanyi Pir? Lebih dari satu isterita?

"Astagfirilullah, satu isteriku saya, saya setia sampai akhir...!"

"SETIA HINGGA AKHIR! ABRI kapang? Wajib dibina itu Pak-Pir."

"Ngomong-ngomong soal sabar yang tadi kita bicarakan, saya jadi ingat twitnya Ustadz Bahtiar Natsir... twit ini sudah lama tapi masih saya ingat sampai sekarang, Sabar itu ndak ada batasnya. Sabar akan berarkhir kalau kita sudah menginjakkan kaki di syurganya Allah." Kalau urusan yang nyangkut pada menyebarkan kebaikan, naluri ke-kiyai-kiyaian dan keustadzan-ustadzanya ke luar sudah.

"saya setuju itu anak muda!" ucap pak sopir sambil menunjukkan jarinya yang membentuk huruf 'o' tanda setuju.

Bukankah kita ditugaskan untuk menyampaikan kebajikan dan kebenaran walau hanya satu ayat saja.

Orang yang selalu menyerukan kebajikan, kebenaran, dan amal ibadah akan memperoleh pahala yang lebih, walau dia tidak mengerjakan kebajikan dan amal ibadah tersebut.

Sang Pejantan TangguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang