Daffa est malade .

42 10 0
                                    

Translate : Daffa sakit.

Jena hari ini sedang dirumah Daffa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jena hari ini sedang dirumah Daffa. Kemarin dia mendapatkan kabar kalau Daffa sakit. Jadilah hari minggunya ini dia gunakan untuk menemani Daffa seharian.

"Daffa makan dulu ya? tenang kok ini yang masak bunda bukan aku."

Daffa menghela nafas. Mana bisa dia menolak masakan bundanya Jena. Masakan bundanya Jena sangatlah enak. Sama seperti masakan mamanya.

"Sini." Jena tersenyum lebar. "Aku siapin dulu! mau aku suapin?." Daffa mendegus. "Gue bisa sendiri."

Ting tong....

Jena mengangguk. "Yaudah, ini kamu makan ya aku mau bukain pintu siapa tau itu mama kamu."

Jena beranjak keluar dan membukakan pintu.

Cklek..

"Sia-." "Eh hai Jena? jenguk Daffa juga?." Jena mendumal. 'Ga gue numpang berak disini, iyalah bodoh heran banget gue sama otak lo.'

Namun tentunya dia tak seberani itu untuk bilang secara langsung. Takut diamuk Daffa. "Ya, ada apa?."

"Gue disuruh Daffa kesini katanya dia sakit jadi gue disuruh nemenin dia, eh ternyata udah ada lo." Jena menahan amarahnya. Menggangu waktunya bersama Daffa saja sih.

"Gue disuruh mamanya Sel." Sella mengangguk. "Iya gue tau, tante kayanya suka banget sama lo bahkan waktu gue pacaran sama Daffa tante ga restuin."

Jena tersenyum menang dalam hati. Oh jelas dirinya ini kan menantu idaman seluruh mertua.

"Siapa?." Jena menoleh. "Eh Sella ayo masuk, aku udah nungguin kamu dari tadi lama banget." Sella mengangguk. "Izin masuk ya Jena?."

Daffa mendegus. "Ngapain kamu izin sama Jena ini bukan rumah dia." Jena terdiam. Sesak begini rasanya. Kemudian Jena menutup pintu.

Sejak 1 jam kedatangan Sella, dirinya didiamkan oleh Daffa. Mungkin keberadaannya dianggap batu. Dia hanya menonton kemesraan antara sesama mantan itu.

Melihat betapa manisnya perlakuan Daffa kepada Sella, betapa akrabnya mereka, betapa senangnya Daffa bersama Sella. Iri. Dia sangat iri.

Karena tidak mau lebih sakit hati. Jena memutuskan untuk pulang. Dia tidak akan pamit kepada Daffa. Karena Daffa juga tidak akan peduli padanya. Dan juga karena tidak mau melihat Daffa tertawa geli karena Sella.

Jadi dia hanya izin kepada mamanya Daffa lewat pesan. Dan dibalas bahwa mamanya Daffa sedang diperjalanan.

Jena mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak boleh menangis. Namun dihatinya ada sesuatu yang penuh. Seakan akan perlu dikeluarkan.

Dan disinilah Jena berakhir. Di makam sang orangtua kandungnya. Menumpahkan segala kesedihan dan keganjalan dihatinya.

 Menumpahkan segala kesedihan dan keganjalan dihatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Between Daffa And JenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang