Translate : perjuangan Jena.
•
Menjaga kesehatan dirinya tidaklah mudah. Memang penyakitnya tidak parah. Namun karena sewaktu itu dia pernah depresi dan tidak menjaga kesehatan dirinya penyakitnya menambah parah.
Seharusnya dirinya harus operasi saat ia duduk di bangku sekolah menengah. Namun dirinya menolak. Jena yakin dirinya bisa hidup lebih lama lagi tanpa mengganti jantungnya.
Mencari pendonor tidaklah mudah. Bukan masalah biaya. Keluarganya bisa saja membayar 3x lipat untuk keluarga pendonor. Melainkan mencari yang cocok dengan jantungnya sangatlah susah.
Diam diam keluarganya kesana kemari untuk mencari pendonor jantung untuk Jena. Namun tidak ada yang pas untuk Jena.
2 tahun mencari sampai keluar negeri. Pada akhirnya 6 bulan yang lalu keluarga Jena menemukan pendonor jantung yang cocok untuknya.
Tapi tetap Jena menolak. Dirinya tidak mau melakukan operasi tersebut.
Dengan bujukan keluarga akhirnya Jena menyetujuinya. Keluarga Jena segera mengurus semuanya. Beruntungnya pendonor Jena tinggal di New Zealand yang adalah negara asal sang oma, mama ayahnya.
Mempersiapkan diri selama 5 bulan ini. Jena dengan yakin bahwa dirinya akan selamat dan berhasil dari operasinya. Dia belum siap meninggalkan dunia. Terlebih masih ada keluarga dan orang-orang yg dia sayangi dunia ini.
Dirinya akan berjuang sangat keras untuk selamat. Dia akan tetap hidup. Semoga.
Perjuangan hidupnya membuatnya lelah. Terlalu menyakitkan dan penuh tersiksa. Bukan tersiksa karena keluarganya. Melainkan karena depresinya dan penyakitnya yang kadang akan kambuh secara bersamaan.
Jena hampir saja membunuh dirinya sendiri sebanyak tiga kali.
Pertama kalinya, saat kedua orangtuanya meninggal Jena menjadi stress dan mengurung dirinya. Saat itu usianya masih 8 tahun. Dia duduk dibawah shower selama seharian setelah tidak makan selama 3 hari.
Ini menyebabkan dia kedinginan dan menjadi sesak nafas. Karena oksigen didalam kamar mandi kecil berakhirlah dirinya pingsan.
Jena dibawa ke rumah sakit ke esokan paginya. Karena keluarganya baru tau bila Jena pingsan. Hampir. Hampir saja Jena bernafas untuk yang terakhir kalinya.
Namun dirinya berhasil selamat dengan perawatan dokter.
Kedua kalinya, saat Jena berumur 12 tahun. Depresinya kambuh. Karena pikiran yang kacau dan perasaan yg tidak stabil dirinya meminum obat tidur dengan dosis yang sangat tinggi.
Beruntung sang bunda dengan cepat membawanya ke rumah sakit. Dan Jena kembali berhasil diselamatkan oleh dokter.
Dan ketiga, saat Jena berumur 15 tahun. Atau kejadian 1 tahun yang lalu. Kali ini bukan dirinya. Melainkan penyakitnya.
Jena yang sudah menjadi model semakin lama semakin padat aktivitasnya. Dia cukup terbilang laku dunia permodelan.
Karena apapun yang dia promosikan atau brand yang menjadikannya brand ambassador barangnya akan cepat terjual. Maka Jena cukup laku di pasaran permodelan.
Jadwal Jena semakin padat. Istirahat pun menjadi berkurang. Jadwal makannya menjadi berantakan. Kesehatannya menurun.
Pada akhirnya penyakit Jena kambuh, dia sesak nafas, lemas, pusing. Jena jatuh pingsan.
Karena Jena waktu itu baru saja selesai jadwal pemotretan tentunya dirinya masih berada di lokasi. Yang membuat semua orang disana panik.
Manager Jena segera melarikan Jena ke rumah sakit terdekat. Dan mengabari keluarga Jena untuk datang. Disitulah dokter memberi tahu bahwa penyakit Jena kembali memburuk bahkan menambah buruk dari kondisi terakhir kali.
Dan Jena harus segera dioperasi. Jena harus secepatnya menemukan pendonor agar dirinya bisa selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Daffa And Jena
Novela JuvenilKisah Jena yg mengejar sang pangeran, Daffa Felox. Dan kisah Daffa yg selalu di ikuti kemanapun oleh Jena, sang penganggu. Bagaimana akhir kisah perjuangan Jena. (Bahasa non Baku, Ringan, Teen)