2

19 0 0
                                    

Rina side

Suara kicauan burung serta terpaan sinar matahari dari balik jendela mengusik Rina yang sedang terlelap saat ini, sungguh dia masih ingin menambah waktu tidurnya karena jujur sekarang seluruh badan dia terasa remuk dan oleh sebab itulah dia malas untuk bangun. Hingga satu suara yang tak ia kenal menyapa pendengaran nya.

“Nona bangun.. hari sudah menjelang siang.” Suara perempuan yang tidak dia kenali samar-samar terdengar.
Rina yang masih belum menyadari sekitarnya pun membalas. “ hm.. bentar lagi.”
“Tidak bisa Nona, hari ini kita akan menghadiri rapat besar kerajaan. Jadi kita tidak boleh telat Nona.” Jawab perempuan itu lagi

Mendengar hal yang sangat aneh menurutnya, lantas Rina membuka mata dan menegakkan langsung tubuh nya sehingga menimbulkan ringisan kecil karena rasa pegal yang masih mendera. Tapi hal mengejutkan di depannya dapat mengalihkan rasa sakit tubuhnya. Dia terdiam dengan mata yang terbelalak sambil mengitari sekitarnya yang terasa asing dari sebelumnya. Lalu dia tolehkan pandangannya pada perempuan yang setia berdiri dipinggir ranjang yang sedang dia duduki.

“Ini dimana?” Tanya Rina linglung.
Perempuan tadi lantas menjawab. “Dikamar Nona sendiri, kenapa yah Nona?”
“Bukan bukan, maksudnya tempat ini apa namanya? Kok aneh yah?” Dia lantas kembali mengitari tempat sekitar. Kenapa ini tempat kuno sekali pikirnya.
“Ini di Rumah anda sendiri Nona, keraton Jogja. Dan anda merupkaan cucu dari Sri Sultan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Nona.” Jawabnya
Mendengar itu Rina terdiam beberapa saat untuk mencerna arti dari semua perkataan yang terlontar dari perempuan didepannya ini. “Gak mungkin ini anjir!” Jawab Rina sesaat setelah menemukan keanehan ini.
“Gimana Nona?” Tanya perempuan itu bingung. Dia yang merupakan pelayan Keraton disini mereasa bingung dengan sikap Sang Nona yang agak membingungkan.
“Bercandanya gak lucu, lagi drama kali nih.” Ujar Rina yang masih tak percaya saat ini.
“Nona butuh teh hangat? Sepertinya Nona sedikit kelelahan kemarin saat pulang dari acara perjodohan.”
“HAH?!”
***
Deli side
“Heh kok gini?! Kalian siapa? Ini dimana?” Teriak Deli saat dia pertama kali bangun dan tak menikam sang teman yang semalam tidur bersamanya. Dan malah dikejutkan dengan dua orang perempuan yang memakai pakaian seperti kebaya dan selendang menyapanya lalu menyiapkan pakaian untuk dirinya yang menurut dia itu terlihat kuno untuk pakaian yang sering digunakannya.
“Nona harus siap-siap, sebentar lagi pertemuan kerajaan akan dimulai. Dan Nona harus hadir sebagai cucu dari Sri Suhunan Pakubuwana.” Ujar salah satu dari mereka.
“Aku siapa?” Deli bertanya kepada kedua perempuan itu yang dibalas dengan kerutan dahi mereka berdua.
“Maksudnya Nona?”
“Ck, nama aku siapa aku tanya?”
“Raden Ajeng Delima Putri Sokka, Nona.”
Mendengar nama sepanjang itu dan yang pasti bukan miliknya Deli sontak kaget. “Ebuset panjang bener tuh nama. Tuh kan nama aku juga kalian gak tau, masa tiba-tiba kalian kayak akrab banget.”
“Tapi.. bukannya itu memang nama Nona.”
“Lah kata siapa?”
“Tapi kan Nona, itu memang nama lahir Nona.”
“Nama aku perasaan gak pake begituan, Nama Aku Deliana.”
“Bukan nya Raden Ajeng Delima?”
“Bukan! Kenapa sih gak ada yang percaya?!” Teriak Deli kesal pada akhirnya.
“Yasudah Nona segera bersiap sekarang, Raden Bagus Gentala sudah menunggu diluar.” Ucap salah satu pelayan yang menengahi perbicangan yang tiada akhrinya itu.
“Siapa lagi itu?” Tanya Deli bingung.
“Calon suami anda Nona.”
“AENG MAUNG.” Bisa frustasi dia lama-lama disini, lagian mana lagi tuh temen nya.

Well kisah baru baru dimulai

To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang