1. Kakak Berkaos Pink

1.2K 26 2
                                    

Pagi ini aku melakukan aktivitas jogging bersama temanku bernama Daya seperti biasanya. Selepas dari jogging di salah satu stadion kota, aku memberhentikan motorku ke salah satu tempat gym. Sebenarnya aku sering lewat tempat gym ini namun belum ada keinginan untukku berolahraga di dalam sana.

"Daya, kita mampir tempat gym dulu ya" ucapku sambil mengemudikan motor.

"Ngapain San?"

"Aku mau tanya-tanya dulu"

"Kamu mau ngegym di sana"

"Rencananya gitu.. tapi lihat dulu"

Setelah masuk ketempat gym aku langsung menemui mbak-mbak resepsionis.

"Mbak saya mau tanya tentang harga kelas gym di sini dong"

"Ini kak brosurnya"

"Wah ada kelas MMA juga?"

"Iya kak.. ambil paket gym + all class aja kak lebih murah sebulan cuma 300rb"

"Iya mbak.. yaudah kalo gitu makasih ya kak, ini saya bawa dulu"

Lalu setelah mengantarkan Daya pulang aku langsung membuka tasku dan membaca brosur gym tadi lagi. Dari dulu aku sangat ingin belajar MMA tapi belum ada kesempatan. Langsung saja aku reservasi kelas MMA untuk hari senin malam.

-

Aku sangat tidak sabar untuk mengikuti kelas MMA. Sudah 2 hari sejak aku reservasi pada hari sabtu kemarin. Sambil menunggu kelas zoomku selesai aku memilih pakaian yang akan aku pakai saat kelas MMA nanti. Pilihanku jatuh pada kaos abu-abu dan training bermotif tentara. Aku berangkat dari rumah pukul 16.05 menit karena jadwal kelasnya dimulai pukul 16.30.

Sesampainya di sana aku berjalan menaiki tangga dan sesekali bertanya arah ke mbak-mbak yang juga pengunjung gym di sana. Sampailah aku di lantai 3, ruangan yang akan di pakai untuk kelas MMA cukup bagus. Ketiga sisi dindingnya full terlapisi oleh cermin dan satu sisi hanya kaca bening biasa tempat pintu masuk.

Karena bosan aku pun mengeluarkan headset bluetooth dan ponsel. Aku menonton serial barat Netflix kesukaanku. Tiba-tiba masuk seorang pria memakai kaos tanpa lengan dengan potongan rambut cepak. Aku mengamati wajahnya mirip tionghoa-jawa karena matanya yang sipit dan kulitnya yang kecoklatan. Sepertinya dia adalah coach MMA kelas ini. Dia pun mendekatiku dan mengajakku mengobrol dengan ramah.

"Udah lama?"

"Ngga juga mas"

"Lagi nonton drakor ya?"

"Hmm.. iya.." aku mengiyakan saja karena malas menjelaskan

"Kamu kuliah apa kerja?"

"Kuliah mas"

"Dimana?"

"Di universitas S mas"

"Jurusan apa?"

"Kedokteran mas"

"Saya ada temen dosen di universitas S juga. Namanya mas Prabu, ini orangnya" ucap coach sambil menunjukan foto yang ada pada ponselnya.

"Emm saya kurang tau mas. Saya belum pernah diajar oleh beliau"

"Dia sering ngegym di sini juga loh"

"Emm kurang tau juga mas.. saya belum pernah lihat" lalu aku melanjutkan pandanganku Kembali pada serial yang tadi sempat terhenti kutonton. Kemudian aku mendengar suara orang-orang sedang berbicara.

Kulihat ke arah pintu masuk, orang-orang sudah berdatangan. Kulihat seorang gadis memakai kaos berwarna pink sedang duduk di depan loker penyimpangan. Gadis itu juga sedang melihat ke arahku, dengan cepat aku mengalihkan pandanganku pada ponsel Kembali.

Coach pun selesai menyetel backsound dan memberikan aba-aba untuk berbaris untuk melakukan pemanasan. Kakak tadi yang berkaos pink mengambil posisi di depanku berjarak satu orang ke kanan. Selama pemanasan kami bisa memantau sekeliling hanya dengan melihat ke depan cermin tak terkecuali kakak itu.

Coach membiarkan kami beristirahat selama 5 menit untuk minum dan memakai glove tinju. Aku mendapat sisa glove kanan dua buah. Kulihat kakak tadi belum dapat dan kuberikan satu. Kemudian coach menyadari bahwa glove yang ku pakai hanya kanan lalu mencarikan pasangannya dan kakak itu diberikan glove berwarna pink sesuai kaosnya.

Kami maju bergantian untuk melatih teknik dasar yang telah diajarkan oleh coach. Dan Ketika menunggu gilliran tiba aku berkenalan dengan gadis di sampingku, namanya Miselle. Kami saling bertanya nama, umur dan lain-lain. Ternyata miselle satu grup dengan kakak berkaos pink tadi. Dia bercerita jika 3 gadis yang ada di sampingnya adalah teman kakaknya dan dia ikut kelas MMA ini bersama teman-teman kakaknya. Sedangkan kakaknya berada di lantai 2 untuk latihan angkat beban.

Aku pun sesekali ikut membaur bersama grup Miselle. Aku bertukar user Instagram dengan Miselle dan berbasa-basi akan hangout dengannya. Setelah itu aku berkenalan dengan kakak-kakak di sebelah Miselle. Ada kak Alissa yang tampak sangat ramah dan sering mengajakku mengobrol. Kemudian kak Nia yang bertampang cantik-kalem. Dan yang terakhir ada kak Viona yang sedari tadi membuatku penasaran.

Jujur saja awalnya aku takut mengikuti kelas ini karena berpikir bahwa murid-muridnya adalah para pria berotot namun pada kenyataanya malah berbanding terbalik karena yang mengisi ruangan ini adalah 10 orang gadis dan kakak coach yang bergender berbeda sendiri.

Apakah aku yang terlalu percaya diri atau memang nyata bahwa gadis atau kakak berkaos pink ini terkadang melirik kearahku. Aku hanya bisa diam dari tadi karena tidak mengenal siapapun di sini. Tak terasa kelaspun telah selesai pada pukul 8, coach MMA yang bernama Ryan itu meminta kami berkumpul untuk foto bersama.

Apakah kalian tau, saat sesi foto itu coach Ryan meminta kakak berkaos pink itu mengambil posisi di tengah, yang mana tepat di sampingku. Kemudian terdengar aba-aba 1-2-3, aku merasakan ada lengan yang merangkul punggungku namun aku bereaksi dalam diam. Tentu saja lengan itu milik kakak berkaos pink. Aku pun tak mau ambil pusing, toh ini kan sesi foto dan bukan hal yang aneh untuk merangkul orang di sebelahmu, terlebih dengan gender yang sama. Aku pun merangkulkan tangan kiriku kepada gadis yang ada di sebelahku, namun aku tarik kembali, entah kenapa aku merasa tidak nyaman untuk melakukan kontak fisik kepada orang yang tidak kukenal.

Kemudian formasi foto berubah untuk mengambil angle yang berbeda dan kakak kaos pink pergi menjauh dariku. Aku mulai berpikir dalam hati, apakah karena aku tidak membalas rangkulannya tadi jadinya dia merasa malu atau bagaimana, aku juga tidak tahu. Setelah selesai berfoto aku berpamitan ke coach Ryan dan kakak-kakak tadi. Aku melajukan motorku secepat mungkin dan sesampainya di rumah aku langsung melepas pakaianku dan mandi.

Benar saja, kakak berkaos pink itu masih mengganggu pikiranku. Aku mendengar pembicaraan kak Alissa tadi mereka berencana untuk mengambil kelas aerobic untuk hari rabu besok. Sebelum pulang tadi aku reservasi kelas aerobic malam untuk hari rabu juga. Bukannya aku ingin agar bertemu kakak kaos pink itu lagi, tapi aku ingin rutin berolah raga untuk kesehatan dan penurunan berat badan. Motivasiku untuk menurunkan berat badan adalah karena bulan depan aku akan melakukan praktik klinik dan aku tidak mau terlihat gendut saat memakai seragam praktik.

The Girl Whom I Met In Gym ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang