2. Kelas Aerobic

568 16 0
                                    

Hari ini adalah hari rabu. Dan malam ini aku memiliki jadwal untuk kelas aerobic yang telah aku reservasi kemarin. Aku memilih hoodie tipis berwarna abu-abu dan celana training abu-abu bermerek Nevada. Aku berangkat ke tempat gym pukul 18.15 dan benar saja pasti aku adalah orang pertama yang berada di kelas ini. Padahal jadwalnya pukul 18.30. Jujur saja aku merupakan tipikal orang yang tepat waktu atau lebih suka menunggu sebentar dibandingkan terlambat.

Ketika aku meletakan tas dan barang-barangku yang lain ke dalam loker, aku melihat seorang gadis menaiki tangga. Gadis itu adalah kak Alissa.

"Halo mba.."

"Eh Sandra.."

"Iya mba.."

"Kamu sendirian lagi?"

"Iya.. mba nya? Temennya ikut lagi?"

"Iya nih dia masih di bawah"

"Oh.. Miselle ikut?"

"Ngga, katanya badan dia sakit semua jadi dia skip dulu wkwkwk"

"Oh..."

"Temennya yang ikut satu aja?" tanyaku sambil melihat kak Nia yang sudah di atas.

"Engga kok, ada satu lagi tapi belom dateng"

Ya aku tau siapa yang dimaksud kak Alissa, pasti kakak berkaos pink kemarin. Jujur saja kakiku sakit semua semenjak bangun tidur di hari selasa kemarin. Bahkan untuk berdiri dan berjalan saja sangat nyeri. Tapi aku tetap memaksakan diri untuk datang ke kelas aerobic hari ini. Memang sifatku yang keras kepala atau tidak enak hati karena sudah membuat janji dengan pihak gym. Dan juga, ada keinginan untuk bertemu lagi dengan kakak berkaos pink yang persentase kemungkinan untuk bertemu kembali hanya 50%. Belum tentu kan, saat mereka berbincang kemarin akan ikut kelas aerobic di hari rabu ini terlaksana. Maka dari itu aku tidak berharap banyak.

Wanita paruh baya yang merupakan pelatih senam aerobic pun masuk ke dalam kelas. Kelas di mulai dengan lagu pengiring yang di setel oleh pelatih. Jujur saja aku tak terlalu suka senam sejak dulu. Disamping malu karena lemak tubuhku bergetar, gerakanku juga kaku seperti robot. Berbeda halnya dengan kelas MMA kemarin aku sedikit percaya diri karena dulu aku pernah mengikuti kelas pencak silat dan taekwondo walau hanya sebentar.

Aku mengambil posisi di barisan kedua, yaitu barisan paling belakang. Ada dua baris yang setiap barisnya bersisi 5 orang dan diposisikan secara zig-zag dengan yang ada di belakang.

Kakak berkaos pink berada di depanku, tepatnya orang ketiga dari kiri. Sementara aku orang kedua dari kiri. Aku perhatikan kakak itu sangat lihai dengan gerakan aerobic yang dicontohkan oleh ibu pelatih. Mungkin kakak itu sudah mengambil banyak kelas senam di sini.

Ibu pelatih berbalik badan dan melihat gerakan kami satu persatu. Dan sampailah ibu pelatih mengingatkan gerakannku yang salah. Aku hanya tersenyum sambil menunjukan sederet gigiku dan membentuk huruf O dengan tanganku. Aku melihat kakak berkaos pink itu sedikit tersenyum seperti tertawa. Apakah kakak itu juga melihatku yang salah gerakan lewat pantulan cermin yang ada di depan. Aku tidak ingin memiliki rasa ge-er tapi aku merasa reaksi yang diberikan kakak itu selalu tepat saat aku dalam suatu kondisi tertentu.

Setelah selesai kelas, ibu pelatih meminta kami untuk berkumpul dan berfoto bersama. Tebak apa yang terjadi? Kakak berkaos pink yang sekarang memakai kaos abu-abu tiba-tiba mengambil spot foto di depanku, aku tidak tau ini kebetulan atau tidak tapi aku merasa kakak ini ingin berkenalan denganku tapi dia tidak pernah mengajakku bicara sama sekali hanya sering melihat ke arahku.

"Yukk yang mau fotonya japri saya aja" kata ibu pelatih

"Saya mau bu, minta nomernya ya bu" aku menyodorkan ponselku. Aku melihat kak Alissa, kak Nia dan kak Viona atau yang sering ku sebut dengan kakak kaos pink sedang mengambil mirror selfie.

"Ayo Sann.. sini" seru kak Alissa menyuruhku bergabung.

"Iya.. sebentar kak.." setelah selesai mendapatkan foto-foto tadi dari ibu pelatih aku berjalan menuju kak Alissa

"Kak, fotonya kayak camera 360 wkwkwk" ucapku sambil menunjukkan foto-foto tadi

"Maklum aja, Namanya juga emak-emak wkwkw"

"Nanti kirimin ke aku juga ya"

"Oke kak, WA ya kak" kemudian aku dan kak Alissa berjalan menuju kak Nia dan kak Viona.

Kami berfoto menggunakan ponsel milik kak Nia. Kemudian aku mengeluarkan ponselku dan meminta foto dengan itu. Selesai berfoto aku meminta username Instagram kak Nia kemudian aku memberikan ponselku ke kak Viona. Dari rekasi yang aku tangkap, sepertinya dia tidak menduga jika aku akan meminta user nya juga. Untuk user kak Alissa aku sudah memfollownya sejak postingan story coach Ryan karena direpost ulang. Maka dari itu aku sedikit lebih dekat dengan kak Alissa dibandingkan dengan yang lain.

Saat semua sudah selesai, aku memutuskan untuk turun menunggu kakak-kakak itu tidak seperti kemarin aku langsung turun sendiri dan pulang.

"Sandra besok mau ikut kelas Zumba buat hari jum'at?" tanya kak Alissa

"Iya kak, aku mau reservasi nih. Pengen rutin"

"Yaudah bareng-bareng aja biar tambah rame"

"Yaudah aku ikut aja kak" dan sekarang aku merasa menjadi anggota tambahan di kelompok mereka. Aku tidak tahu kenapa tapi kak Alissa selalu saja mengajakku untuk segala sesesuatu saat di gym. Kami pun turun ke lantai 1 untuk melakukan reservasi.

"Mbak, mau pesen kelas zumba buat hari jum'at yang malem 4 orang" ucap kak Alissa

"Oh iya kak"

"Alissa, Sandra, Nia, Viona"

"Baik kak"

"Si Sandra udah?" tanya kak Viona yang berada di samping kak Alissa

"Udah kok"

Kemudian kami keluar menuju tempat parkir.

"Yahh motorku ngga bisa keluar ni.." ucap kak Viona. Aku melihat ada motor Nmax menghalangi motornya, vario putih. Aku melihat motorku masih bisa keluar walaupun sedikit mepet. Saat aku mengeluarkan motorku aku merasa diperhatikan oleh kak Viona. Saat aku sudah berhasil mengeluarkan motorku aku berpamitan kepada kakak-kakak.

"Duluan kak" kak Viona yang berada tepat di sampingku tidak merespon apa-apa, hanya melihatku saja.

"Ohh iya Sandra hati-hati ya" ucap kak Alissa dan kak Nia yang padahal berada sedikit jauh dariku.

Akhirnya aku sampai juga di kamar tercintaku. Aku melihat notif Instagram, kak Nia memngikutiku balik. Kemudian muncul notif kak Viona mengijinkanku mengikuti akunnya tapi tidak diikuti balik. Aku berpikir sejenak, "ini dia lupa atau emang sengaja sih?".

Masa bodoh, aku bergegas mandi dan beres-beres. Kebiasaanku saat sedang banyak pikiran adalah duduk diam di depan cermin. Aku memiliki lemari baju yang berbahan kaca dan cermin yang dipesan secara custom. Spot di depan cerim lemari ini adalah favoriteku untuk merefleksikan diri tentang apa saja yang telah aku lalui dan apa saja kesalahan yang telah aku perbuat. Aktivitas ini dapat memakan waktu berjam-jam untuk mencari sebuah jawaban dalam permasalahan yang sedang aku alami. Menurutku ini merupakan self-therapy yang sangat bermanfaat bagiku pribadi. Setelah cukup merefleksikan diri aku naik ke ranjang dan mulai membuka ponselku.

Aku mendapatkan notif bahwa kak Viona mulai mengikutiku balik. Durasi waktu sejak dia mengijinkanku untuk mengikuti akunnya dan mengikutiku kembali sekitar 2,5 sampai 3 jam. Dan selama itu juga aku merefleksikan diri dihadapan cermin. Awalnya aku berniat mengirimkan direct massage kepadanya untuk meminta followback, namun sebelum itu dia sudah mengikutiku balik.

Banyak pertanyaan yang muncul di benakku. Apakah kak Viona seorang femme? Atau bi? Atau cuma kepo? Aku tidak tahu pastinya tetapi pertanyaan-pertanyaan itu menghantui pikiranku. Aku merasa dia gay atau minimal bi seksual dari cara dia menatapku sejak hari pertama. Tapi mungkin juga aku yang terlalu ge-er dan berhalusinasi karena jatuh dalam cerita-cerita wattpad. Tapi, yang manapun itu yang jelas aku mulai merasakan ketertarikan terhadap kak Viona.

The Girl Whom I Met In Gym ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang