4. Jogging Pagi

361 14 4
                                    

Aku semalaman tidak bisa tidur dengan pulas entah karena terlalu capek atau terlalu kepikiran untuk jogging bersama kakak-kakak di pagi hari. Aku takut jika kesiangan. Dan akhirnya aku tidur sekitar pukul 2 dan bangun sekitar pukul 5 sekalian beribadah subuh.

Setelah itu aku bergegas mandi dan berpakaian dengan rapi. Aku memilih menggunakan kemeja dengan warna vintage dan training abu-abu Nevada. Aku melihat jam menunjukkan pukul 06.20 kemudian aku mengechat kak Alissa. Namun kak Alissa centang 1. Masalahnya adalah temanku juga mengajakku untuk pergi pagi ini, dan aku sedikit kasihan padanya untuk suatu alas an tertentu jadi aku harus memastikan jadwal jogging ini jadi atau tidak.

Kemudian terbesit untukku mengechat kak Viona. Aku mendapat nomernya melalui kak Alissa tadi malam.

"Kak Viona, ini Sandra. Kak Alissa kok masih centang 1 ya? Katanya kemaren jam 7 udah sampe sana?" tanyaku benar-benar bertanya bukan modus.

"Waduh, jangan-jangan masih tidur dia"

"Padahal rencananya aku mau otw ke kos kak Viona jam 06.30"

"Itu dia udah bangun tu.."

"Oke kak, aku otw kos kak Vio.."

Dan akhirnya aku pergi ke tempat kak Viona pukul 06.49. Aku menelusuri jalan menggunakan bantuan google maps. Sempat terlewat, akhirnya aku menemukan kosnya. Di depan gerbang terlihat sudah ada kak Alissa dan kak Nia menunggu di motor. Aku memperhatikan kos yang ditinggali kak Viona terbilang cukup mewah. Bahkan jarak dari gerbang luar dan gerbang dalam cukup jauh, mungkin bisa untuk memarkirkan 6 buah mobil sejenis Avanza.

Akhirnya kak Viona keluar dari pintu gerbang. Dia memakai kaos hitam bergambar ditengah, celana hitam pendek diatas lutut dan di balut dengan jaket bertudung berwarna mocca? Atau putih tulang? Aku kurang yakin.

"Itu kamu bareng sama si Sandra" kata kak Alissa

"Em.. mau kamu atau aku yang bawa" tanyanya

"Terserah"

"Yaudah aku aja.." lalu kak Viona berada di kursi depan. Aku bisa mencium bau wangi darinya, shampoo? parfum?..

Jujur saja aku juga kurang yakin jika aku yang menyetir di depan, karena badanku 2x lebih kecil darinya. Aku memiliki tinggi sekitar 155 cm dengan berat sedang dan kak Viona mungkin sekitar 171 cm atau 172 cm dengan berat yang bisa terbilang cukup.

Selama di motor mengobrol ringan sampai akhirnya kami sampai di parkiran stadion.

"Kak itu masnya" yang aku maksud adalah coach Ryan.

"Mana..?" tanyanya masi melajukan motor mencari spot parkir.

Akhirnya kami berlima sudah berkumpul. Maksud acara jogging pagi ini adalah agenda dari coach Ryan untuk mendekati kak Nia. Dan kami, aku, kak Alissa dan kak Viona hanyalah figuran atau extra.

Kami bertiga memutuskan untuk menjaga beberapa Langkah di belakang mereka sampai akhirnya mereka berdua hilang dan tak terlihat wkwkwk dan kami berjalan di area lain stadion.

Kami berjalan memutari pinggir lapangan yang biasa dijadikan sebagai arena pertandingan sepak bola. Kami berjalan beriringan sambil dibarengi cerita-cerita ringan. Lebih tepatnya cerita mereka berdua mengenai temannya yang sedang menjalani toxic relationship. Seperti biasa aku sedari tadi memasangkan headset bluetooth di kedua telingaku, namun aku masih mendengarkan cerita mereka berdua dengan ekspresi yang datar.

Kemudian setelah capek 10x memutari lingkaran arena sepak bola kami memutuskan untuk mencari coach Ryan dan kak Nia. Setelah itu kami berlima berkumpul di tempat duduk umum di tengah taman. Suasana yang sepi dan hanya menyisakan kami berlima.

The Girl Whom I Met In Gym ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang