Slow aja bacanya ya...
Buat bocah yg baca cerita ini, tolong dong bijaknya...
Entah itu bocah atau udah dewasa. Harap bijak dalam membaca setiap alur...aku ga mau ya ngasih peringatan berulang kali. Apalagi sampe ngamuk seperti di TDD. aku udah ngasih peringatan garis keras di awal part. Jangan terbawa emosi dan memberi komentar kasar di sini...GUEGASUKA!!
klo kalian gabisa bijak harap gausah baca ya sayang!
Aku ga mau kalian ngasih komentar dengan membawa nama binatang di sini...
Kan udah di kasih tau, cerita ini konten dewasa, ARTINYA dewasa bukan dalam 18++ aja melainkan kekasaran dan keemosian jadi bacanya slow aja ga usah terpancing...sorry! Ga suka aja sih ada kata2 kasar di kolom komentar ini.
Ga usah di dalamin bacanya...ini hanya dunia hiburan gaes! Harap kesadarannya.
Klo mental kalian anjlok stop it's!
Ga usah di lanjut😁
Cukup ya aku ngasih peringatan...tolong jangan lagi ada kata2 kasar di kolom komentar!!!
Terimakasih kalian udah mampir ke sini🙏
Males sih sebenernya banyak bacod!
Silahkan spam komentar asal jangan kasar ya sayang, dan jangan lupa VOTEnya biar aing semangat nulisnya💓😁Happy reading!!!
.
.
.
.
.
.Pukul 9 malam.
"Daddy...hikss, daddy!"
CEKLEK
"Rozen, sayang?"
"Daddy...hiks! Rozen rindu daddy"
Jennie diam menatap rozen yg gelisah dengan mimpinya. Pria kecil itu terus memanggil sang daddy di iringi tangisan.
Perlahan jennie mendudukan dirinya di tepi kasur, menatap buah hatinya yg terus memanggil sang daddy, tak terasa air matanya mengalir begitu sajah, dadanya amat sesak saat sadar keadaan yg sudah berubah.
"Daddy!" Lirih rozen yg wajahnya di penuhi keringat.
"Sayang, bangun..ini mommy" ucap jennie berat lalu mengusap wajah rozen yg basah. Rozen masih di alam mimpi yg terisak isak yg pilu.
"Sayang...bangun" jennie berusaha membangunkan sang anak dengan cara mengelus lengan rozen.
"Daddy" ujar rozen ketika terbangun yg langsung duduk
"Hiks...mommy! Rozen merindukan daddy" tangisnya menatap jennie melas
Jennie yg tidak kuasa segera membawa tubuh mungil putranya ke dalam pelukan lalu dirinya turut terisak.
"Rozen sabar ya sayang, rozen pasti bertemu dengan daddy. Tapi tidak sekarang" ucap jennie lembut membuat isakan rozen nambah cepat.
"Hikss...rozen ingin daddy" serunya yg wajahnya menyusup pada dada sang mommy.
"Rozen merindukan daddy mommy. Hikss!"
"Tolong pertemukan rozen dengan daddy" katanya yg berubah tersedu sedu
Jennie menatap pada jam dinding yg menunjukan hampir setengah 10, ia yakin mantan suaminya itu belum tidur.
"Sebentar ya sayang, mommy akan mengambil ponsel mommy dulu di kamar" ucap jennie mengusap pipi si bungsunya yg mengangguk patuh.
Jennie berjalan menuju kamarnya yg bersebelahan untuk mengambil ponselnya.
Tidak butuh waktu lama jennie kembali ke kamar si bungsu yg setia duduk di atas ranjang dengan muka kucel bahkan pria kecil itu masih terisak isak.
Ia menatap mommynya yg sudah duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
_Penyesalan Seorang Janda_(Jenlisa)
FanfictionAda yg lebih berat dari rindu, yaitu penyesalan!!