"Bagaimana kabarmu?" Tanya lisa menatap wanita yg tampak rapuh duduk di sampingnya"Aku sangat baik! Seperti yg kau lihat!" Jawab jisoo pelan dengan suara tertahan, dadanya amat sesak harus melihat seseorang yg sudah tidak ingin ia lihat lagi dalam hidupnya.
"B-bagaimana harimu?" Tanya lisa, waswas rasanya untuk menanyakan tentang wanita yg sampai saat ini menjadi bayangan atas merasa bersalah
"Hari hariku juga sangat baik! Kau tenang saja. Tanpamu bukan berarti aku tidak bisa melanjutkan hidupku. Bukan berarti hidupku patah!" Jawab jisoo datar, sering kali menjatuhkan air mata yg berusaha ia tahan namun pada akhirnya air mata itu terus terjatuh dengan lancar.
Lisa mengangguk berat. Lalu kembali bertanya yg rasanya ingin tau tentang mantan kekasihnya setelah ia tinggalkan.
"K-kenapa kau kemari? Kau sakit?" Ragu ragu untuk kembali menatap jisoo yg sejak tadi memberi aura tidak bersahabat.
"Putraku kecelakaan, itulah sebabnya aku kemari!" Nada jisoo praktis menjadi berat lantas jisoo segera berdiri saat mengingat putranya, melangkah sebelum akhirnya keluar seseorang dan memanggilnya dari ruangan yg berada di sampingnya.
"Jisoo? Kau sudah datang?!" Tanya irene bersamaan menutup pintu kembali
"Irene? Bagaimana keadaan putraku?! Dia baik baik saja kan?!" Tanya jisoo mengabaikan pertanyaan sang sahabat. Menatap irene dengan panik
"Jisoo. Kau tenang ya?" Kata irene mengusap lengan jisoo yg panik
"Bagaimana aku bisa tenang jika putraku baru saja mengalami musibah. Katakan irene!" Desak jisoo tidak sabar. Air mata makin menderas
"Jinho baru saja di tangani. Dia--"
"Dia kenapa irene?! Dia baik baik saja kan?!"
Irene mengusap bahu jisoo dengan iba saat sang sahabatnya begitu panik dan khawatir.
"Dia baik baik saja, tapi ada luka di bagian tubuhnya dan aku sudah mengurusnya jadi untuk sementara waktu dia harus di rawat dulu. Kau tenang ya?!" Pungkas irene lembut. Jisoo seketika menunduk bersamaan air matanya yg berjatuhan menghujani lantai.
"Terimakasih irene" imbuh jisoo serak yg di jawab anggukan oleh irene.
"Kim jinho pria yg kuat! Kau tau itu" tutur irene membuat jisoo mengangguk pelan sembari tersenyum.
"Dia yg membawa putramu ke sini" kata irene menatap lisa yg sejak tadi membisu. Jisoo menoleh pada lisa, jisoo cukup terkejut jika lisa yg membawa putranya ke sana.
"J-jadi pria kecil itu adalah putranya jisoo?! Apakah dia sudah menikah? Bodoh! Tentu saja sudah. Terbukti dia sudah memiliki seorang anak" batin lisa yg mendadak hatinya terluka. Menatap jisoo dengan raut wajah sendu.
"Jadi kau yg menabrak putraku?!"
Deg
Seketika jisoo marah yg kini berdiri tepat di hadapan lisa yg kaget.
"A-aku--"
"Jisoo! Sabar. Justru dia yg menolong putramu membawanya ke sini, pelakunya tidak bertanggung jawab. Tenangkan dirimu" potong irene begitu lisa terlihat gugup begitu jisoo menyerangnya. Kemudian jisoo menunduk dengan perasaan hancur.
"M-maaf!" Katanya sangat pelan
"Sudah. Sekarang duduklah, kau boleh masuk jika suster sudah memperbolehkanmu ke dalam, sekarang aku harus mengurus pasien lain. Aku tinggal dulu ya?" Ucap irene memapah jisoo untuk duduk kembali pada kursi tunggu. Jisoo hanya diam dan menurut. Irene berlalu setelah menenangkan jisoo yg sudah terlihat tenang.
Setelah di tinggal irene, lisa berjalan pelan lalu ikut duduk di kursi samping jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
_Penyesalan Seorang Janda_(Jenlisa)
FanficAda yg lebih berat dari rindu, yaitu penyesalan!!