•Happy Reading•
_____________
Untuk kamu, terima kasih telah hadir.
Langit masih terlihat gelap, hembusan angin pun terasa dingin, orang-orang masih tertidur lelap di kamarnya kecuali seorang gadis yang sedang berkutat di dapur. Nayla Cantik disaat jam masih menunjukan pukul 04.10 WIB ia sudah sangat sibuk dengan segala pekerjaannya.
Setiap hari Nayla selalu bangun dijam-jam seperti ini. Itu karena Nayla harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sebelum jam 06.00 WIB dari mulai menyapu, mengepel, mencuci hingga memasak dan segala kegiatan berbesih harus segera ia selesaikan. Rumahnya yang besar dan memiliki tumpukan baju setiap harinya mengharuskannya bangun lebih cepat dari siapapun.
Nandin sengaja memecat pembantunya ketika Nayla berusia sepuluh tahun karena ia sudah memiliki Nayla yang dia anggap sebagai pembantu jadi untuk apa buang-buang uang untuk mempekerjakan seorang pembantu, pikirnya.
Nayla sudah selesai membersihkan seluruh ruang rumahnya. Melirik sekilas ke arah jam dinding, Nayla menghembuskan nafasnya pelan sekarang masih jam 05.30 WIB masih ada waktu untuk mandi dan bersiap-siap untuk keperluan sekolahnya.
"Hari ini Athan pasti ngejemput Nay jadi Nay harus cepet-cepet selesai biar gak bikin Athan nunggu." Nayla segera berjalan ke arah kamarnya, ia sedikit tergesa-gesa menaiki tangga.
Setelah selesai mandi dan mempersiapkan keperluan sekolahnya, Nayla turun dari kamarnya dengan memakai seragam sekolah dan tas yang digendongnya. Ia masih memiliki waktu sepuluh menit untuk memasak serapan, hari ini Nayla akan membuat nasi goreng sosis untuk keluarganya dan untuk bekalnya.
Nayla menaruh tasnya di kursi meja makan setelah itu ia berjalan ke dapur untuk segera memasak nasi gorengnya. Setelah selesai Nayla memindahkan nasi gorengnya yang sudah matang ke sangku nasi stainless lalu menaruhnya ke meja makan.
Tidak lama suara langkah kaki terdengar menuruni anak tangga membuat Nayla mengalihkan pandangannya ke arah orang itu. Senyum Nayla mengembang melihat seorang laki-laki yang sudah rapi dengan jasnya berjalan menuju ke meja makan.
"Selamat pagi, Ayah," ucapnya ketika melihat ayah yang sudah duduk dikursi.
Reno-ayahnya itu mengabaikan sapaan Nayla, dia hanya duduk diam dikursi yang berada di kepala ujung meja makan.
Suara langkah kaki terdengar kembali kali ini seorang perempuan sedang mengandeng anak perempuan seusia Nayla, mereka berjalan dengan anggun seolah sedang melewati red karpet merah.
Nayla menghela nafas, ia mencoba menyiapkan mental untuk menghadapi sang nyonya iblis dan anaknya.
Melihat sang Ayah yang sudah ada di ruang makan, Astrid melepaskan gandengan Nandin, ia berlari ke arah Reno lalu memberikannya sebuah pelukan.
"Pagi, Ayah." Reno tersenyum menyambut sapaan dan pelukan putri tersayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You
Teen FictionKehidupan Nayla yang kelabu tiba-tiba berubah penuh warna ketika Jonathan Arselino hadir memberikan sebuah kebahagiaan yang dia dambakan. Tapi disaat Nayla menikmati kebahagiaannya sebuah rahasia besar tentang keluarganya terungkap membuat dirinya...