Kehidupan Nayla yang kelabu tiba-tiba berubah penuh warna ketika Jonathan Arselino hadir memberikan sebuah kebahagiaan yang dia dambakan.
Tapi disaat Nayla menikmati kebahagiaannya sebuah rahasia besar tentang keluarganya terungkap membuat dirinya...
Kamu tau? Hadirmu mengubah segala ceritaku menjadi lebih indah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flashback
Bahu Nayla bergetar hebat, ia menggigil kedinginan. Dimalam hari keadaan gudang yang Nayla tempati ini sangat gelap dikarena tidak adanya lampu sama sekali ditambah ventilasi udara yang lebar membuat angin malam masuk ke dalam dengan cukup kencang menciptakan suasana dingin yang mencekam.
Nayla merapatkan pelukannya. Perutnya terasa nyeri menahan rasa lapar yang ia tahan sejak sore tadi. Bibirnya yang kering terus bergetar dan bergumam. "Na-y lapar .... Bunda .... Bunda .... perut Nay sakit."
Nayla Cantika, gadis cantik yang sangat malang. Disaat anak-anak seusianya sedang berbahagia dengan kehangatan kasih sayang keluarganya Nayla malah mengalami keadaan yang bertolak belakang, ia tidak pernah dipedulikan atau menerima kasih sayang dari Ayahnya. Semenjak Bundanya meninggal kehidupan Nayla bertambah suram, tidak ada lagi kasih sayang yang bisa dia dapatkan di kehidupan ini.
Disekolah yang katanya tempat berbaur dan bersenang-senang bersama teman sebaya pun tidak bisa Nayla rasakan, semua orang seolah menjauhinya tidak ada siapapun yang ingin berteman dengannya. Bahkan adiknya sendiri menghasut teman-temannya untuk membully Nayla.
Bagi Nayla tidak ada tempat yang aman untuknya, tidak ada siapapun yang menerimanya. Rasanya Nayla ingin menghilang saja dari dunia ini karena untuk apa ia ada bila tidak ada siapapun yang menginginkannya.
"Bunda kenapa pergi? kenapa ninggalin Nayla sendiri? Nay pengen ikut bunda aja disini semua orang jahat sama Nay."
Nayla teringat bundanya, ia rindu dengan kasih sayangnya. Andai saja bundanya masih hidup Nayla yakin hidupnya tidak akan semenderita ini.
Ayahnya juga tidak akan memperilakukannya seburuk ini walaupun semasa bundanya masih hidup, ayahnya itu tidak pernah memberikannya kasih sayang tapi setidaknya dia tidak pernah berbicara kasar atau memukulnya seperti sekarang.
Air mata Nayla luruh, ia kembali menangis ketika kenangannya bersama bundanya berputar di kepalanya.
Bundanya yang baik hati, bundanya yang selalu tersenyum, bundanya yang selalu menyayanginya, bundanya yang selalu memeluknya setiap malam, bundanya yang selalu menyiapkan segala keperluannya. Semua itu harus terpaksa hilang di kehidupan ketika sebuah kecelakaan meregut nyawa bundanya.
