FLASHBACK
Di sore hari dengan langit senja yang berwarna jingga Nayla kecil sedang asik bersepeda di taman komplek perumahannya. Hari ini dirinya sangat gembira karena minggu depan Nayla sudah lulus SD dan sebentar lagi dia akan masuk SMP. Pikirannya sekarang sedang berkelana memikirkan apakah nanti di sekolah baru dirinya bisa memiliki teman yang menemaninya. Dalam hatinya dia selalu berdoa semoga saja dia dapat menemukan seseorang yang ingin berteman dengannya tapi sebelum itu dia harus memilih sekolah yang berbeda dengan Astri, adiknya.
"Nay, harus beda sekolah dengan Astri supaya kehidupan sekolah kali ini bisa damai tentram dan sejahtera." Batin Nayla.
Terlalu larut dalam pikirannya, Nayla tidak sadar bila ada seorang anak laki-laki yang sedang berjalan di depannya. Nayla yang panik berusaha untuk berteriak agar anak laki-laki itu menghindar.
"HEY.... AWAS.... AWAS!!!" Teriak Nayla.
Mendengar suara teriakan yang nyaring membuat anak laki-laki itu terkejut lalu terjatuh.
Gubrak
'Belum juga ketabrak sudah jatuh duluan'
Nayla semakin panik melihat anak laki-laki itu terjatuh. Dengan tergesa-gesa Nayla mengerem sepedanya membuatnya terjungkal ke tanah.
Cit Cit Cit Cit
BRAK
"Aw, sakit banget." Ucap Nayla sambil mengusap dengkul tangannya yang kotor.
Anak laki-laki itu mengedipkan matanya berkali-kali, otak kecilnya sedang memahami tragedi apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini.
Nayla bangun lalu membersihkan tanah dari pakainya kemudian berjalan tertatih ke arah anak laki-laki yang sedang terduduk di tanah.
"Kamu gapapa?" Tanya Nayla.
Anak laki-laki itu menganggukkan kepalanya sembari melihat kondisi Nayla yang berantakan.
"Kalau kamu gapapa?"
"Aku gapapa." Jawab Nayla sembari membenarkan rambutnya yang berantakan.
"Tapi tangan kamu berdarah." Ucap anak laki-laki itu sambil menunjukkan dengkul tangan kiri Nayla yang berdarah.
"Oh ini, gapapa. Cuman luka kecil gak sakit." Ujar Nayla lalu mengulurkan tangan kanannya untuk membantu anak laki-laki itu bangun.
Anak laki-laki itu menerima uluran tangan Nayla, "Maaf ya karena aku tangan kamu terluka." Ucapnya ketika sudah berdiri di depan Nayla.
"Eh, aku yang harusnya minta maaf tadi hampir mau nabrak kamu." Ujar Nayla dengan muka bersalah.
"Mau ikut aku pulang ke rumah? Nanti bunda aku yang obatin lukanya. " Ajak anak laki-laki itu.
Nayla ingin menolak ajakan anak laki-laki itu, ia tidak ingin merepotkan orang lain. Tapi sebelum menjawab permintaan itu, suara anak laki-laki lain terdengar memanggil namanya.
"NAYLA..."
Nayla mengalihkan pandangannya mencari seseorang yang memanggil namanya. Suara orang itu adalah Jonathan satu-satunya teman yang dia miliki.
"ATHAN..." Nayla melambaikan tangan kanannya, bibirnya tersenyum manis ke arah Jonathan yang berlari menuju dirinya.
"Kamu kenapa?" Tanya Jonathan setelah sampai didepan Nayla. Tangannya memegang sisi tangan Nayla yang terluka.
"Aw, jangan dipegang sakit." Ujar Nayla sembari meringis pelan.
Jonathan menurunkan tangannya, dia terlalu panik melihat keadaan Nayla yang terluka. "Maaf, Nay" Ucapnya dengan raut wajah merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You
Teen FictionKehidupan Nayla yang kelabu tiba-tiba berubah penuh warna ketika Jonathan Arselino hadir memberikan sebuah kebahagiaan yang dia dambakan. Tapi disaat Nayla menikmati kebahagiaannya sebuah rahasia besar tentang keluarganya terungkap membuat dirinya...