Posisi ketiganya telah berubah. Setelah mulut dan lidah Chanyeol serta Sehun bertukar saliva menikmati penis besar Siwon, Siwon menarik tubuh Sehun agar berdiri. Kali ini Chanyeol menikmati dua penis yang teracung di depannya. Semenit ia mengulum penis Siwon dan tangannya mengocok penis Sehun, semenit kemudian, mulutnya beralih ke penis Sehun dengan tangan mengocok penis Siwon. Chanyeol tak bosan merasakan keduanya bergantian tiap menit. Chanyeol juga mengencangkan otot penisnya sendiri sehingga tak kalah keras dengan dua penis lainnya. Precum bercucuran perlahan dari penisnya.
Di atas, Siwon melepas kancing baju Sehun sembari membaui leher Sehun, menjilati, mengecup, dan menggigitinya. Sementara Sehun memejamkan matanya sembari melenguh nikmat merasakan dua bagian tubuhnya dimuluti. Tak ada panggilan nama. Hanya lenguhan nafsu dari ketiganya yang terdengar.
Chanyeol mulai bertindak tak sabar. Dua penis ia dekatkan, ia satukan, dan ia masukkan bersamaan ke mulutnya. Siwon dan Sehun meresponnya dengan sodokan. Keduanya juga sedang berciuman dengan panas. Menggerakkan kepala ke kanan dan kiri secara bergantian, karena lidah yang saling berebut dominasi. Tentu saja Siwon yang menang. Selain Sehun kalah pengalaman, nalurinya sebagai submisif sedang menguasai penuh dirinya, sehingga lebih nyaman dikuasai daripada menguasai. Lidah Sehun diikat oleh bibir Siwon, disedot oleh Siwon dengan penuh nafsu.
"Hyung, aaaaahhh, keluar!!!" Sehun berteriak kencang di sela pertarungan bibirnya dengan Siwon.
Siwon dengan cepat menghentikan sodokannya di mulut Chanyeol, mendorong kepala Chanyeol menjauhi penisnya, kemudian menggenggam erat penis Sehun, mencegah pancaran pejuh Sehun.
"Siapa bilang kau boleh keluar, Sehun-ah? Hari masih panjang. Pejuhmu tak boleh terbuang sia-sia." Siwon membisikkan kalimat kotor ke dekat telinga Sehun yang sedang mengerang nikmat sekaligus sakit karena uretranya yang mengejang nikmat tertahan oleh genggaman tangan Siwon.
Siwon kemudian memandang Sehun dengan senyum liciknya, mencium kembali Sehun, dan lidah keduanya kembali berdansa. Sementara Chanyeol menyaksikannya dengan penuh nafsu, sembari melepas seluruh pakaiannya agar segera mencapai ketelanjangan. Chanyeol berjalan menjauhi Siwon dan Sehun menuju sofa-bed yang mengarah ke luar, menghadap kaca besar. Sofa-bed yang lazimnya dinikmati Siwon ketika rehat tiba-tiba menjadi latar scene film porno. Tubuh Chanyeol yang besar, seksi, dan basah tampak indah disinari terik matahari siang.
"Siwon Hyung dan Sehun, aku ingin dua lubangku dibanjiri sperma kalian. DO ME!" teriak Chanyeol sambil berbaring telentang. Dengan penisnya yang masih setia tegak, Chanyeol memasrahkan dirinya –literally– pada kuasa Siwon dan Sehun. Nafsu telah mengubahnya dari yang semula dominan menjadi subsmissive.
Siwon dan Sehun melepas tautan di antara keduanya, saling memandang, kemudian berjalan mendekati Chanyeol.
"Berbalik, nae dongsaeng. Berpose merangkaklah."
Chanyeol menuruti Siwon untuk berpose merangkak. Sehun memilih telentang di bawah Chanyeol, mempersembahkan penisnya ke mulut Chanyeol dan menikmati suguhan berupa penis yang serupa besarnya dengan penisnya sendiri: penis Chanyeol. Keduanya saling menjilat, mengisap, dan mengeluar-masukkan penis. Lenguhan terdengar semakin keras menghiasi permainan ketiganya, ketika Siwon melakukan rimming ke anus Chanyeol.
"Hyuuuung.... Aaaahhhh, sllllrrrpp, aaa, aaaahhh. Ooooooo enak banget...." Chanyeol menjerit keenakan ketika lidah Siwon menginvasi lubang perawannya. Maklum selama ini Chanyeol selalu menjadi top, bukannya bottom.
"Oooohhh... Hyung, hyung, hyung... Mmmmmm." Sehun merespon dengan alunan kenikmatan yang sama akibat geraman Chanyeol saat mengisap penisnya. "Jangan berhenti Hyung... Mmmmmhhhh!!!"
Siwon melesakkan lidahnya ke anus Chanyeol, bertualang di permukaan dan dalam anus, sejauh jangkauan lidahnya. "Sllrrrrpppp, sllrpppp, sllrrppp, mmmmh."
KAMU SEDANG MEMBACA
The World As It Is
FanfictionSeks memang menjadi sebab bagi penciptaan. Namun bagi beberapa orang, seks adalah kepuasan. Ketika seks diwarnai oleh cinta, lahirlah kesetiaan. Tentu saja kesetiaan untuk memperoleh kepuasan. The World As It Is memotret motif terdalam manusia terse...