Skandal nikmat Siwon dan Hyukjae juga dimulai saat Siwon masih menjad CEO SM. Saat itu Siwon sedang melakukan random inspection konser artis SM di Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Hanya sedikit di manajemen SM yang mengetahui kepergian Siwon ke AS, agar inspeksinya sukses: kualitas konser agensinya adalah kerja keras sistemik, bukan akibat kehadirannya.
Di hari pelaksanaan konser, Siwon menghubungi salah satu petinggi SM yang in-charge di konser tersebut, memintanya keluar menemuinya dan memberikan ke Siwon kartu identitas yang bisa mengakses semua area konser. Siwon kemudian berkeliling melakukan monitoring secara random. Di momen inilah Siwon menemukan Hyukjae, sang stage director konser.
Awalnya, Siwon hanya mendengarkan lalu lintas komunikasi melalui radio gelombang pendek. Perintah tegas, tetapi dalam bahasa sopan dan kadang jenaka Siwon dengarkan dari radio tersebut. Siwon penasaran pemilik suara tersebut dan menyadari bahwa yang bersangkutan adalah stage director yang sedang memberikan instruksi bersahabat kepada koleganya.
Ketika rehearsal dimulai, Siwon mencari lokasi yang strategis agar dapat memandang dengan bebas berjalannya latihan para artis SM melalui binokular. Saat penglihatannya menyapu panggung ia sekilas menyaksikan idol lelaki yang menjadi partner seksnya, Chanyeol dan Sehun, mengarahkan wajah dengan ekspresi sedikit mesum kepada sang stage director.
Siwon mengalihkan matanya dari binokular dan membuka smartphone-nya, mencari siapa nama stage director yang ternyata fenomenal profesionalisme sekaligus sex appeal-nya. Data SM menunjuk nama Lee Hyukjae dan Siwon segera berselancar di database untuk mencari fotonya.
"Wow. Badannya ramping tapi kokoh. Sudut dagunya sangat laki." pikir Siwon vulgar, tertular ekspresi Chanyeol dan Sehun.
Siwon mengarahkan binokularnya kembali ke panggung. Kali ini spesifik mencari Hyukjae. Dan begitu mendapatkannya, Siwon termangu. Wajah tampan Hyukjae sedikit feminin, walaupun sudut dagunya menggambarkan kelelakiannya. Kaos tipis berwarna hitam yang dipakai Hyukjae terlihat menempel ketat pada tubuh seksinya karena keringat. Basah akibat keringat yang serupa juga tampak di wajah dan leher Hyukjae, semakin menguatkan tarikan seksual seorang Hyukjae. Penis Siwon mengeras seketika. Bahkan suara familiar Hyukjae di radio menguatkan fantasi liarnya. Siwon kembali melepas binokularnya, memejamkan sekian detik matanya, menetralisir pikiran kotornya sejenak. Ketika kembali bersih, penis Siwon tak bisa lemas kembali. Sex appeal Hyukjae terlalu kuat.
Siwon tak memedulikan penisnya. Ia berdiri dari duduknya dan melanjutkan supervisinya hingga rehearsal dan konser selesai. Dengan penis setengah keras.
###$$$###
Malam itu, saat artis SM menyanyikan lagu penutup bersama, Siwon menyudahi monitoringnya dan menuju hotel. Siwon mandi sejenak –dengan penis tetap keras– berganti pakaian yang lebih kasual. Siwon keluar hotel untuk mencari makan malam dan bertemu dengan beberapa sahabatnya di LA. Menjelang tengah malam, Siwon berpamitan pulang dengan sahabatnya dan mencari club yang ia tuju. Sebuah klub yang masyhur namun ekslusif, khusus bagi pencari pasangan sesama jenis. Penisnya? Jangan tanya, hanya Hyukjae yang terbayang di otak mesumnya.
Tidak semua orang dapat masuk ke klub tersebut, karena harus terlebih dahulu melakukan reservasi dengan biaya daftar dan tahunan yang mahal. Siwon masuk ke klub eksklusif tersebut dengan harapan mendapat pasangan seks malam itu. Muda, seksi, bibir menawan, dan sebisa mungkin semirip Hyukjae. Penisnya sejak siang bertahan dengan ketegakannya akibat Hyukjae.
###$$$###
Klub yang Siwon masuki ternyata cukup ramai. Beberapa pasang tampak menari bersama dengan gerakan yang sangat intim. Beberapa yang lain terlihat berciuman panas di sela tariannya. Sementara yang lain, memilih duduk di beberapa sofa yang disediakan sambil melakukan intercourse seksual, meskipun tak sampai telanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World As It Is
FanfictionSeks memang menjadi sebab bagi penciptaan. Namun bagi beberapa orang, seks adalah kepuasan. Ketika seks diwarnai oleh cinta, lahirlah kesetiaan. Tentu saja kesetiaan untuk memperoleh kepuasan. The World As It Is memotret motif terdalam manusia terse...