Lampu kota sedang menyinari jalanan yang dipenuhi oleh hiruk pikuk kendaraan. Seoul merupakan kota yang cukup ramai, dan di jam tertentu terjadi kemacetan. Pun kamu sudah berada di dalam taxi beberapa waktu lalu.
Beberapa kali kamu melihat jam yang melingkar di tangan kecilmu. Masih banyak waktu untuk sampai dibandara, namun tetap saja kamu merasa gelisah.
Sebenarnya antara Seoul dan Incheon hanya menempuh kurang dari empat puluh menit, namun karna terhalang oleh kemacetan—kamu menghabiskan waktu satu jam untuk sampai di bandara.
Setiap kali sampai di bandara, dadamu selalu berdebar. Kebahagiaan saat menjalani pekerjaanmu sebagai flight attendants (pramugari), tapi kali ini debaranmu lebih besar dari biasanya.
"Kau sudah datang?" Kamu menoleh ke asal suara dibelakangmu.
Senyummu mengembang. "Selamat malam." sapamu sopan.
"Mau minum kopi dulu sebelum kita ke pesawat? Tentu saja kita akan beli untuk crew yang lain." ucapnya langsung menjelaskan.
Lagi-lagi kamu tersenyum dan mengangguk. Di koridor bandara yang sangat panjang, kamu dan dia berjalan beriringan dengan senyum yang masih terlukis dibibirmu.
**
Satu persatu penumpang sudah duduk di kursinya masing-masing. Announcement dari pilot terdengar begitu nyaring.
"Selamat malam bapak dan ibu sekalian, disini pilot anda sedang berbicara. Pesawat ini akan menuju ke Bandar Udara International Hongkong. Waktu yang ditemput empat jam lewat lima menit. Perkiraan cuaca saat ini sangat bagus. Kami usahakan untuk tiba tepat waktu. Selamat menikmati perjalanan anda dan terima kasih."
Pintu pesawat di tutup, berlahan lampu pesawat juga dipadamkan. Semua penumpang dan crew duduk ditempat dengan menggunakan seatbelt.
Di kelas ekonomi, terlihat beberapa penumpang yang mulai tertidur. Ada pula yang memilih untuk melihat bagaimana pesawat berlahan mulai terbang meninggalkan Seoul. Kota yang terasa besar itu terlihat sangat kecil, hanya lampu-lampu jalan yang terlihat dari ketinggian.
Sedangkan di kelas bisnis, hampir semua penumpang memilih untuk tidur. Beberapa dari mereka minta dibangunkan kalau waktu makan sudah disajikan.
Berbeda dengan para penumpang, ini adalah waktu bagi awak cabin untuk bekerja dengan sangat hati-hati dan pelan. Mereka tidak ingin membuat suara barang sekecilpun agar penumpang tidak merasa terganggu ataupun terbangun.
Selain untuk melihat kondisi penumpang, kamu juga bertugas untuk melayani pilot. Menanyakan apakah mereka membutuhkan sesuatu.
Biasanya saat penerbangan dimalam hari, mereka akan meminta camilan ringan daripada makanan berat.
Dua mangkuk sudah terisi kacang dengan rasa yang berbeda serta merk yang berbeda. Di dalam satu penerbangan, pilot tidak disarankan untuk memakan makanan yang sama demi menghindari hal yang tidak di inginkan.
"Permisi, bisa kau gantikan aku sebentar? Aku ingin ke lavatory." Capt beranjak dari kursinya dan membuka pintu cockpit.
Di dalam hanya ada kamu dan juga Jungkook. "Penumpang tidur semua?" tanyanya sambil melihat ke layar yang ada di depannya.
"Beberapa ada yang menonto—eupmhh." Kamu terperanjat saat Jungkook tiba-tiba melumat bibirmu dengan agresif.
"Y/n berhenti menggodaku!!" ucap Jungkook membuatmu bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Then (Jungkook)
Fanfiction"Y/n berhenti menggodaku!!" ucap Jungkook membuatmu bingung. Telunjuknya yang panjang sedang membersihkan lipstick yang berantakan di sudut bibirmu. "Jangan menggigit bibirmu, kau tau itu pelanggaran!!" godanya sambil mengecup lagi bibirmu. "Padahal...