Chap 15 - Kembali

2.1K 266 25
                                    

                Draco masih mengikuti Hermione di sepanjang koridor yang untungnya sepi. "Granger, please, katakan padaku apalagi salahku?" panggil Draco dengan putus asa.

Hermione diam dan masih tetap berjalan dengan menahan tangis. Draco mempercepat langkahnya dan kembali menahannya agar berhenti. Ia memegang kedua bahu Hermione agar mau menatapnya. "Bukankah kemaren ini kita sudah lebih dekat. Lalu kenapa sekarang kau seperti ini?"

"Apa kau tak akan berhenti sebelum bisa memenangkannya?" Suara Hermione tercekat menahan tangis.

"Memenangkan apa?"

"Aku tahu kau memang membenciku, tapi jangan seperti ini!" tangis Hermione pecah tanpa bisa ia cegah. Tidak tahu mengapa, hatinya merasa sangat sakit. Sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan saat berurusan dengan Draco.

"Aku tidak—"

"Sudahlah," potong Hermione. "Kita sudahi saja. Kau ingin mendengarnya dengan jelas? Baiklah, kau menang. A-aku menyukaimu. Aku menyukaimu. Kau puas?"

"Tidak jika kau mengatakannya dengan tatapan terluka seperti ini. Apa yang terjadi?" Draco meraih Hermione dan menariknya ke pelukannya. "Ada apa, Mione?"

Hermione berontak dan mendorong Draco agar menjauh darinya. "Cukup!"

"Lepaskan Hermione!" Teriak Ron sembari mendekat bersama Harry. Mereka menerjang Draco agar melepaskan Hermione dan memukulnya bersamaan hingga Draco jatuh ke lantai. "Brengsek, jangan pernah mengganggu Hermione lagi, atau kukutuk kau menjadi ferret dan membuangmu ke Norwegia!" Geram Ron dan sekali lagi memukul Draco. Sementara Harry mengacungkan tongkat sihirnya dengan waspada ke arah Draco.

"Menyingkir!" Draco balik memukul Ron di rahangnya hingga Ron terhuyung ke belakang. Ia segera berdiri dan ikut mengeluarkan tongkat sihirnya. "Kenapa kalian selalu saja mengganggu?"

"DIAM KAU!" Bentak Harry. "Jika kau berani menyakiti Hermione lagi, kau berhadapan dengan kami!"

Draco menyentuh sudut bibirnya yang terluka. "Jika kau menolakku, cukup lakukan dengan cara yang biasa!" Dengus Draco, dengan kesal ia berbalik pergi. Sementara itu Hermione terduduk melepas tangisnya. Harry segera memeluk dan menenangkannya.

"Kita akan membalasnya, Mione!" Ucap Ron dengan wajah memerah saking kesalnya.

"Tenanglah, kau tidak pantas menangisi seorang Malfoy!" Harry menenangkan.

"A-aku pikir dia benar-benar telah berubah." Isak Hermione, Harry memeluk dan mengelus punggungnya.

"Apa yang bisa diharapkan dari seorang Malfoy." Ucap Harry. Dia ikut sedih dan kesal melihat sahabat terbaiknya yang biasanya menjadi paling kuat, malah menangis karena seseorang yang sejak awal tidak pantas untuk mereka ladeni.

***

Tiga bulan telah berlalu sejak kejadian hari itu. Hermione dan Draco tidak lagi bertemu bahkan mereka saling menghindar, seakan sama-sama ingin melupakan apa yang pernah terjadi selama ini. Beberapa kali sempat berpapasan tetapi mereka seakan tidak menganggap kehadiran satu sama lain.

Meski terlihat tidak acuh, sebenarnya Hermione masih merasakan sakit yang dalam. Ketika di perpustakaan, ia masih dapat mengingat kebersamaannya dengan Draco dan membuatnya terdiam sejenak dan menerawang jauh. Hal yang sebelumnya tidak akan pernah Hermione lakukan ketika sedang membaca buku.

"Kau masih memikirkannya?" Tanya Harry yang sedari tadi memperhatikannya.

Hermione tersentak dan menggeleng gugup. "Aku tidak memikirkannya." Ia kembali fokus pada buku dan perkamen di hadapannya. Harry tersenyum lembut dan menepuk halus bahu Hermione sebelum pergi mencari buku untuk mengerjakan tugasnya.

Make You Mine √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang