Delapan

1.8K 221 21
                                    

Dua hari sudah Sloane tinggal di kastil Earl of Lincoln. Dia mendapatkan kamar di lantai dasar sementara itu kamar sang Earl berada di lantai dua, sungguh jarak yang aman bagi mereka untuk tidur dengan tenang. Tapi tidak bagi misi Sloane, sudah dua hari Lady Canterbury belum dapat melakukan apa-apa untuk menyelidiki calon suaminya. Selain jarak kamar mereka yang cukup jauh, pergerakan Sloane yang terbatas juga menjadi alasan. Saat hari masih terang, pelayan-pelayan berkeliaran di kastil ini dan saat hari gelap Drew Cartington sudah berada di kamarnya sehingga Sloane tidak dapat menyelinap masuk ke kamar lelaki itu diam-diam.

Oh, Sloane harus mencari cara. Dia tidak dapat mengulur waktu lebih lama lagi atau rencananya akan terbongkar.

Suara pintu yang diketuk membuat pikiran Sloane Tavistock teralihkan dari rencana yang mulai ia susun di kepalanya. Sang Lady melangkah dan membukakan pintu kamarnya untuk seorang gadis muda yang Drew tugaskan untuk melayaninya.

"Brittany"

"My Lady" pelayan itu membungkuk menyapa Sloane.

"Ada apa Brittany?"

"Saya ingin bertanya apakah Anda ingin saya mengantarkan makan malam ke kamar Anda atau Anda tetap ingin makan di meja makan seperti biasanya?"

Oh, tumben sekali Brittany bertanya. Pikir Sloane.

"My Lord sudah tiba di ruang makan?"

Pelayan muda itu menggeleng pelan, "Lord Lincoln pergi ke kediaman Baron Clinton kemungkinan akan kembali larut malam, My Lady"

Uh?

Sepasang alis Sloane terangkat naik. Bukankah ini adalah kesempatan emas? Drew pergi dan baru akan kembali hingga larut malam, tentu Sloane akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari bukti pembunuhan yang Lord Lincoln lakukan terhadap mendiang suaminya.

"Aku sudah kenyang Brittany, tolong bawakan aku buah-buahan saja" ucap Sloane kepada pelayannya.

Brittany mengangguk lalu pergi setelah mendapatkan perintah. Sloane mulai menyusun rencana di dalam kepalanya, ia pergi ke meja nakas tempat di mana ia menyembunyikan satu-satunya barang bukti yang petugas miliki, barang bukti yang dikembalikan kepada Sloane sebab barang bukti itu tidaklah cukup untuk mencari pelaku pembunuhan Victor Tavistock.

Barang bukti itu adalah sebuah peluru SS091 yang terbuat dari baja dengan core aluminium. Peluru dengan berat 2,0 gram ini berhasil menembus kepala Victor Tavistock sehingga Visscount muda itu tewas di tempat. Richard mengatakan jika Sloane ingin menemukan pembunuhnya maka dia harus mencari bukti berupa peluru yang sama dan juga senapan yang digunakan untuk melenyapkan suaminya. Richard yakin Drew Carrington masih menyimpan senapan dan peluru tersebut sebab harganya tidaklah murah dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memilikinya.

Brittany datang mengantarkan buah yang Sloane minta, setelah pelayan itu pergi Sloane bersiap-siap untuk menyelinap masuk ke dalam kamar Drew. Pertama-tama ia melihat situasi terlebih dahulu, di malam hari kastil memang sepi sebab para pelayan sudah tidak lagi bertugas dari pukul delapan dan rumah ini hanya ditempati oleh Drew dan juga Sloane yang baru saja pindah.

Sloane mulai mengendap-endap menuju ke lantai dua, lantai di mana kamar Drew berada. Lady Canterbury itu menghela nafas lega mendapati kamar sang kekasih tidak terkunci, tanpa membuang waktu lebih lama Sloane segera masuk dan menutup pintu seperti semula. Ia berbalik kemudian matanya berkelana ke setiap sudut ruangan.

Di mana kira-kira Drew menyembunyikan barang buktinya?

Sloane yakin Drew menyimpan peluru dan senapan khusus miliknya di tempat yang paling aman, sebab benda itu adalah bukti kejahatan yang telah ia lakukan. Sloane mulai bergerak, wanita itu mencari ke lemari pakaian Drew, laci nakasnya, hingga kolong tempat tidur sang Earl pun Sloane periksa namun janda malang itu tidak menemukan apa-apa.

Sweet Widow Of Mine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang