06.Benang Merah Takdir

141 17 2
                                    

***

Ia duduk dengan bertumpang kaki, punggungnya ia senderkan pada kursi merah bagian tahtahnya. Kedua tangannya diletakkan pada sanggahan kursi kiri dan kanan, lalu ia menatap beberapa orang yang sudah duduk menunggunya. Tapi, bukan Dewi Langit namanya jika tidak terlihat angkuh.

Dengan sedikit keangkuhannya, Jen mengabaikan orang-orang dihadapannya. Ia memejamkan mata pelan lalu menarik napas panjang. Energinya benar-benar hampir terkuras habis. Ia tidak bisa tenang dan focus meski memejamkan mata seraya menarik ulur napasnya, bayangan yang melukai harga dirinya terus muncul. Dimana ia baru saja terpental jauh ketika akan mendaratkan tubuhnya di rumah Jisoo, sayapnya bahkan langsung menghilang dan tak kembali selama beberapa saat.

 Dimana ia baru saja terpental jauh ketika akan mendaratkan tubuhnya di rumah Jisoo, sayapnya bahkan langsung menghilang dan tak kembali selama beberapa saat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenernya apa yang dia lakukan hingga harus melukaiku seperti ini!" gerutunya didalam hati.

Napas yang memburu benar-benar terdengar jelas diruangan, beberapa orang yang menunggupun menyadari bahwa Jen sedang tidak baik-baik saja, dan merekapun bersabar menunggu kembali. Dan jika bukan karena kekuatan serta mahkota dikepalanya, tidak akan ada yang mau melakukan hal tersebut lagi.

Tapi berbeda dengan seseorang yang duduk di paling ujung bernama Jim, ia mulai memperlihatkan tatapan kesal karena tingkah Jen yang malah diam mematung dan berkutik dengan amarahnya sendiri.

"Bagaimana? Apa kau kalah oleh wanita bumi itu?" ungkap Jim berani.

Semua orang terkejut menatap Jim yang terlalu berani memulai pembicaraan, hingga membuat Jen membuka mata dan menatap sang pemilik suara yang menyinggungnya barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang terkejut menatap Jim yang terlalu berani memulai pembicaraan, hingga membuat Jen membuka mata dan menatap sang pemilik suara yang menyinggungnya barusan.

BOOM!

Sangat keras suara ketika tubuh Jim terpental dari tempat duduknya, bahkan tembok kastil yang menjulang tinggi dan kokohpun ikut runtuh saking kerasnya. Dan semua orang semakin terkejut melihat situasi saat ini, bahkan ketegangan mulai muncul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SINGULARITY  [VSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang