04.Jika Aku Dewa

697 115 22
                                    

***

Jisoo duduk menatap kosong cermin meja rias dihadapannya, sorot matanya terlihat sedih yang bahkan ia tidak tahu apa penyebabnya. Namun lamunan tersebut buyar ketika suaminya memanggil.

"Chagiya.. "

Jisoo tersadar lalu tersenyum ketika melihat pantulan suaminya didalam cermin yang berada agak jauh tepat dibelakang tempatnya duduk. Ia kemudian beranjak menghampiri Taehyung, tangannya yang cantik meraih tangan besar suaminya lalu membawanya duduk dimeja rias seraya mengeringkan rambutnya yang basah.

Taehyung tak menyangka jika istrinya ternyata benar-benar menunggunya selesai mandi, ia hanya bisa menampilkan senyum tampannya dan tak bisa mencegah rasa senang pada raut wajahnya. Ia terus menatap istrinya yang masih berkutik pada hairdryer yang masih berbunyi untuk mengeringkan rambutnya, bahkan sesekali Taehyung membenamkan wajahnya gemas pada perut Jisoo yang berdiri fokus dihadapannya.

"Suasana apa ini?" gumam Taehyung didalam hatinya.

Memang situsi saat ini sangatlah hening selain suara hairdryer dan beberapa kali Taehyung mendongkakkan kepala untuk menatap Jisoo, hingga rasa khawatir mulai muncul dipikirannya.

"Berapa lama lagi chagiya? Kurasa ini sudah kering" protes Taehyung memulai percakapan.

"Oh benar sekali"

Jisoo bahkan menyahut begitu pelan  lalu merapikan hairdryer. Dan lagi, setelah menyimpan hairdyer Jisoo malah kembali melamun membelakangi suaminya yang masih duduk dimeja rias.

"Jadi, hal apa yang mampu membuat istriku melamun dan mengabaikan suaminya seperti ini huh?" tanya Taehyung seraya membalikkan tubuh Jisoo dan memeluknya begitu lembut.

Jisoo lalu menghela napas dan membenamkan wajah pada dada bidang suaminya begitu lemah seraya berpikir panjang sebelum akhirnya berbicara. Sementara Taehyung yang menyadari kegelisahan Jisoo hanya bisa menunggu sabar dan memeluknya erat hingga mengelus rambut Jisoo pelan dan menepuk-nepuk punggungnya lembut.

"Aku merasa sedih oppa.. "

"Sedih? Wae ?"

"Aku tiba-tiba tertarik pada dewa, apa kau tahu dewa aphrodite? Aku mendengar kisah cintanya dari pelanggan SMA yang memesan buket bunga sore tadi, rasanya begitu menyakitkan dan aku bahkan menteskan airmata tanpa sadar.. bukankah aku berlebihan oppa?" ungkap Jisoo.

"Tentu saja tidak berlebihan, manusia memang diciptakan lemah jadi wajar saja jika istriku ini sedih mendengar cerita tragis seperti itu. Dan satu lagi, aphrodite bukan dewa.. chagiya, Dia seorang dewi"

"Benarkah? Tapi bagaimana oppa tahu semua itu? Bukankah oppa sangat membenci dewa" tanya Jisoo yang malah meneteskan airmata dan mulai menangis dipelukkan Taehyung.

Belum sempat Taehyung menjawab Jisoo kembali berbicara dan mendongkakkan kepala menatapnya.

"Ah satu lagi, aku juga sedih dan rasanya khawatir memikirkan lisa. Oppa.. "

"Wae? Apa adik iparku sakit?" Taehyung bertanya penuh khawatir seraya menyeka kedua airmata Jisoo yang jatuh dipipinya dengan kedua tangannya.

"Tidak, lisa tidak sakit. Sebelum oppa pulang tadi, aku kekamarnya dan menyelimutinya dengan benar, aku terus merasa cemas karena akhir-akhir ini lisa sering bangun terlambat. Aku merasa lisa sedang memikirkan sesuatu diluar masalah kampusnya"

"Aku takut lisa sedang dalam situasi patah hati, bagaimana jika ternyata benar kalau lisa disakiti laki-laki? Dia tidak pernah menceritakan perihal asmaranya selama ini .. hiks"

Jisoo terus merengkek panjang lebar, tangisannya bahkan mulai mengeluarkan suara membuat Taehyung semakin khawatir akan keadaanya. Dan setelah dirasa Jisoo mulai tenang, barulah Taehyung berani menatapnya penuh yakin untuk menghibur pikiran jeleknya.

"Patah hati itu hal wajar chagiya, adik iparku adalah perempuan tangguh. Dia sudah dewasa dan pasti bisa menghadapinya, lagipula perempuan biasanya tak akan lama dalam patah hatinya sekalipun ia ditinggal pergi"

"APA KAU BILANG?!!"

Bukannya menghibur, Jisoo justru marah dan merasa tersinggung dengan ucapan suaminya yang ia anggap meremehkan tersebut. Matanya bahkan membulat besar seperti akan keluar menatap pedas Taehyung.

"Apa kau melupakan sesuatu huh? Apa perlu aku mengingatkanmu lagi huh? Kau ingat bagaimana aku dinyatakan depresi dan dirawat di rumah sakit karena kau pergi selama satu tahun penuh tepat setelah melamarku huh!!"

"Tubuhku bahkan kurus kering karena merindukanmu! Jadi siapa perempuan yang bisa sembuh sebentar dari patah hati ditinggal kekasihnya itu HUH? Apa dia mantan kekasihmu selama dua tahun waktu itu !!"

Habislah kau Taehyung!

Kata itu terus berputar-putar di kepalanya, ia bahkan tidak bisa menemukan solusi sama sekali karena Jisoo terus menyerang dan memarahinya. Sang candu bahkan mulai menuduhnya tentang perempuan lain yang sama sekali tidak pernah ada dalam sejarah hidupnya selain Jisoo.

Taehyung hanya bisa merapatkan bibirnya takut, ia hanya bisa berharap Jisoo segera tenang.  Meski memang menghadapi Jisoo yang sedang marah adalah hal yang tak mudah apalagi jika dia sudah menyangkut pautkan perempuan lain selain dirinya.

Lama, pergulatan ini benar-benar memakan waktu yang panjang. Jisoo seperti tidak ada lelahnya dengan amarah dan ocehan yang menggebu-gebu, menuduh Taehyung dengan perempuan lain lagi.

"Maafkan aku chagiya.. " potong Taehyung ditengah omelan Jisoo lalu membawa tubuhnya ke atas pundak begitu kuat.

Dan ..

BRUG.

Tubuh Jisoo ia jatuhkan diatas ranjang lalu ia memeluknya sangat erat,kedua tangan Jisoo yang beberapa kali memukulnya pun berhasil Taehyung halau dan ia tahan kuat. Kini hanya tinggal bibir Jisoo yang terus mengoceh tak henti-hentinya. Alhasil Taehyung hanya bisa membungkamnya dengan menciuminya rakus.

Setelah dirasa Jisoo mulai berhenti meronta dan tubuhnya menyerah, Taehyung pun ikut menghentikan aksinya dan meraih tubuh Jisoo duduk saling berhadapan dengannya.

"Kau sudah tenang?" Taehyung bertanya lembut meski dibalas bungkam dan tatapan kesal oleh Jisoo.

Kini Taehyung mulai menyentuh kedua pipi Jisoo lembut mencoba meyakinkan.

 "Lihat aku dan dengarkan aku chagiya.. aku tidak akan pernah menyesal dengan keputusanku saat menghilang dari hidupmu selama dua tahun itu. Karena aku melakukannya agar bisa hidup bersama hingga menua nanti, aku sangat bersyukur karena kau orangnya"

"Jangan khawatir soal lisa, oppa akan menjadi orang pertama yang akan menghajar lelaki manapun tanpa ampun jika sampai melukai adik ipar kesayanganku. Kalau perlu aku akan menanyai orang-orang dikampusnya besok, mengerti?"

"Sungguh?" sahut Jisoo mulai luluh.

"Iya serius, bahkan jika aku seorang dewa sekalipun, aku akan mematahkan sayapku jika itu syarat sebuah pengorbanan" gombal Taehyung.

"Dewa apanya, oppa bahkan terlalu lemah untuk menjadi dewa"

Jisoo menyahuti suaminya dengan terkekeh lucu. Kini keduanya saling bertatapan intens hingga mengalirkan debaran jantung yang amat kencang. Lalu terjadilah pergulatan kedua diatas ranjang yang begitu romantis dan penuh kasih.

to be continued...

SINGULARITY  [VSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang