Seorang perempuan sedang menatap luar jendela kafe sambil menikmati secangkir kopi panas dengan rainbow cake yang dia pesan sebelumnya. Diluar sedang turun hujan. Padahal dia memakai mobil, tapi tak ada niat untuk sekedar melanjutkan perjalanan. Memilih menetap disuatu tempat dibandingkan menerobos hujan. Membiarkan rasa dingin menerobos masuk kedalam kulitnya, Bloosom termenung dalam pikirannya.
Hingga suara dering smartphone miliknya membuyarkan lamunan gadis itu, membuat mata bermata hitam pekatnya menengok kesumber suara. Nama kontak 'Kacang Hazelnut' tertera disana.
"Kenapa Nut?"
"..."
"Di kafe."
"..."
"Sekarang?"
"..."
"Nanti aja deh. Kue gue belum abis, semua udah ngumpul?"
"..."
"Oke deh, gue tutup."
"Iya bye."
Perempuan itu menutup ponselnya setelah panggilan berakhir.
"Blossom."
Gadis itu, Blossom. Menengok melihat seseorang yang memanggilnya.
"Kenapa ya?" tanyanya dengan keingin tahuan. Seseorang aneh yang tiba-tiba memanggilnya. Perempuan itu lalu memberikan nya sesuatu. Sebuah benda kecil seukuran tangan.
"Buat kamu."
"Ini apa?" perempuan itu memandang Blossom dengan pandangan sesuatu. Kilat aneh terpancar dimata coklatnya.
"Aku harap ini bisa membantu kamu."
"..."
Blosoom kehilangan kata-katanya. Tidak mengerti apa yang dikatakan gadis asing di depannya.
"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu."
Melihat kepergiannya Blossom hanya diam ditempat. Tidak ada niatan untuk mengejar atau bahkan sekedar bertanya niat sebenarnnya gadis asing itu. Dia menunduuk menatap benda kecil ditangannya. Keningnya berkerut antara penasaran dan kecurigaan. Blossom menghela nafas, memasukkan benda itu kedalam tasnya, lalu kembali menghabiskan makanan didepannya dalam kesunyian.
...
Blossom terdiam di dalam mobilnya. Seperti memikirkan sesuatu, Blossom menatap ke depan dengan tatapan kosong. Sadar akan keterdiamannya Blossom menggeleng untuk mengembalikan kesadarannya sepenuhnya.
"Anjirr gue ngapain sih" gumamnya kesal, menghela nafas panjang. Blossom kembali diam, Butiran air dari pelupuk matanya satu persatu tiba-tiba jatuh tanpa sepengetahuan sang pemilik.
"Ini kok gue nangis dih, sakit banget tapi kenapa?" Blossom mencoba menghentikan air matanya, tapi bukannya berhenti berlian bening itu jatuh semakin deras
"Bodo ah, gue kenapa sih? napa sih, dosa banyak banget ya" beberapa menit menunggu akhirnya Blossom berhenti, ada rasa sedikit lega setelah selesai. Seperti bebannya sudah sedikit menghilang, padahal Cherish rasa ia belum menyelidiki apapun, atau terkena konflik apapun tapi bebannya seperti sangat berat. Rasanya dia ingin pulang, kehidupannya disini semakin aneh dan perasaan tidak nyaman sering kali membanjirinya.
∞
"ARSEN!" Arsen yang baru saja datang menghela nafas berat, dengan berani ia menatap ayahnya yang juga menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceri Blossom
FantasyGimana kalau Cherish yang pendiam, suka bermalas-malasan, super praktis dan selalu tertidur dimana saja itu tiba-tiba bertransmigrasi menjadi Blossom si antagonis? Apa Cherish akan memulai perannya? atau tetap menjadi dirinya? ______________________...