Sejak Mama pergi, temen-temen nggak maksa aku buat main sama mereka tiap akhir pekan atau kalau udah mengumpulkan tugas. Kayaknya mau aku nenangin diri. Bagus deh, mereka ternyata pengertian banget.
Lagi pula, menyelidiki serum super itu jauh lebih penting dari pada main sama temen. Entah apa arti "menyelidiki" yang kumaksud, sebab ternyata ketakutan itu masih menyala-nyala.
Mayat yang mengeluarkan cairan aneh? Serum yang bisa meregang nyawa orang? Lantas siswi SMA ini bisa apa? Hanya rakyat biasa, yang tidak punya posisi terkuat di dunia. Aku bisa disingkirkan kapan saja.
Tapi ... kalau rakyat biasa dikumpulkan, bisakah kami menang?
Demo. Aku tiba-tiba memikirkan itu. Belajar dari demo-demo di era sebelumnya, sebenarnya aku tahu banget ini bisa sia-sia. Apalagi kalau ada yang diculik diam-diam. Itu bisa lebih berbahaya, dan untuk beberapa saat kubiarkan perasaan tidak bisa tinggal diam ini mengambil alih.
Aku tersenyum. Pertanyaan itu lebih banyak menjawab bahwa dia mengenalnya.
Tidak ada balasan lagi sampai tengah malam, juga saat matahari menunjukkan dirinya. Aku menghela napas, meyakinkan diri bahwa yang kulakukan kemarin sudah benar. Dan Saymay pasti tau sesuatu, siapa yang memberikan informasi. Jika mereka bertiga bisa bertemu dengan ketua BEM, rencana luar biasa tinggal di depan mata.Tidak pernah kupikirkan kalau bakal mempertaruhkan nyawa seperti ini. Baru kali ini aku sadar sesuatu, kalau kejadian sebelumnya tidak menimpa keluarga kami, apa aku berani melakukannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Reprobation
Mystery / ThrillerKita, untaian gelung kehidupan Mengandung selaksa kisah dalam bisu Kita mereguk racun yang membara Dan berharap orang lain musnah karenanya Kebatilan takkan binasa dengan sendirinya, maka Bernyanyilah! Biarkan kata-kata menemukan jalannya *** Satu s...