04

842 78 8
                                    


"Huh? Apa ini.... Sebuah diary?"

Riku pun mengurungkan niat nya untuk menggeledah isi lemari Tenn. Ia pun menutup kembali pintu lemari besar tersebut dan beralih untuk duduk di atas kasur.

Melihat lihat cover buku yang berwarna hitam legam dengan kertas bagian pinggir yang berwarna kuning keemasan. Seperti nya, buku itu sudah lama di lupakan karena cukup berdebu.

Riku pun membuka halaman pertama dari buku itu dan membaca nya dengan suara kecil.

"Don't open without my permission... Aahhahaaha gomenna, Tenn-nii" gumam Riku kecil.

Riku pun membuka halaman selanjutnya dari buku yang lumayan usang itu. Membaca dengan khidmat sambil mencari makna.

12 Januari

Hari ini benar benar hari yang berat. Orang itu sungguh msnjengkelkan. Kenapa juga aku harus meninggalkan Riku untuk ambisi nya semata? Dasar psikopat gila. Seharus nya aku tidak ikut dengan nya. Menjengkel kan! Menjengkel kan!

"Loh? Ini...?" Riku tersenyum lembut. Netra nya mulai memanas dengan kepastian yang ia dapat kan dari buku kakak nya.

'rasanya... Sungguh menyesakkan' gumam nya sambil menahan air mata yang bersahutan ingin mengalir keluar.

28 Februari

Kira-kira,bagaimana keadaan Riku ya? Apa dia makan dengan baik? Apa dia bisa tidur nyenyak di malam hari tanpa ku? Udara sudah semakin hangat... Aku harap aku bisa mengelus kepalanya... Kepala Riku sangat lembut, sudah lama aku tak menyentuhnya.

1 Agustus

Riku, aku merindukan mu. Bagaimana kabar mu disana? Apa kau baik baik saja? libur musim panas sudah tiba disana bukan? Sayang sekali kita tidak bisa merayakan ulang tahun bersama lagi. Bagaimana kabar ayah dan ibu? Apa mereka sehat? Aku harap mereka selalu bisa menjaga mu. Aku sayang kamu Riku. Aku harap kamu menyadari nya.

Lembar demi lembar Riku baca dengan tempo yang semakin cepat. Sambil terus menahan bulir air mata yang akan jatuh setiap ia membaca kata-kata yang tertulis di buku kakak nya. Seharusnya ia menyadari, bahwa Tenn pergi dari rumah bukan karena ia tak menyayangi nya. Melainkan hanya karena tak ada sebuah option lain yang harus ia tekan. Menyesakkan.

"Riku...! Kau mau saus tomat atau cabai??? " Tanya Tenn dari dapur yang jarak nya tak jauh dari kamar. Sehingga suara Tenn masih sangat jelas terdengar.

Riku yang terkaget secara tiba-tiba karena panggilan dari Tenn pun segera mengusap air mata nya, dan mengatur ulang ekspresi nya agar sang kakak tak khawatir.

"Tomat!" Jawab Riku setengah berteriak.

Riku pun memasukkan buku diary milik kakak nya itu ke dalam tas kecil milik nya. Ia ingin membaca lebih detail setiap isi dari catatan yang Tenn letakkan di buku dengan warna hitam legam itu. Bukan bermaksud untuk mencuri, toh ia hanya meminjam dan nanti akan ia kembalikan lagi.

'cklek' pintu kamar pun dibuka. Memperlihatkan sosok Tenn yang membawa 2 buah nampan berisi Omurice. Satu bertopping saus tomat dengan gambar Kinako di atas nya, dan satu lagi bertopping saus cabai dengan tulisan Trigger yang indah.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Tenn berusaha membuka pembicaraan.

"Un, tidak ada. Aku hanya merasa kalau kamar Tenn-nii cukup indah untuk di tinggali sendirian hehe"

Last Smile || Nanase Riku To kujou Tenn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang