PROLOG

138K 10.4K 770
                                    

❀Tidak bosan mengingatkan untuk VOTE dahulu sebelum lanjut membaca❀

Perhatikan tanggalnya.

.
.

07 September

Bruk

"Sshhh ...." Seorang gadis spontan meringis saat punggungnya terasa ngilu akibat menghantam tembok dengan keras.

"Kamu harus menikah dengan saya!" tegas seorang cowok dengan tatapan tajam seakan-akan ingin membunuh lawan bicaranya detik itu juga.

"Kamu gila, ya?" balas gadis tersebut. Ia berusaha menghindar dan berharap bisa segera kabur dari tahanan laki-laki yang sekarang berjalan mendekatinya. Sudah hampir seminggu ia dikurung oleh laki-laki itu. Gadis itu tidak habis pikir, ia menganggap laki-laki itu sudah gila.

"Marry me ...." Laki-laki itu menjeda ucapannya, terdapat seringan kecil pada bibirnya. "Kamu tidak bisa menolaknya," sambungnya lagi dengan nada tidak terbantahkan.

Tangan kekarnya terangkat untuk mencengkram kasar dagu si gadis agar melihat ke arahnya.

"Nggak mau, lepasin aku! Please bebasin aku," jawab gadis itu mulai ketakutan. Satu kedipan saja sudah mampu memecahkan bening kristal dari matanya.

"Sttt, don't cry, Baby," balas laki-laki itu dengan lembut, tetapi justru terdengar menyeramkan menurut si gadis. Tangan laki-laki itu terangkat untuk mengusap cairan bening yang akan jatuh dari sudut mata si gadis. Sikap laki-laki tersebut sangat berbeda dengan sebelumnya yang sangat kasar. Sorot matanya menatap lembut kepada si gadis.

"Tolong lepasin aku. Aku nggak akan bilang-"

"Nggak semudah itu!" potong laki-laki itu dengan cepat. Aura dingin kembali dengan cepat saat mendengar ucapan si gadis. Tidak ada lagi sorot lembut beberapa detik lalu yang ia tunjukkan kepada si gadis. Ia terlihat sangat murka saat si gadis mengatakan ingin terlepas darinya.

"Kamu mau apa dari aku? A-aku ... aku nggak punya apa-apa dan siapa--"

"Sebentar lagi ...." Laki-laki itu lagi-lagi menjeda ucapannya. "Di sini akan hadir anak saya," lanjutnya dengan tangan langsung mengusap perut rata si gadis. Jangan lupakan bibirnya yang menyeringai puas.

Si gadis langsung bergidik ngeri. Laki-laki di depannya saat ini sangat pintar mengubah raut wajahnya. Apa dia manusia bunglon? segera enyahkan pikiran aneh dari si gadis.

"Enggak mung--"

Gadis itu seperti tidak diberi izin untuk menyelesaikan ucapannya. Lagi dan lagi laki-laki itu memotong, "shut up!" Ia terkekeh saat melihat si gadis yang langsung mengatupkan mulutnya.

Siapapun yang melihatnya akan terpesona, tetapi tidak dengan gadis yang berada di hadapannya sekarang. Menurut si gadis, sosok yang sedang terkekeh di hadapannya sekarang bertambah kali lipat lebih menyeramkan.

"Bibit saya unggul, jadi tidak mungkin gagal," ungkap laki-laki tersebut melanjutkan. Terpatri seringaian puas yang masih setia menghiasi wajah tampannya.

Mendengar itu, si gadis langsung gemetaran. Ia sungguh takut. "Kamu jahat! Kamu laki-laki brengsek! Kamu nggak punya hati! Kamu udah hancurin hidup aku, masa depan aku udah hancur! Sesuatu yang paling berharga yang aku punya juga udah kamu ambil! Udah kamu rusakin! Kamu jahat!" ungkap si gadis dengan tatapan penuh kehancuran menatap lelaki di hadapannya. Tubuhnya luruh ke lantai. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri. Dirinya yang semulanya memang sudah rapuh, sekarang semakin hancur.

Laki-laki tersebut langsung berjongkok di depan si gadis. Ia menatap iba kepada si gadis, tetapi ia tidak mempunyai niatan sedikitpun untuk membiarkan si gadis terbebas darinya. Dengan lembut ia menarik tubuh gadis itu ke dalam dekapannya.

Si gadis tersentak kaget karena perlakuan dari laki-laki itu yang memeluknya dengan sangat lembut, seakan-akan dirinya adalah berlian yang mudah pecah jika ditarik dengan asal.

"Lepasin aku!" Gadis itu terus memberontak untuk dilepaskan. Namun, nihil. Jelas saja tenaganya tidak sebanding dengan laki-laki tersebut.

"Menikah dengan saya, apa itu susah?"

Dengan keberanian yang sangat tipis, si gadis mendongak. "SUSAH! KARENA AKU NGGAK CINTA SAMA KAMU! AKU NGGAK KENAL SAMA KAMU! DAN ...." Gadis tersebut menjeda ucapannya. Ia kembali mengumpulkan keberaniannya saat ditatap tajam oleh lawan bicaranya, nyalinya sempat menciut, tetapi ia harus berani mengungkapkan apa yang ada di hati dan pikirannya.

"DAN PERNIKAHAN ITU NGGAK AKAN PERNAH TERJADI, KAMU ITU ORANG JAHAT! KAMU PSIKOPAT! DAN KITA BEDA AGAMA!" lanjut si gadis berteriak.

Selama seminggu dikurung, ia cukup tau mengenai kebiasaan laki-laki tersebut. Si pemaksa yang terus-menerus meminta dirinya untuk menikah. Sudah dua kali laki-laki tersebut melakukan hal yang tidak pernah ia duga tepat di depan matanya. Hal itu cukup membuatnya sangat ketakutan. Bahkan, bayang-bayang itu terus menghantui pikirannya. Laki-laki yang tidak mempunyai hati. Laki-laki paling menyeramkan yang pernah ia temui. Laki-laki brengsek dan berbahaya yang harus ia hindari.

"Okay," balas laki-laki tersebut.

Semudah itu?

Namun, cukup membuat si gadis merasa lega. Setidaknya ia masih mempunyai peluang untuk terlepas, walau kecil harapannya untuk bisa bebas. Ia berharap laki-laki tersebut bisa segera melepaskannya. Namun, harapannya seketika sirna ketika laki-laki tersebut melanjutkan perkataannya.

"Saya akan pindah keyakinan. Setelah itu kita akan menikah," lanjutnya santai. Terdapat seringaian licik dari sudut bibirnya.

Gila.

"Agama ataupun keyakinan bukan mainan! Jangan pernah lakukan itu karena paksaan-"

"Saya tidak pernah bilang kalau saya mempermainkan agama ataupun keyakinan."

Gadis itu menggeleng keras. "Aku nggak mau, hiks." Si gadis kembali menangis, ia kira akan terbebas. Namun, situasi semuanya seakan bertambah rumit. Bagaimana ia bisa terbebas?

"Menikah dengan saya atau hidupmu tidak akan tenang. Untuk bernapas sekalipun," ancam laki-laki tersebut penuh penekanan.

"K-kenapa ... kenapa aku? Kenapa harus menikah dengan aku? Aku jelek! Aku bodoh! Aku miskin! Masih banyak gadis lain-"

"Karena yang saya mau itu kamu. Bukan gadis lain."

Gadis itu sudah kehabisan akal. Percuma saja ia membantah, menyanggah ataupun menolak, karena pada akhirnya hasilnya nihil. Ditambah lagi diberi pilihan yang mampu membuatnya diam tak berkutik.

"Marry me or die?"

Setelah beberapa saat terdiam untuk memikirkan jawaban yang menyangkut hidupnya, si gadis mulai memberanikan diri untuk menjawab.

"AKU PILIH MATI!!"

.
.
.
.

Mau lanjut? Coba komen dulu.

Mengingatkan, cerita ini akan segera terbit di bulan  07, Juli, 2024
Menabunglah dari sekarang,
karena PO tidak bisa COD,
stok terbatas (hanya 50 eks)
dan setelah PO ditutup buku akan langsung dikirim tanpa nunggu waktu yang lama.

Pembayaran bisa melalui tf bank, dan, shopee pay, BRI link, dan sejenisnya.

Ada pertanyaan bisa melalui DM Instagram @wp.12kentang atau @wattpadkasalvori

AGRAVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang