The girl with all her goodness without love
•••
Menjadi seorang Seniman adalah impian seorang gadis bernama Roseanne Park. Gadis cantik dengan perawakan yang tinggi, kulit putih bersih dan kepribadian yang baik pula.
Kini usianya dua puluh tiga tahun, beberapa tahun terakhir ia menetap sendiri untuk menjalani impiannya di pusat Kota Seoul yang begitu keras.
Kedua orang tuanya kini berada di Ilsan mengurusi bisnis keluarga mereka yang perlahan sudah mulai berkembang. Sebenarnya Rose bisa saja menetap bersama keluarga dan mengejar impiannya disana tapi ia berpikir lebih baik dia pergi ke Seoul, karena peluang untuk dirinya lebih besar dibandingkan dengan di Ilsan sana.
Jauh dari keluarganya membuat Rose menjadi gadis yang mandiri dan juga bisa bertanggung jawab atas semua perbuatannya, gadis itu tumbuh menjadi anak yang sangat baik sejauh ini.
Ia memiliki sifat yang sangat ramah, senyuman manisnya selalu ia tunjukan pada semua orang, Rose juga seorang pendengar yang baik jadi tak heran jika dia memiliki banyak teman yang membuat kehidupannya disini sangat menyenangkan meskipun jauh dari kedua orang tuanya.
Ngomong-ngomong soal menjadi seniman, sedari kecil Rose memang sangat senang menggambar. Ia sudah memperlihatkan ketertarikannya dalam bidang seni rupa pada saat ia menginjakkan kaki di bangku sekolah dasar.
Dulu, hal yang paling sering ia gambar adalah bunga mawar, katanya bunga itu cantik seperti namanya. Bahkan sejak kecil Rose sudah mengikuti lomba-lomba melukis di sekolahnya dulu dan hasilnya ia mendapatkan beberapa sertifikat dan juga piala-piala penghargaan atas prestasinya.
Dan beruntungnya Rose karena kedua orang tuanya juga tidak pernah mempermasalahkan atau mengekang Rose untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Mereka mendukung Rose dengan bakat yang gadis itu punya, memberikan Rose fasilitas untuk menyalurkan bakatnya hingga ia bisa sampai di titik seperti sekarang ini.
Dan sekarang ia tengah berjalan di sebuah pusat perbelanjaan yang berjarak tidak terlalu jauh dengan apartemen yang ia tempati. Tujuannya mendatangi mall kali ini untuk berbelanja beberapa peralatan untuk melukis, beberapa cat milik Rose sudah habis.
Selain menjadi pelukis Rose juga memiliki pekerjaan tetap yakni sebagai pemilik sebuah kafe yang sudah ia dirikan beberapa tahun yang lalu. Kafe itu sekaligus galeri seni untuk lukisannya, di kafenya juga Rose menyediakan fasilitas bagi para pelanggan yang memang ingin melukis selagi pesanan mereka di buat.
Ia tidak sendiri, gadis cantik berdarah Thailand dan mata bulat itu juga menemaninya, tepatnya Lalisa Manoban, dia adalah sahabat sekaligus rekan bisnis Rose.
Lisa dan Rose pertama kali bertemu di universitas nya, kebetulan mereka menganyam pendidikan di universitas yang sama, hanya saja jurusan yang mereka ambil berbeda. Jika Rose memilih jurusan seni, sebaliknya dengan Lisa gadis itu memilih jurusan manajemen industri.
Dan tujuan Lisa datang ke tempat ini untuk menemani Rose yang sangat rewel karena peralatan melukisnya sebagian sudah tidak bisa di gunakan.
"Lisa-ya, apa kau sudah menemukan kuasnya?" Tanya Rose yang masih sibuk melihat-lihat cat-cat warna yang katanya keluaran terbaru itu.
"Bagaimana aku bisa menemukan kuas yang kau cari? Semuanya tampak sama di mataku," jawab Lisa dengan dengusan kesalnya.
Rose berjalan menghampiri Lisa yang tengah melamun entah memikirkan apa. "Aku membutuhkan kuas yang ini Lalisa! Kuas flat," Rose mengambil kuas yang baru saja ia tunjukan pada Lisa, mengamati bulu pada kuas itu dengan seksama sebelum meletakannya kedalam keranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYE #ChanRoséCreationFest ✓
FanfictionAU | Romance | #Monochromance 『••✎••』 Ternyata seperti ini, perbedaan jalan hidup membuat kisah cinta kita berakhir juga. Pada akhirnya kau dan aku berpisah dengan jalan kita masing-masing. "Bisa kah kita bertemu untuk terakhir kalinya? Aku ingin m...