Angin berhembus kencang menerpa permukaan wajah Chanyeol. Pria itu kini tengah berdiam diri di rooftop kediaman kedua orang tuanya. Sudah sangat lama sejak ia debut bersama teman-temannya Chanyeol baru mendatangi rumah ini lagi.
Bahkan setelah mendapatkan mimipinya Chanyeol tidak merasa puas ataupun bahagia. Setelah debutnya ayah Chanyeol sepertinya semakin kecewa. Chanyeol memang tidak bisa menjadi anak yang sangat patuh, tapi mau bagaimanpun ini mimpinya, Chanyeol ingin sekali menggapai mimpinya.
Meskipun dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan, tapi seharusnya Chanyeol tidak melepaskan apa yang sudah ia genggam.
Berada di daerah ini membuat Chanyeol semakin larut dalam pikirannya. Setelah satu tahun berlalu apa Rose baik-baik saja? Bahkan setelah waktu berlalu perasaan Chanyeol sama sekali tidak berubah. Banyak wanita dari kalangan idol maupun model yang di kenalkan teman padanya, tapi entahalah tidak satupun dari mereka yang bisa membuat Chanyeol berdebar bahkan dari senyumannnya.
Jika mendapatkan mimipinya berarti harus menjalani hidup yang sunyi ini, Chanyeol ingin memutar waktu dan memilih untuk menuruti perkataan ayahnya saja. Chanyeol akan menjadi pengusaha seperti yang ayahnya inginkan.
Jika Chanyeol menjadi seorang pengusaha dia tidak perlu pura-pura bahagia dengan senyuman lebarnya di depan kamera dan penggemarnya. Juga, Chanyeol tidak harus meninggalkan Rose, jika saja kini mereka masih bersama Chanyeol yakin hubungannya sudah ke jenjang yang serius.
Chanyeol menghela nafasnya, mengadai-andai adalah sebuah tindakan yang sia-sia. Semuanya sudah terjadi, Chanyeol tidak seharusnya berpikiran seperti itu. Sekarang dia sudah menjadi seorang idol dan juga hubungannya dengan Rose sudah selesai.
Ya, hubungannya dengan Rose sudah selesai, hubungan yang begitu ia spesialkan. Tapi, Chanyeol terlalu egois disini. Chanyeol hanya memikirkan kepentingannya dan tidak melihat kebelakang.
"Chanyeol-ah!" Sebuah suara membuat lamunan Chanyeol buyar. Pria itu menolehkan kepalanya ke belakang, menatap ibunya yang tengah menatap kearahnya juga.
"Eomma, ada apa?" Tanya Chanyeol tepat saat ibunya duduk di sebelahnya.
"Tidak ada. Hanya ingin menemani putra eomma yang sepertinya sedang bersedih. Kau baik-baik saja, nak? Tidak mau berbagi dengan eomma?"
Chanyeol tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja eomma, aku hanya sedang menikmati udara disini." Elak Chanyeol berusaha meyakinkan ibunya lewat senyuman palsu yang lagi-lagi ia keluarkan.
Chaerin terkekeh pelan mendengar jawaban dari Chanyeol. "Nak, kau tidak bisa membohongi ibumu sendiri. Selama dua puluh delapan tahun aku mengurusmu, apa kau pikir kau masih bisa berbohong pada eomma huh? Aku mengenalmu lebih dari siapapun." Ucapnya membuat Chanyeol menundukkan kepalanya.
"Mianhae eomma." Katanya sebari memeluk tubuh ibunya yang begitu hangat.
"Katakan, apa yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Chaerin.
"Tidak ada eomma, aku baik-baik saja."
Chaerin mendengus pelan. Sepertinya Chanyeol memang tidak ingin membicarakan hal itu dengannya. Baiklah tidak masalah, mungkin saat waktunya tepat Chanyeol akan bicara terus terang padanya.
"Baiklah kalau begitu eomma yang akan bertanya." Chanyeol menolehkan kepalanya memperhatikan perkataan dari ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYE #ChanRoséCreationFest ✓
FanfictionAU | Romance | #Monochromance 『••✎••』 Ternyata seperti ini, perbedaan jalan hidup membuat kisah cinta kita berakhir juga. Pada akhirnya kau dan aku berpisah dengan jalan kita masing-masing. "Bisa kah kita bertemu untuk terakhir kalinya? Aku ingin m...