97%

997 128 3
                                    

12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12.30, 13 Februari.

Seperti janji kemarin, Ni-ki hari ini kembali ke kantor untuk pembentukan tim observasi. Kali ini perasaan gugup dan excited begitu mendominasi.

Mendapati kehadiran Heeseung di sekitar kawasan kantor kemarin, membuat Ni-ki menumbuhkan sedikit harap.

Meski Jungwon sudah memperingatinya untuk tidak terlalu berharap, tetapi perasaan itu justru timbul dengan sendirinya.

Ni-ki tidak bisa menahan itu, atau mungkin lebih tepatnya tidak mau. Setidaknya, Ni-ki pikir kesempatan itu masih ada walau hanya setitik.

Tempat yang dipilih Pemimpin Redaksi kali ini adalah kantin kantor. Katanya sambil makan siang saja supaya tidak terlalu canggung.

Dan di sinilah Ni-ki bersama beberapa rekan lainnya, membicarakan langkah-langkah apa saja yang akan mereka pilih untuk membabat informasi.

Saat pembicaraan menyentuh penghujung, Ni-ki mendapati Heeseung memasuki kantin sendirian. Itu adalah kesempatan, Ni-ki tahu.

Namun sayang sekali, ketika kakinya hendak beranjak mendekati, seseorang yang sama dengan yang kemarin dilihatnya sedang bersama Heeseung, kini sudah mengambil alih kursi kosong di samping Heeseung. Memupuskan harapan Ni-ki untuk bisa menemui Heeseungnya.

Keakraban yang diperlihatkan Heeseung dan orang di sampingnya itu begitu mengusik Ni-ki. Membuka kembali luka yang belum sempat mengering.

Dan ketika Heeseung memalingkan wajah kala tanpa sengaja pandangan keduanya saling bertubruk, membuat Ni-ki menyadari bahwa tidak lagi ada kesempatan untuknya. Bahwa semua angan dan harapan untuk memperbaiki apa yang dulu ia buat cacat sudah tertutup rapat.

Ni-ki tak akan bisa kembali.





























--tbc;

--tbc;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRUST ; heeki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang