Selesai aku membereskan semua barang-barang dikamar, aku kebawah untuk mengecek dapur.
Saat sedang turun tangga, aku bertemu dengan Umi nya Mas Ali yang bernama Atikah.
"Eh, Umi, assalamualaikum," salamku mencium punggung tangan Umi Atikah.
Atikah tersenyum. "Waalaikumsalam, Nak, maaf ya, Umi langsung masuk. Soalnya pintunya kebuka,"
"Ih, gak apa-apa dong Umi,"
"Ini tadi ada Dafa yang nganter ini, kayaknya pesenan suami kamu, deh," tunjuk Atikah pada plastik hitam dan kardus dibawah.
"Iya Umi, terima kasih. Oh ya, Umi mau Fatin buatkan minum?" tawarku.
"Gak usah Nak, Umi kesini mau ngasih brownies buat kamu." ucap Atikah menyodorkan kue tersebut.
"Makasih banyak, Umi,"
"Sama-sama cantik. Umi sama Abi tunggu kalian kerumah, gak dateng-dateng. Jadi Umi inisiatif kesini aja," kekeh Atikah.
"Maaf ya, Umi. Tadi beres-beres nya lumayan agak lama," ucapku tidak enak.
"Gak apa-apa, Umi sama Abi maklum, kok. Tapi nanti abis isya kerumah Umi, ya, cantik,"
"Baik, Umi,"
"Yaudah, Umi pulang dulu ya, titip salam buat Ali," ujar Atikah.
"Iya, Umi,"
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
Aku kembali lagi keatas, dengan membawa sepiring brownies. Dan malah mendapatkan Mas Ali yang tertidur diatas ranjang dengan laptop yang masih diatas perutnya.
Aku menaruh laptop tersebut keatas meja laci, serta mencharger ponselnya juga karena sudah habis baterai.
Saat aku ingin menutupi Mas Ali dengan selimut, Mas Ali malah menarik tubuhku kedalam pelukannya. Alhasil aku menindih badannya dan wajahku tepat dihadapan mukanya.
"Ma-mas, lepas,"
"Kenapa, hm?"
"Deg-deg an," jawabku jujur.
Ali membuka matanya, dan terkekeh. "Sama," bisiknya.
"Kamu bawa apa?" tanya Ali yang sudah duduk tampan.
Aku mengambil piring tadi, dan memberikannya. "Brownies, dari Umi. Tadi Umi kesini, karena kita lama kesananya, Umi juga ngasih salam buat kamu,"
"Waalaikumsalam,"
Saat aku ingin kembali menggigit potongan bekas kue ku barusan. Tetapi gagal, karena Mas Ali dengan cepat kilat menggigit nya tepat dibekas gigitan ku.
Aku mikir gini. Gak jijik apa?
"Ma-mas, gak ji-jijik?" tanyaku terbata-bata.
"Ngapain jijik? Orang udah pernah rasain secara langsung," ucap Ali santai.
Aku hanya membalas dengan deheman saja.
"Oh ya, Mas. Dibawah paket kamu udah sampe, tadinya mau aku bawa, tapi gak jadi, berat banget."
"Bentar Mas bawa," ucap Mas Ali yang langsung turun kebawah.
Setelah sampai dikamar, Ali menaruh semua paket tersebut diatas tikar bawah.
Aku pun ikut duduk dibawah, ingin melihat isinya apa saja.
Saat Mas Ali membukanya, ternyata isinya ada selimut yang berjumlah 10 bermotif bunga dan langit. Warnanya pun warna biru campur abu. Ada juga seprei berjumlah sama, 10. Bermotif abstrak dan warnanya pun sama, biru campur abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALMADA {ON GOING}
RomanceDijodohkan dengan seorang Gus? Dan mendapatkan kabar jika kamu sudah dinikahi oleh seorang Gus tampan. Ketika kamu pulang sekolah. Kaget? Mau nangis? Mau marah? Mau ngamuk? Pasti! Semuanya dialami oleh gadis cantik bernama Fatin Alma Alaska dengan...