Keakraban yang hakiki

340 36 20
                                    

Seminggu setelah NigthD sadar Nelson menjadi sangat depresi, setiap malam dia membeli minuman keras dan berharap kalau dirinya bisa segera mati seperti kenangannya bersama NigthD, tapi tetap tuhan terus saja memberikannya begitu banyak siksaan saat pagi hari dia akan pergi ke kantor polisi dan menjalankan tugasnya sampai malam tanpa di perbolehkan untuk pergi ke rumah sakit tempat NigthD bagaimana keadaan NigthD sekarang apa dia sudah sembuh? Atau dia masih sakit? Apa dia masih di sana? Nelson tidak tau, dia hanya bisa menatap layar ponselnya yang yang semuanya adalah NigthD mulai dari nomor kontak nya, wallpaper HP nya dan bahkan seluruh sosial medianya hanya ada NigthD dan apa yang NigthD suka, dia tau ini mungkin menyeramkan di mata NigthD tapi NigthD sebenarnya tidak masalah ya setidaknya saat dulu dia masih bersamanya, saat Nelson meneguk minuman nya tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu rumahnya tenang Nelson tidak mudah untuk mabuk dia masih sadar sekarang, Nelson keluar dari kamarnya dan menuju ke arah pintu dan apa yang dia lihat sangat tidak bisa dia percaya.

"Ka..kakak baik! Ma..maaf ma..malem-malem gi..gin gini! Ga..ganggu Kakak, ni.. NigthD antaq makanan buat Kakak! Ma..mama bilang kakak yang selamatin NigthD! NigthD se..senang!" Nelson menatap pemuda yang seumuran dengannya ini tidak berkedip, ada apa dengannya kenapa dia berhalusinasi kalau NigthD mengantarkan makanan di tengah malam begini, Nelson hendak menutup pintu rumahnya tapi seketika matanya terbelalak dan kembali membuka pintu itu lebar-lebar dan benar.. itu benar-benar NigthD

"A..ASTAGA! KENAPA KAMU KELUAR TENGAH MALEM GINI!!" Teriak Nelson membuat NigthD kaget dan mulai menangis dia memang sudah seumuran Nelson tapi tetap saja dia sudah kehilangan semua itu

"N..ni...nig..." Nelson menepuk mulutnya kuat saat dia tau kalau NigthD tidak pernah bisa di bentak

"Ma..maafin Kaka! Udah jangan nangis" bujuk Nelson sambil mengelap air mata NigthD dengan ibu jarinya dan memeluk tubuh NigthD

"Udah jangan nangis..." Bisik Nelson terus mencoba menenangkan NigthD dan berhasil NigthD berhenti menangis walau masih sedikit terisak, Nelson mengajak NigthD untuk masuk NigthD pun hanya mengangguk

  "Woaaa!!! Rumah Kaka besar ba.." NigthD menutup hidungnya saat mencium aroma yang sangat tidak enak membuat perutnya mual

"Wleee.. bau aneh apa ini! Wleee"
"Idih! IHHH apa ini iuhh!!!! Dasar Nelson"

Ya saat NigthD mengatakan itu dia ingat ketika saat pertama kali NigthD datang ke rumahnya dan mencium tumpukan kaos kaki di sudut ruangan, Nelson terdiam di posisinya sementara NigthD memuai berkeliaran mencari asal bau dan sampailah dia di depan kamar Nelson yang sedikit terbuka NigthD melihat banyak botol yang bertebaran di lantai dan ada yang masih ada isinya beberapa detik lagi NigthD menyentuhnya Nelson langsung menarik tangan NigthD kepelukannya.

"Jangan pegang! Nanti tangan kamu kotor" Seru Nelson sambil menahan tangan NigthD di pelukannya

"Itu minuman apa kak?" Tanya NigthD dengan muka polosnya dia menunjuk botol minuman yang berserakan

"Itu... racun! Ya racun!" Jawab Nelson membuat NigthD menyipitkan matanya tidak percaya

"Tequs kenapa tadi NigthD liat kakak minum?"

"Kamu liat dari mana!"

"Jendelanya kakak belum di tutup" Nelson melihat ke arah jendela nya dan NigthD benar jendela kamarnya belum sempat dia tutup

"Ka..kakak mah bunuh diqi ya? Gak boleh! Gak boleh! Nanti mama maqah!" Teriak NigthD sambil terus menggeleng dan memukul dada Nelson pelan

"Itu bukan racun kok.. kakak cuma bercanda" seru Nelson membuat NigthD kesal

"Hmmm!! Ini!" NigthD merogoh kantong celananya dan memberikan sebuah permen karet kepada Nelson

"Buat mulut bau kakak!" Nelson menatap NigthD kesal dia tau aroma mulutnya memang bau karna dia terus meminum alkohol tapi tetap saja

Detak jantungku (FANFICT B×N)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang