5

8 3 0
                                    

Semenjak kejadian pesan singkat beberapa hari yang lalu tidak ada interaksi kembali antara Dinda maupun Bariq, ya Dinda menyimpan nomor Bariq tapi dia tidak ada niat untuk mengirim pesan kepadanya, Dinda selalu insecure jika harus berkaitan dengan Bariq, perbedaan diantara mereka sangat nyata.

Dinda sedang membuka salah satu aplikasi di HP-nya, WhatsApp.

"Buset dah dari statusnya aja islami banget, lah gua? Boro-boro islami tiap hari juga yang gua post muka baby nayell lagi muka baby nayell lagi, gimana gak makin insecure gua dah liat status dia yang MashaAllah ini".

Dinda selalu merasa tidak pantas untuk bersanding dengan Bariq.

"Jangan-jangan si Ica kejedot kali kepalanya ya masak cowok se MashaAllah Bariq dikenalin sama cewek astagfirullah kayak gua. Yang ada mah semesta gak merestui kami berdua". Dinda masih saja memandangi kontak Bariq belum ada tanda-tanda kehidupan disana. Yap, benar sekali Dinda mengecek kapan terakhir kali Bariq online dan menunggu Bariq kembali online.

"Gua cuman kagum sama lu, gua harap rasa kagum gua kagak salah tempat". Dinda menutup aplikasi itu dan memilih turun dari kamarnya ke dapur untuk mengambil minum, berpikir keras seperti tadi menyita energinya.

___

"Assalamualaikum umi Bariq pulang". Lelaki berkulit putih yang dalam Sekali pertemuan sudah membuat seorang Dinda Amelia kewalahan dengan perasaannya sendiri.

"Udah pulang bang?", Tanya seorang perempuan berkerudung kuning yang tengah duduk di ruang tamu, ibunya Bariq.

"Iya umi, nanti setelah mandi Abang izin kayak biasa ya. Mau ke mesjid, tadi waktu pulang Abang lihat anak-anak itu sudah ngumpul di sana. Senang lihat antusias mereka buat menjadikan Al-Qur'an sebagai teman sedari kecil", jelas Bariq.

"Iya anak umi yang paling penurut, moga nanti dapat jodoh orangnya juga bisa sayang keluarga ya nak", ujar ibunya.

Cerita sedikit tentang Bariq, Bariq adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Sama seperti Dinda, di keluarga Bariq juga terdiri dari 2 laki-laki dan satu perempuan. Iya benar, Bariq mempunyai 1 adik laki-laki dan yang paling kecil adalah perempuan.

"Doain aja umi", Bariq pun segera berlalu setelah berkata demikian.

____

"Ayo adik-adik kita mulai ngajinya ya. Sebelum belajar ngaji jangan lupa ucapkan bismillah dulu yuk".
Beginilah rutinitas keseharian Bariq, setelah pulang kerja Bariq menyempatkan diri untuk membantu pihak mesjid untuk mengajarkan anak-anak disekitaran mesjid untuk belajar ngaji.

____

"Nah nanti waktu sudah sampai di rumah jangan lupa kajiannya tetap dibaca ya, selain mencari ilmu dunia jangan lupa kan ilmu ...."

"Akhirat" anak-anak tersebut dengan semangat menjawab pertanyaan Bariq.

Bariq melihat sekeliling, ada dua anak yang tengah berbisik-bisik.

"Hayo, kalian ngapain itu?"

"Hehe, bang Bariq bentar lagi ulang tahun kan?", Ujar salah satunya.

"Iya, emang kalian tau dari mana?"

"Hehe tadi lihat ada nama Abang di sana, terus kami baca, dan Nemu deh tanggal ulang tahun Abang", jelasnya.

"Pinter kalian ya"

"Buat pesta dong bang, ada balon, ada badut nanti kita nyanyi-nyanyi, tiup lilin". Salah satu dari mereka menyarankan agar ulang tahun Bariq dirayakan.

"Itu bukan budaya kita, karena dengan bertambahnya umur berarti jatah hidup kita di Dunia semakin berkurang, sementara amal kebaikan yang kita kerjakan belum tentu sempurna. Nanti Abang bakalan buat syukuran aja. Jangan lupa datang ya kalian".

OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang