Suara tangisan gadis kecil yang meraung kesakitan terdengar kian mengiris hati. Gadis itu berupaya untuk tetap membuka matanya dan meminta tolong karena hanya dia lah satu-satunya yang masih sadar.
"Ma.. Pa.. adek," lirih gadis itu dengan menatap satu per satu anggota keluarganya yang tak sadarkan diri.
Rencana liburan yang sangat indah dan penuh canda tawa kini tergantikan dengan suasana tangisan pilu seorang gadis yang ketakutan.
Dengan susah payah gadis itu berusaha keluar dari mobilnya yang sudah tak berbentuk karena hancur. "Tolong," ucapnya yang kian tercekat.
Tidak ada harapan bagi gadis itu untuk mendapat pertolongan karena jalanan ini tak berpenghuni. Kepala Yora semakin pening, rasanya ia sudah tak sanggup membuka matanya hingga akhirnya ia menyerah.
Gadis itu ambruk tepat saat seorang laki-laki datang dan segera membawanya.
🥀 Yoraniandra 🥀
Mendung pagi ini tidak memberikan pengaruh apapun pada suasana gadis kecil yang terus menampakkan senyuman manisnya. Dengan telaten ia merapikan helai demi helai kain yang ada di tangannya. "Kurang dikit lagi," gumamnya dengan penuh semangat.
Gadis itu pun mempercepat kerjanya hingga akhirnya satu kemeja berhasil ia selesaikan tepat sebelum ia berangkat sekolah. "Yor, ayok mandi. Udah jam setengah 6," panggil seseorang dari dalam kamar yang membuat gadis bernama Yora itu segera berlari kecil menuju kamar mandi.
Empat tahun sudah berlalu. Sejak tragedi yang menewaskan kedua orangtuanya, ketiga keturunan Sanjaya terpisah tanpa meninggalkan jejak satu sama lain.
Keluarga besar Sanjaya? Jangan tanyakan dimana keberadaan mereka, sejak kejadian naas itu menimpa, mereka semua bungkam dan seakan hilang dari muka bumi.
Tidak ada satu pun dari mereka yang berusaha mencari ketiga anak kecil yang kini hidupnya terpontang-panting. Mereka sibuk menikmati harta peninggalan tanpa memperdulikan masa depan pemilik harta itu. Ah, bahkan keluarga besar Sanjaya berharap ketiga anak itu sudah tewas.
🥀Yoraniandra🥀
Hari ini adalah hari pertama bagi gadis berusia 10 tahun itu untuk kembali ke sekolahnya setelah liburan yang cukup panjang.
Wajahnya tersenyum sumringah, menampilkan jejeran gigi putihnya yang membuat kesan cantik semakin terlihat jelas pada gadis itu.
"Yora cantik juga ya," ucap gadis itu dengan menyisir rambut hitam lurusnya yang kini sudah semakin panjang. "Kangen di kuncir Mama," lirihnya dengan tersenyum dan mengenang usapan lembut yang dulu selalu ia rasakan.
"Yoraaaaaaaa..." seru gadis berpawakan gempal, berkulit putih dengan rambut lurus yang sama tergerainya seperti Yora.
"Tiara, udah siap?" tanya Yora pada saudarinya. Tiara pun mengangguk dan satu detik kemudian ia menggandeng tangan Yora, keduanya berjalan keluar dari rumah sederhana tempat tinggal mereka.
"Akhirnya bisa sekolah lagi, ketemu temen-temen, main bareng, ah jadi gak sabar," ucap Yora dengan nada riang yang membuat siapapun yang melihat semangat gadis itu akan ikut merasa senang.
"Yora, suka banget ya sama sekolah? Tiara nih, kalau bukan karena dipaksa sama Mama buat sekolah, males bangettt.. mending enak liburan kan? Bisa main sepuasnya, bisa nonton TV sepuasnya, bisa terbebas dari belajar," sahut Tiara dengan membayangkan aktivitas-aktivitas yang menurutnya menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YORANIANDRA 🥀
Teen FictionTentang perpisahan yang dipertemukan walaupun harus dengan mengorbankan perpisahan yang lain. "Abang bakalan jaga adek sama kakak," - Andra 4 tahun "Orangtua anda adalah penyebab dari tragedi yang menimpa keluarga saya," - Andra 18 tahun 🥇#anakp...