2

3.5K 257 67
                                    

Natan mencoba membujuk aamon agar aamon mau makan, ia akan kesulitan jika tuan muda nya ini sakit karna tak makan..

"Tuan muda kau harus makan" Natan mencoba bujuk aamon untuk makan.

"Cium aku dulu" Natan terkejut atas permintaan aamon.tapi Dengan terpaksa ia mendekatkan wajahnya ke wajah aamon dan menciumnya. Niatnya Natan hanya mengecup bibir aamon saja, tapi aamon menahan tekuk lehernya dan mengemut bibir Natan dan memasukan lidahnya kedalam.

Aamos melepaskan ciumannya dengan tak rela, tapi Natan juga perlu mengisi oksigen agar tak kehabisan nafas.
" Baiiklah sekarang tuan muda makan" Natan meletakan piring berisi nasi goreng yang ia buat.

"Siapin aku" Natan mengangguk dan menyuapi aamon. Sekarang Natan terlihat seperti seorang baby sitter mengurus baik besar. Aamon hanya terus menatap Natan yang menyuapinya, ia tak tahan tidak mencium bibir Natan yang mengoda itu. Sedangkan Natan lagi lagi hanya pasrah saja.

"Sebaiknya tuan muda pulang" kata Natan setelah menyuapi aamon.

"Kau mengusir ku" jawab aamon Natan menatap aamon kaget,

"Bukan begitu tuan muda, besokkan anda sekolah, jadi sebaiknya anda istirahat" Natan mencoba menjelaskan maksudnya yang paling tepat.

"Aku tidur disini saja dengan mu" Natan memegang pangkal hidungnya, aamon sangat keras kepala .

"Baiklah jika itu kemauan anda, saya akan menyiapkan kamar anda" aamon tidak menjawab ia hanya melihat Natan yang mulai menyiapkan kamar untuk dirinya.
Setelah menyiapkan kamar untuk aamon, Natan pergi kekamar mandi untuk mandi setelah mandi ia memakai kaos putih tipis dan celana santai selutut.

Natan naik keatas kasurnya, dan mulai memejamkan mata, tempat tidur Natan bergerak seperti ada yang naik ke atas ranjangnya. Mata Natan perlahan terbuka dan melihat aamon yang berbaring disampingnya.

"Tuan muda, kenapa ada berada dikamar saya" Natan terduduk menanyakan kenapa aamon pindah.
"Aku menginap disini untuk tidur denganmu bukan dengan guling" Aamon melingkarkan tangannya ke perut Natan membuat Natan terkejut.

"Tuan muda seharusnya Tuan muda.." aamon langsung memotongnya perkataan Natan.

"Kau berisik Natan, cepatlah tidur aku sudah mengantuk" aamon langsung membaringkan Natan dan memeluknya. Natan mencoba menyingkirkan tangan aamon dari pinggangnya membuat aamon kesal.
"Sekali lagi kau menyingkirkan tangan ku, akan ku perkosa kau" mendengar ancaman dari aamon Natan langsung ngeri tak bisa ia bayangkan apa yang akan terjadi  dan membiarkan aamon memeluknya dari belakang.

Mata Natan perlahan mulai terbuka, ia merasakan ada sesuatu yang menempel pada punggungnya juga memeluknya begitu erat. Natan melihat kebelakang ternyata itu aamon.

Bagaimana ke Sambar petir ia menjadi ketar ketir langsung bangkit dari posisi tidur menjadi berdiri, membuat kepalanya pusing.
Aamon yang merasakan terganggu membuka matanya melihat Natan yang berdiri disamping ranjang.
"Ehhh tuan muda sudah bangun" Natan menjadi panik sekarang, entah karna apa.

"Ya"jawab aamon dengan suara khas orang tidur jadi agak berat gitu.

"Sebaiknya tuan muda mandi dan berangkat kesekolah, saya akan menyiapkan serapan" Natan membalikan badannya untuk keluar kamar namun tangannya ditarik aamon membuatnya Natan terduduk disisi ranjang.

Cupp

Sebuah kecupan dibibir Natan, membuat Natan menjadi gugup dan shock.
"Morning kiss" kata aamon, aamon segera menuju kamar mandi menyisakan Natan yang masih shock.

Natan telah selesai menyiapkan serapan untuk aamon dan dirinya.
Tak lama Aamon keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada dan rambut basah,air menetes dari rambutnya dan membasahi tubuhnya.

Natan memberikan handu pada aamon untuk mengeringkan rambutnya, dan kembali kekamar untuk mencari baju yang cocok untuk aamon. Natan memberikan  sebuah kaos putih yang menurutnya cocok buat aamon.

Aamon memakai kaos itu, ternyata pas dengan aamon dan badan atletis aamon terlihat samar samar. Natan melihat bahwa aamon belum mengeringkan rambutnya, membuat Natan menarik aamon duduk dikursi dan mulai mengeringkan rambut aamon.

"Seharusnya tuan muda mengeringkan rambut terlebih dahulu" ucap Natan.

"Sengaja tidak kulakukan, agar kau yang mengeringkannya sendiri" jawab aamon, Natan hanya diam saja, ia sudah mengerti sakarang.

Selesai mengeringkan rambut aamon Natan segera menuju kamar mandi, ia juga harus berangkat kerja hari ini. Natan berpikir aamon sudah kembali, ternyata belum.

Natan dan aamon makan bersama tanpa adanya percakapan sampai selesai makan.
"Ayok kita berangkat" ucap aamon, Natan mengerutkan keningnya.

"Tuan muda harus sekolah, nanti anda bisa terlambat" yang diberi nasehat malah bersikap datar membuat Natan hanya bisa bingung sendiri.

"Aku tidak menerima penolakan, ayok ku antar" aamon menarik tangan Natan sampai di depan mobil nya. Natan ingin menolak tapi apalah daya, ia sudah terlanjur dipaksa.

Natan memasuki kantornya, dia yakin sebentar lagi temannya akan bertanya bagaimana tuan muda paxley mengantarkan Natan si karyawan biasa ini.
"Natan tadi kau diantar oleh tuan muda paxley kan" tanya Silvana.

"Kecilkan suaramu Silvana"Silvana mengangguk lalu menunggu jawaban Natan.
"Iyah itu tuan muda, aku tadi bertemu dengannya dijalan waktu taksi yang ku tumpangi mogok" Natan hanya bisa berbohong dari Silvana, dan Silvana malah percaya dengan omongan Natan.

" Ohh begitu, kukira kalian ada hubungan hehehe" Natan hanya mengacuhkan Silvana dan berjalan menuju mejanya.

"Tidak mungkin lah, kau jangan mengada-ada" Silvana hanya tertawa ringan, entah kenapa ia suka sekali melihat Natan dengan ekspresi kesal..

Aamon berjalan menuju kelasnya physical 12 A, disepanjang koridor banyak yang menyapanya, murid teladan, kaya raya, ganteng siapa yang tidak mengenalnya bahkan sekolah sebelah mengenal dirinya.

"Kak aamon ganteng banget kyaaaaa" teriak lebay gadis di koridor itu. Tapi aamon hanya mengabaikan mereka.

"Woy aamon" suara teriakan keras memanggil nama aamon, aamon menoleh ke belakang melihat pria berambut pirang sedang mendekati nya.

"Ada apa"tanya aamon pada pria itu (alucard )

"Engak ada sih, cuma nyapa aja hehehe" alucard cengengesan tak jelas, membuat aamon mengabaikannya.

Aamon dan alucard berjalan menuju kelasnya, mereka sekelas sudah dari kelas 10 dan berteman baik sampai sekarang.
"Oh iya aku sampai lupa, kau tau zilong sedang dekat dengan seseorang lho" aamon menoleh kearah alucard, ia sudah tau bagaimana sifat zilong.

"Paling gak lama tuh orang dia tinggalin"alucard tampak berpikir. Ia memang sependapat dengan aamon zilong kan Memeng seperti itu.

"Iyah juga yah" terkadang aamon heran kenapa teman temannya bisa selemot ini pikirannya.

"Siapa yang ia dekatin sekarang" tanya aamon

"Ling" aamon tak percaya zilong mendekati Ling orang yang selalu dingin pada siapapun bahkan hampir tak pernah berbicara selama ini.
"Kau kagetkan sama aku juga hahaha, gila zilong nekad banget buat dekatin Ling" aamon tak mau ambil pusing, biarkan saja zilong mengejar pria itu lagian jika itu mau zilong yah mau bagaimana lagi.



CALL MY NAME (AamonXnatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang