07

3.5K 279 73
                                    

Natan dan aamon sudah kembali pulang dari kunjungan rumah belerick, sedari tadi aamon hanya terdiam tidak seperti biasanya, membuat Natan mendekati aamon yang duduk merenung di sofa rumah Natan.
"Apa yang sedang anda pikirkan tuan muda"  tanya Natan. Mata biru milik aamon menatap mata Natan dalam seperti memberitahukan sebuah kegelisahan.
"Berceritalah, aku akan mendengarkan mu" bujuk Natan.

"Apa setelah aku lulus sekolah, kau akan menikah dengan ku" Natan tak bisa berkata apapun, ia tak menyangka aamon memikirkan hal sejauh itu, mata biru itu menatap mata Natan dengan berharap.
"Kenapa kau diam, apa kau tak ingin menikah dengan ku" Natan memegang keningnya, pertanyaan aamon sangat membingungkan, Natan merasa ragu ingin menjawab apa sekarang.

"Sudahlah jangan dibahas, apa kau ingin makan" kata Natan mencoba menggalikan pembicara. Aamon tampak berpikir dan mengangguk.

"Iya Aku ingin memakan mu" aamon menunjukan senyum jahil, Natan yang melihat itu menatap aamon horor, tadinya aamon gelisah tak menentu sekarang ia membuat ulah dengan menggoda natan

"Aku serius aamon" aamon hanya tertawa kecil, melihat Natan dengan ekspresi serta tatapan was- was, sangat menggemaskan.

" aku sama sekali belum menandai mu, bukan, jika itu tidak dilaksanakan maka bisa saja kau akan menjadi milik orang lain" entah darimana aamon mendapatkan pemikiran seperti itu, Natan hanya bisa menggelengkan kepala tak habis pikir.

"Itu tidak ada hubungannya tuan muda, jangan berpikiran yang aneh-aneh aku akan segera mengambilkan mu makanan" jawab Natan bangkit berdiri ingin menuju dapur, namun tangannya ditarik aamon sehingga Natan terduduk dipangkuan aamon.

"Apa salahnya kita mencoba huh" ucapan aamon lebih mistis dari apapun bagi Natan, bahkan tatapan aamon seperti ingin menelanjanginya membuat bulu kuduk Natan berdiri.

Aamon mendekati wajah nya ke Natan, tapi Natan memundurkan kepalanya. Bagi Natan aamon terlalu dini melakukan seperti ini, sangat disayangkan otak geniusnya jika dipenuhi hal tak senonoh ini.

"aamon kau terlalu dini untuk melakukan ini, kau masih butuh memikirkan hal yang bermutu selain menandai tuan muda" perkataan Natan seperti sindiran bagi aamon. Membuat aamon kesal dan membalas ucapan Natan.

"Kau meragukan ku dalam menandai dan bermain, apa perlu ku tunjukkan cara ku melakukannya padamu" Natan melongok ditempat, ia sangat pusing menghadapi aamon, Natan berpikir pada masa waktu remajanya tidak ada Yang pernah seperti ini selain belajar dan menimba ilmu, tapi lihatlah ini, apa perkembangan zaman telah mengubah cara berpikir seseorang sekarang.

Aamon mengendong Natan ala pengantin menuju kamar, membuat Natan panik, namun tak berani memberontak
"Apa yang anda lakukan" aamon tersenyum penuh arti ke Natan, membuat Natan hanya diam membayangkan dirinya akan ..itu susah dijelaskan!

"Akan ku tunjukkan bagaimana cara ku menandai mu dan bermain"  aamon membaringkan tubuh Natan diatas ranjang tak lupa aamon mengunci kamar agar Natan tak lari. Natan bangkit berdiri disamping ranjang, membuat aamon tersenyum miring.

"Apa kau ingin langsung melakukannya atau pemanasan dulu" aamon melangkah mendekati Natan, membuat Natan mundur menjaga jarak, berharap seseorang menolong nya dari singa kelaparan ini.
"Kurasa kita butuh pemanasan dulu, bukan begitu SAYANG" aamon menekan kata sayang membuat Natan panik ini akan menjadi momen tak terlupakan dihidupnya.

Se-berusaha apapun Natan ia Takan bisa lari dari tangkapan aamon, sekarang posisi Natan telah ditidih aamon yang mengunci semua pergerakannya. Aamon mengambil dasi yang terletak dimeja samping ranjang dan mengikat tangan Natan ke kepala ranjang.
"Ini namanya pemerkosaan, tuan muda" aamon hanya tersenyum , benar yang dikatakan Natan ini namanya pemerkosaan, tapi jika tidak diperlakukan seperti ini Natan tak mau, terkadang perkataan zilong dan alucard ada benarnya, jika tak dipaksa maka seseorang tak akan mau.

"Kau akan menyukainya, cukup lihat dan nikmati bagaimana aku akan melakukannya" Natan meneguk ludahnya dengan susah payah ini akan sangat menegangkan bahkan tatapan aamon seperti singa yang akan memangsa serta memakannya bulat bulat 

Aamon mencium bibir Natan dengan perlahan serta menjilatnya, menatap Natan yang menutup matanya tak ingin melihat apapun
"Buka mata mu" perintah aamon, dengan terpaksa Natan membuka matanya menatap mata biru aamon yang menatapnya begitu dalam.

Aamon kembali menciumi bibir Natan dan pindah menjelajahi lehernya
"Nggemm" aamon tersenyum disela-sela kegiatannya mendengar  suara Natan yang mulai menikmati permainannya. Aamon mengigit kecil serta menghisap leher Natan dan meninggalkan tanda merah dilehernya.
"Aamon.....berrrhen ...nti" untuk pertama kali Natan menyebut nama aamon membuat putra sulung paxley semakin menggila.















































































































































Jangan lupa berdoa meminta doa pengampunan 🤸





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CALL MY NAME (AamonXnatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang