3

2.9K 242 32
                                    

"hy brothers" sapa zilong pada kedua temanya itu dengan senyum lebar dan wajah yang berseri-seri setiap hari seperti tak ada beban hidup.

"Woy Zil, ngimana hubungan mu dengan Ling, udah mencair belum" alucard sangat kepo dengan hubungan zilong, ia kurang yakin zilong dapat meluluhkan Ling.

"Yah belum lah, butuh proses dulu masa langsung luluh gtu"zilong mencoba menjelaskan hubungan nya pada alucard.

"Aku kurang yakin kau bisa meluluhkannya, lagian tidak cocok Ling yang modelan gitu berpasangan dengan tong sampah seperti mu hahaha" alucard tertawa keras membuat mereka menjadi pusat perhatian sekelas.

"Tong sampah apanya, ganteng plus berkarisma gini kok dibilang tong sampah, katarak tuh matamu hahaha" aamon hanya memperhatikan perdebatan tak bermanfaat dari mereka, ia lebih baik mengirimkan pesan pada Natan.

Ling masuk kekelas membuat mata tertuju padanya, tiap hari Ling semakin dingin juga bertambah gantengnya membuat zilong mendorong alucard yang menghalanginya jalannya ke Ling.
"Wihh anak setan emang" maki alucard karna didorong zilong.

"Eehh Ling nanti sore ada waktu ngak" tanya zilong dengan senyuman menawan. Bukannya terpesona Ling malah kesal, beberapa hari ini zilong menganggu ketenangannya membuat Ling kesal.

Ling hanya mengabaikan zilong tanpa menjawab, Ling berjalan kearah meja dan kursinya berada dan jangan lupakan zilong mengikutinya dan duduk didepan menghadap Ling.
"Yahelah dicuekin" kata zilong . Bukan zilong namanya kalau tidak pernah tersenyum cerah setiap saat.
"Ling punya waktu kan, oke nanti sore ku jemput yah" padahal Ling belum menjawab apapun zilong sudah memutuskan perjanjian sepihak.

Ling ingin sekali memukul wajah menyebalkan zilong, tapi demi images nya dia hanya menahan aja.
"Ehhemm" zilong menoleh kesamping pria dengan tatapan datar berada disampingnya.
"Bisakah kau pergi, ini kursi ku" lagi lagi zilong hanya tersenyum seperti orang bodoh.

"Ehhh Granger, kita tukaran tempat duduk yah aku duduk disini kau duduk di kursi ku" Granger hanya menatap zilong semakin datar.

"Tidak" jawab Granger mutlak. Zilong hanya pasrah dan mempersilakan Granger untuk duduk.

"Oh iya jangan lupa yah Ling" kata zilong tak lupa senyum manis ia tunjukan kepada Ling, Ling hanya mengabaikan zilong tak peduli dengannya.

"Gila,, itu namanya pemaksaan  bodoh" zilong hanya memberikan senyum isyarat pada alucard.

"Kalau engak digituin dia bahkan ngak mau, kalau ngak mau yah bagaimana kami bisa dekat" benar juga yang zilong katakan dengan entengnya alucard mengangguk setuju.

"Iyah yah, kalau ngak dipaksa mana mungkin dia mau, kau memang genius zilong hahaha" zilong dan alucard tertawa bersama seperti orang gila membuat beberapa orang yang didekat mereka heran juga sedikit tertawa karna ketularan ketawa zilong dan alucard.

(Marilah kita lihat aamon!) Yang hanya memperhatikan dua temannya ini ketawa tanpa adanya sebuah lawakan..
"Ehh aamon, ada yang minta nomor mu padaku, apa aku berikan atau tidak" tanya alucard. Aamon hanya mengerutkan keningnya seperti bertanya siapa yang memintanya.
"Anak kelas 10 magic A namanya floryn" aamon hanya menggelengkan tak menyetujui jika nomornya di berikan ke adek kelas.

"Ehhh tuh orang cantik lho Mon, masa ngak mau"kini zilong mencoba membujuk aamon untuk memberikan nomor nya kepada adek kelas.

"Aku dah punya pacar, jadi jangan diberikan" zilong, alucard saling bertatapan dan.

"Bhahahaha uhukk uhukk" zilong alucard tertawa sambil terbatuk seperti tak percaya oleh ucapan aamon.
"Kau lagi ngak menghalukan, sejak kapan kau memiliki pacar"zilong mencoba memastikan bahwa aamon tidak bercanda

"Aku serius" oke zilong dan alucard kemode serius sekarang.

"Siapa,, orang mana, cowok apa cewek,," pertanyaan demi pertanyaan alucard dan zilong lontarkan membuat aamon kesal.

"Namanya Natan seorang karyawan di perusahaan miliki keluargaku" zilong semakin serius mendengarkan aamon, karna aamon mengecilkan suaranya agar tak terdengar siapapun selain mereka bertiga.

"Karyawan,, lebih tua dari mu berarti" tanya alucard. Aamon mengganguk sebagai jawabannya.

"Hahaha gila,,, kau sengaja menutupi nya selama ini" Kata zilong

"Aku tidak menutupinya, kami baru jadian kemarin" zilong dan alucard mengangguk mengerti.

"Umurnya berapa"tanya alucard.

"Sekitar 22 tahun" jawab aamon. Zilong mencoba menghitung dengan jarinya jarak umur Natan dengan aamon.

"5 tahun, jarak umurmu dengannya 5 tahun" kata zilong dengan menunjukkan kelima jarinya didepan wajah aamon.

"Menghitung itu aja harus pakai jari, lemah banget" sindir alucard. Zilong langsung memukul kepala alucard membuat alucard meringis.

"Sakit goblok" zilong tak peduli begitu juga aamon yang mengabaikan alucard yang kesakitan.

Guru memasuki kelas membuat zilong berlari kekursinya dan duduk dengan santai pastinya.
"Berdiri" perintah dari ketua kelas dan di ikuti oleh semuanya.
"Selamat pagi pak" ucap semua dengan serentak.

"Selamat pagi, baik mari kita lanjutkan materi kita yang kemarin" kata sang guru matematika...

Natan kembali memegang keningnya. Aamon mengirim pesan padanya bahwa nanti sore mereka akan jalan-jalan. Natan menatap nanar pesan itu ia tak tau harus mengetik apa sebagai jawabannya.

"Baiklah tuan muda" Natan mengirim pesan tersebut. Ia menarik nafas lelah, ini adalah yang dia tidak sukai dalam berpacaran selalu saja dipaksa.

"Seharusnya kau mengatakan tidak saja tadi, dasar tuan muda pemaksa" Natan berbicara sendri, melihat Natan yang berbicara sendiri lunox mendekati Natan.

"Kau baik baik saja Natan" Natan menatap lunox dan tersenyum tipis.

"Yah aku tak apa lunox" lunox membalas senyuman Natan.

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama di rumah makan  bersama yang lain" lunox mencoba menawarkan Natan makan bersama dan diiyakan oleh Natan.

"Ayok,,, lagian aku juga lapar" lunox dan Natan berjalan bersama menuju rumah makan untuk makan siang.

"Kalian ingin kemana" lunox dan Natan melihat Brody mendekati mereka.

"Kami ingin makan siang, apa kau ingin ikut" jawab lunox, Brody langsung mengangguk dan pergi bersama. Mereka tidak perlu naik kendaraan karna rumah makan dengan kantor mereka tidak berjauhan jadi cukup jalan kaki saja.

"Kau terlihat lesuh Natan ada apa" tanya Brody, Natan langsung tersenyum seolah tidak terjadi apa apa.

"Tidak terjadi apapun Brody"jawab Natan, tiba tiba Brody mengelus kepalanya membuat Natan kaget sedangkan lunox senyum senyum saja.

"Hehehe rambutmu lembut dan sangat unik buat ku tak bisa menahan tidak mengelusnya" Natan hanya tersenyum maklum jika Brody seperti itu, sedang lunox dia sudah ingin berteriak bahagia melihat kedua pria ini bermesraan.
Tanpa Natan sadari sepasang mata memperhatikannya..

"Hay Silvana" sapa lunox

" Hy sini, kita makan bersama"ajak Silvana dan menggeser posisi duduknya. Lunox, Natan dan Brody duduk dimeja yang sama dengan Silvana.
"Kalian ini makan apa biar aku pesan kan" tanya Silvana.

"Aku nasi Padang" jawab lunox dan di anggukkan oleh Silvana.

"Aku juga sama dengan lunox" Silvana menatap Brody.

"Aku juga sama dengan kalian" Silvana pergi untuk memesankan pesanan mereka dan kemudian kembali kemeja makan menunggu pesanan datang.

CALL MY NAME (AamonXnatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang