Keajaiban

773 72 3
                                    

New Thitipoom berlari ke tengah jalan begitu melihat seorang nenek berusaha menyebrangi jalanan yang padat. Beberapa detik lagi lampu lalu lintas akan berubah menjadi hijau, namun sang nenek belum juga mencapai bahu seberang jalan.

Pemuda dengan seragam kantor yang berantakan akibat hari yang sudah menggelap, segera menuntun sang nenek, kepalanya menunduk beberapa kali ke arah pengemudi mobil meminta maaf karena telah mengganggu perjalanan mereka. Setelah sampai di bahu jalan, New berpamitan pada sang nenek. Ia hanya ingin cepat-cepat rebahan di kasur kosannya.

Tapi tangan putihnya di Tarik oleh sang nenek.

"Ada baiknya kau menerima pemberianku ini, nak."

New melihat botol minuman di ulurkan kepadanya. Ia tak enak hati, ia sebenarnya berniat membantu dengan tulus. Tidak pernah menerima imbalan apapun, karena memang begitulah New Thitipoom, pemuda baik berhati tulus yang sudah jarang bisa ditemui jaman sekarang.

Dengan gelengan pelan, New menolaknya secara halus. "Terima kasih Nek, tapi aku menolong nenek karena teringat kakekku di kampung." Ujarnya tersenyum.

Namun sang nenek tidak suka mendengarnya, "Kalau begitu, kau seharusnya tidak menolak pemberian nenekmu ini, kan? Aku bisa sedih mendengarnya. Hanya sebuah minuman."

Juga, New Thitipoom adalah pemuda yang tidak bisa menolak kebaikan hati lainnya. Maka dari itu ia mengambilnya dan berterima kasih.

"Terima kasih, nek. Kalau begitu pulangnya hati-hati ya." Ia menimang botol itu, langsung memasukkannya ke dalam tas, berbalik meninggalkan sang nenek yang tanpa ia ketahui, tengah menyeringai ke arahnya.

"Sama-sama New Thitipoom, cucuku."




Inspirasi dari Pluem Purim

Emergency MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang