"Bagaimana perasaanmu, Tuan New Thitipoom?" Tanya Off Jumpol, dokter yang langsung datang begitu mendapat telepon dari bagian resepsionis. Ia memang bekerja untuk GMM Inc. tempat New dan Gun bekerja.
New berbaring di ruangan yang sangat asing, untungnya ia mampu mengenali wajah dokter Off.
"Aku merasa mual."
New memijat jidatnya saat mengingat jika ia baru saja pingsan di kantin kantor. Jangan lupakan ia juga muntah di piringnya. Sungguh memalukan.
"Sebelumnya New, ada yang ingin aku tanyakan. Mungkin ini juga jawaban atas masalah kesehatanmu."
New mengangguk, menarik napasnya panjang karena perasaannya mulai tidak enak.
"Apakah kau pernah berhubungan intim dengan pria lain?"
"HAH?! Ke-kenapa Tanya begitu?" New berusaha menutupi rasa terkejutnya dengan mengalihkan pandangannya pada Gun. Namun sahabatnya itu seolah tidak terkejut sedikit pun. Seolah Gun pun mengetahuinya lebih dulu.
"Tidak apa New. Aku bisa menjaga rahasia. Jika kau masih ragu, aku akan meminta Gun keluar. Maka—"
"Aku— bukan itu dokter Off."
Gun memandang New dengan perasaan mengerti. "Kalau kau malu padaku, aku sama sekali tidak masalah New. Aku pun menyukai laki-laki. Tapi jika kau lebih nyaman maka aku akan keluar."
"GUN! Bukan begitu." Akhirnya New mengambil posisi duduk di atas tempat tidurnya, ia masih merasakan mual sedikit begitu perutnya tertekuk.
"Memangnya apa yang terjadi?"
"Semua akan terjawab jika kau menjawab pertanyaan ku terlebih dahulu New. Apakah kau pernah berhubungan intim dengan pria lain?"
New meneguk salivanya berat. "Ya." Kepala Off tersentak begitu mendengar jawaban pelan dari New. "Kapan terakhir kali kau melakukannya?" tuntutnya ingin tahu.
"Uhm, aku hanya melakukannya sekali."
"Kapan?" Tanya Off tajam.
"Satu bulan yang lalu, saat pesta ulang tahun bos."
"Kalau begitu kau melakukannya dengan pegawai GMM?" Tanya Gun, melihat New meremas selimut membuatnya tak enak hati. Apa yang telah terjadi dengan sahabatnya ini?
"Jika aku boleh tahu, dengan siapa?" Tanya Off.
"Tay Tawan."
Off menegakkan badannya, keterkejutan jelas terpampang nyata dalam wajahnya. Begitupula Gun. "Tapi memangnya ada apa? Apakah aku terkena HIV? Katakan ada apa?"
Off mengambil ponselnya dan mengajak Gun untuk keluar sesaat. "Kami permisi sebentar, tidurlah dulu. Kami akan kembali."
Off dan Gun berjalan keluar meninggalkan New sendirian dengan pikirannya. Apa yang terjadi? Kenapa pertanyaan yang diajukan sedikit... aneh? Apakah Tay Tawan menularkan penyakit berbahaya?
Sial, New berusaha untuk tetap tenang saat ia mencoba tertidur. Suasana yang sepi dengan suara jam yang menemaninya membuat New makin tidak tenang.
...
"Hampir delapan tahun aku bekerja sebagai dokter, tidak pernah satupun kasus seperti ini ku temui."
Baik New dan Tay masih belum bisa menemukan titik temu dari topic yang sedang Off bicarakan.
"Apa maksud mu, Off?" Tanya Tay ingin tahu. Ia bahkan tidak tahu kenapa dirinya diseret Gun ke dalam klinik milik Off.
"Sebelumnya apakah kau merasa aneh New?" Tanya Off, mengalihkan perhatian Tay.
"Uhm... kadang aku merasa mual, kadang pusing, kadang juga aku merasa ingin menangis."
"Itukan gejala umum, apa hubungannya dengan ku?" Tanya Tay merengut. Seakan dia peduli dengan keadaan pemuda yang menggodanya lalu memintanya untuk melupakan, egois. Sedang New benar-benar tidak tahu apa yang tengah terjadi.
"Ini adalah kasus yang aneh. Meski aku tahu, ini juga masalah pribadi antara kau dan New, tapi tetap saja ini bisa membahayakan nyawa New."
TUH KAN? Apakah Tay benar-benar menularkan HIV padanya?
"Meski langka tapi memang ada beberapa pria yang terlahir dengan keunikan, termasuk kau tuan New Thitipoom. Mungkin kau tidak menyadarinya, tapi dalam perutmu ada Rahim." Off menjelaskan. Mendengar kata-kata Off, Tay memucat seketika dan mulai tampak akan pingsan di ambang kepanikan. Sementara New, ia merasa mengerti perkataan Off, tapi otaknya menolak menelaah lebih jauh.
"Singkatnya, New, kau hamil anakmu bersama Tay."

KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Marriage
FantasyNew Thitipoom tidak pernah menyangka dalam hidupnya akan terjebak dalam takdir yang konyol bersama Tay Tawan. Bagaimana bisa ia hamil, anak Tay Tawan? "Kita akan menikah, New Thitipoom." "Sejak kapan aku setuju menikah dengan mu?"